Historivia

Bung Karno dan Perempuan-Perempuan Cantik

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Kamis, 21 Juni 2018
Bung Karno dan Perempuan-Perempuan Cantik

Bung Karno bersama ibundanya tercinta, Ida Ayu Nyoman Rai. (Foto: Repro merahputih.com)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

DI balik kebesaran nama Sukarno, sejarah mencatat tersebutlah beberapa nama perempuan-perempuan nan tangguh. Kharisma yang dimiliki Bung Karno, kerap mengundang decak kagum seluruh perempuan yang dijumpainya. Perlakuan Kusno, panggilan Bung Karno saat kecil, terhadap perempuan juga berlaku istimewa.

Saat diwawancarai Cindy Adams, wartawati asal Amerika, Bung Karno mengakui bahwa dirinya memang seorang pemuja wanita cantik. "Aku menyukai gadis-gadis yang menarik di sekelilingku, karena gadis-gadis ini bagiku tak ubahnya seperti kembang yang sedang mekar dan aku senang memandangi kembang," kata Sukarno kepada Cindy Adams yang dimuat dalam buku biografi Bung Karno Penjambung Lidah Rakjat Indonesia (1966).

Akibatnya, seperti dikutip dari majalah Intisari edisi Mei 2001, pengakuan Sukarno dilontarkan akibat 'serangan' pers Barat, terlebih Amerika, yang kerap menggambarkan dirinya sebagai sang petualang cinta. Kemarahan dan kekecewaannya itu pun diungkapkan langsung kepada John F. Kennedy saat Sukarno berkunjung ke Amerika.

"Majalah Tuan, Time dan Life terutama, sangat kurang ajar terhadap saya. Coba pikir, Time menulis, 'Sukarno tidak bisa melihat rok wanita tanpa bernafsu'. Selalu menulis yang jelek-jelek."

Berikut Perempuan-perempuan yang pernah menghiasi kehidupan Bung Karno:

1. Siti Oetari Tjokroaminoto

Istri Bung Karno, Siti Oetari Tjokroaminoto.

Siti Oetari adalah putri sulung Hadji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto, pemimpin Sarekat Islam (SI). Siti Oetari adalah perempuan pertama yang mengisi kehidupan Bung Karno. Siti Oetari menikah dengan Bung Karno ketika usianya belum genap 20 tahun. Ia kepincut Bung Karno ketika presiden pertama RI itu masih menempuh pendidikan di Hogere Burger School (HBS), dan tinggal di rumahnya.

Namun, setelah menikah Bung Karno meninggalkan Surabaya untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi di Technische Hoogeschool te Bandoeng (THS, sekarang ITB) di Bandung. Hingga akhirnya, Bung Karno menceraikan Oetari.

2. Inggit Garnasih

Inggit Garnasih.

Inggit Garnasih lahir di Desa Kamasan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada 17 Februari 1888. Inggit adalah perempuan kedua yang mengisi kehidupannya setelah Siti Oetari.

Inggit juga salah seorang perempuan yang banyak menyokong setiap langkah perjuangan-perjuangan Bung Karno. Inggit juga perempuan yang kerap menjenguk Bung Karno ketika ia masuk penjara Belanda di Bandung. Bagi Inggit, Bung Karno adalah cinta sejatinya.

Inggit juga perempuan yang ikut mengantarkan Bung Karno ke dalam pintu gerbang kemerdekaan setelah melewati tahun-tahun gejolak marabahaya.

Meskipun mereka akhirnya tidak lagi bersama, hubungan keduanya sangat baik, dan Inggit tetap menyimpan perasaan terhadap Bung Karno. Inggit juga melayat ketika Bung Karno meninggal.

3. Fatmawati

Fatmawati.

Fatmawati memilki nama asli Fatimah. Fatmawati lahir di Bengkulu 5 Februari 1923. Fatnawati adalah perempuan yang menemani Bung Karno saat detik-detik proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Bahkan, ia adalah perempuan yang menjahit bendera merah putih, yang dijadikan sebagai bendera pusaka, yang dikibarkan saat pembacaan teks proklamasi 17 Agustus 1945.

4. Ratna Sari Dewi

Ratna Sari Dewi

Ratna Sari Dewi menikah dengan Bung Karno pada tahun 1962, ketika berumur 19 tahun. Dari hasil pernikahannya, ia mempunyai satu orang anak, yaitu Kartika Sari Dewi Sukarno.

Ratna Sari Dewi adalah perempuan berkebangsaan Jepang, dengan nama asli Naoko Nemoto. Dewi berkenalan dengan Bung Karno lewat seorang relasi ketika Bung Karno berada di Hotel Imperial, Tokyo.

Menjelang redupnya kekuasaan Sukarno, Dewi meninggalkan Indonesia. Setelah lebih sepuluh tahun bermukim di Paris, pada 1983 Dewi kembali ke Jakarta. Namun, tahun 2008 ia kembali ke Jepang dan menetap di Shibuya, Tokyo.

5. Hartini

Hartini

Hartini adalah istri keempat Bung Karno. Hartini lahir di Ponorogo, Jawa Timur, 20 September 1924 dan meninggal di Jakarta, 12 Maret 2002.

Hartini menikah dengan Bung Karno sebagai seorang janda dengan 5 anak. Sampai akhir hayat, Bung Karno hidup dengan Hartini. Bahkan, di pangkuan Hartini, Bung Karno mengembuskan napas terakhirnya.

#Bung Karno #Istri Sukarno #Sukarno
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Indonesia
Jenazah Istri ke-7 Presiden ke-1 RI Soekarno Akan Dipulangkan ke Indonesia
Yurike menikah dengan Soekarno pada 6 Agustus 1964. Sebelum dipinang Sukarno, Yurike tercatat sebagai anggota Barisan Bhinneka Tunggal Ika.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 19 September 2025
Jenazah Istri ke-7 Presiden ke-1 RI Soekarno Akan Dipulangkan ke Indonesia
Indonesia
Suara Megawati Bergetar saat Ceritakan Ziarah ke Makam Imam Al-Bukhari: Ingat Bung Karno Buka Pintu Warisan Islam Asia Tengah
Suara Megawati bergetar saat menceritakan perjalanan ziarahnya ke makam Imam Al-Bukhari. Ia ingat sang ayah, Bung Karno, yang memainkan peran kunci.
Soffi Amira - Rabu, 16 April 2025
Suara Megawati Bergetar saat Ceritakan Ziarah ke Makam Imam Al-Bukhari: Ingat Bung Karno Buka Pintu Warisan Islam Asia Tengah
Indonesia
Cerita Megawati Anggap Uzbekistan Jadi Bagian Sejarah Spiritual Bangsa Indonesia
Bung Karno menyatakan, niatnya untuk berziarah ke makam Imam Bukhari, ulama besar perawi hadis Nabi Muhammad SAW.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 16 April 2025
Cerita Megawati Anggap Uzbekistan Jadi Bagian Sejarah Spiritual Bangsa Indonesia
Indonesia
Jadi Tamu Utama HUT ke-76 India, Prabowo Ikuti Jejak Sukarno 75 Tahun Silam
Presiden RI Prabowo Subianto akan memeriahkan parade perayaan Hari Republik India ke-76 di Kartavya Path, New Delhi, pada Minggu (26/1) sebagai Tamu Utama atau Chief Guest.
Wisnu Cipto - Minggu, 26 Januari 2025
Jadi Tamu Utama HUT ke-76 India, Prabowo Ikuti Jejak Sukarno 75 Tahun Silam
Indonesia
Guntur Sebut Pendongkelan Kepemimpinan Sukarno tidak Sah
Guntur menekankan fakta-fakta sejarah membantah Bung Karno telah melakukan pengkhianatan dengan mendukung pemberontakan G30SPKI.
Dwi Astarini - Senin, 09 September 2024
Guntur Sebut Pendongkelan Kepemimpinan Sukarno tidak Sah
Indonesia
Beda dengan Bung Karno, Jokowi Tampilkan Teater Para Penjajah yang Bungkam Rakyat
Dalam konteks ini, Bung Karno menempatkan pandangan dan gagasan dari mereka yang dilumpuhkan
Angga Yudha Pratama - Jumat, 16 Agustus 2024
Beda dengan Bung Karno, Jokowi Tampilkan Teater Para Penjajah yang Bungkam Rakyat
Indonesia
PDIP Undang 'KPK' untuk Meriahkan Puncak Bulan Bung Karno 2024
PDIP mengundang Kelompok Pemuja Koplo untuk memeriahkan acara puncak Bulan Bung Karno 2024.
Soffi Amira - Minggu, 30 Juni 2024
PDIP Undang 'KPK' untuk Meriahkan Puncak Bulan Bung Karno 2024
Indonesia
Relevansi "Indonesia Menggugat" Bung Karno di Zaman Sekarang
Pemikiran Bung Karno jauh melampaui zaman. Sebab, imperialisme dan kolonialisme tidak berakhir dan justru bertranformasi saat ini.
Wisnu Cipto - Kamis, 06 Juni 2024
Relevansi
Indonesia
PDIP Setujui Pernyataan Prabowo soal Bung Karno Milik Seluruh Rakyat Indonesia
PDIP menyetujui pernyataan Prabowo soal Bung Karno adalah milik seluruh rakyat Indonesia.
Soffi Amira - Jumat, 10 Mei 2024
PDIP Setujui Pernyataan Prabowo soal Bung Karno Milik Seluruh Rakyat Indonesia
Kuliner
Ini nih, Menu Sahur Sukarno dan Hatta Jelang Indonesia Merdeka
Keduanya menyempatkan menyantap sahur untuk pelaksanaan puasa hari kesembilan di bulan Ramadan 1366 H.
Dwi Astarini - Rabu, 20 Maret 2024
Ini nih, Menu Sahur Sukarno dan Hatta Jelang Indonesia Merdeka
Bagikan