Bung Karno dan Perempuan-Perempuan Cantik


Bung Karno bersama ibundanya tercinta, Ida Ayu Nyoman Rai. (Foto: Repro merahputih.com)
DI balik kebesaran nama Sukarno, sejarah mencatat tersebutlah beberapa nama perempuan-perempuan nan tangguh. Kharisma yang dimiliki Bung Karno, kerap mengundang decak kagum seluruh perempuan yang dijumpainya. Perlakuan Kusno, panggilan Bung Karno saat kecil, terhadap perempuan juga berlaku istimewa.
Saat diwawancarai Cindy Adams, wartawati asal Amerika, Bung Karno mengakui bahwa dirinya memang seorang pemuja wanita cantik. "Aku menyukai gadis-gadis yang menarik di sekelilingku, karena gadis-gadis ini bagiku tak ubahnya seperti kembang yang sedang mekar dan aku senang memandangi kembang," kata Sukarno kepada Cindy Adams yang dimuat dalam buku biografi Bung Karno Penjambung Lidah Rakjat Indonesia (1966).
Akibatnya, seperti dikutip dari majalah Intisari edisi Mei 2001, pengakuan Sukarno dilontarkan akibat 'serangan' pers Barat, terlebih Amerika, yang kerap menggambarkan dirinya sebagai sang petualang cinta. Kemarahan dan kekecewaannya itu pun diungkapkan langsung kepada John F. Kennedy saat Sukarno berkunjung ke Amerika.
"Majalah Tuan, Time dan Life terutama, sangat kurang ajar terhadap saya. Coba pikir, Time menulis, 'Sukarno tidak bisa melihat rok wanita tanpa bernafsu'. Selalu menulis yang jelek-jelek."
Berikut Perempuan-perempuan yang pernah menghiasi kehidupan Bung Karno:
1. Siti Oetari Tjokroaminoto

Siti Oetari adalah putri sulung Hadji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto, pemimpin Sarekat Islam (SI). Siti Oetari adalah perempuan pertama yang mengisi kehidupan Bung Karno. Siti Oetari menikah dengan Bung Karno ketika usianya belum genap 20 tahun. Ia kepincut Bung Karno ketika presiden pertama RI itu masih menempuh pendidikan di Hogere Burger School (HBS), dan tinggal di rumahnya.
Namun, setelah menikah Bung Karno meninggalkan Surabaya untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi di Technische Hoogeschool te Bandoeng (THS, sekarang ITB) di Bandung. Hingga akhirnya, Bung Karno menceraikan Oetari.
2. Inggit Garnasih

Inggit Garnasih lahir di Desa Kamasan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada 17 Februari 1888. Inggit adalah perempuan kedua yang mengisi kehidupannya setelah Siti Oetari.
Inggit juga salah seorang perempuan yang banyak menyokong setiap langkah perjuangan-perjuangan Bung Karno. Inggit juga perempuan yang kerap menjenguk Bung Karno ketika ia masuk penjara Belanda di Bandung. Bagi Inggit, Bung Karno adalah cinta sejatinya.
Inggit juga perempuan yang ikut mengantarkan Bung Karno ke dalam pintu gerbang kemerdekaan setelah melewati tahun-tahun gejolak marabahaya.
Meskipun mereka akhirnya tidak lagi bersama, hubungan keduanya sangat baik, dan Inggit tetap menyimpan perasaan terhadap Bung Karno. Inggit juga melayat ketika Bung Karno meninggal.
3. Fatmawati

Fatmawati memilki nama asli Fatimah. Fatmawati lahir di Bengkulu 5 Februari 1923. Fatnawati adalah perempuan yang menemani Bung Karno saat detik-detik proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Bahkan, ia adalah perempuan yang menjahit bendera merah putih, yang dijadikan sebagai bendera pusaka, yang dikibarkan saat pembacaan teks proklamasi 17 Agustus 1945.
4. Ratna Sari Dewi

Ratna Sari Dewi menikah dengan Bung Karno pada tahun 1962, ketika berumur 19 tahun. Dari hasil pernikahannya, ia mempunyai satu orang anak, yaitu Kartika Sari Dewi Sukarno.
Ratna Sari Dewi adalah perempuan berkebangsaan Jepang, dengan nama asli Naoko Nemoto. Dewi berkenalan dengan Bung Karno lewat seorang relasi ketika Bung Karno berada di Hotel Imperial, Tokyo.
Menjelang redupnya kekuasaan Sukarno, Dewi meninggalkan Indonesia. Setelah lebih sepuluh tahun bermukim di Paris, pada 1983 Dewi kembali ke Jakarta. Namun, tahun 2008 ia kembali ke Jepang dan menetap di Shibuya, Tokyo.
5. Hartini

Hartini adalah istri keempat Bung Karno. Hartini lahir di Ponorogo, Jawa Timur, 20 September 1924 dan meninggal di Jakarta, 12 Maret 2002.
Hartini menikah dengan Bung Karno sebagai seorang janda dengan 5 anak. Sampai akhir hayat, Bung Karno hidup dengan Hartini. Bahkan, di pangkuan Hartini, Bung Karno mengembuskan napas terakhirnya.
Bagikan
Berita Terkait
Jenazah Istri ke-7 Presiden ke-1 RI Soekarno Akan Dipulangkan ke Indonesia

Suara Megawati Bergetar saat Ceritakan Ziarah ke Makam Imam Al-Bukhari: Ingat Bung Karno Buka Pintu Warisan Islam Asia Tengah

Cerita Megawati Anggap Uzbekistan Jadi Bagian Sejarah Spiritual Bangsa Indonesia

Jadi Tamu Utama HUT ke-76 India, Prabowo Ikuti Jejak Sukarno 75 Tahun Silam

Guntur Sebut Pendongkelan Kepemimpinan Sukarno tidak Sah
Beda dengan Bung Karno, Jokowi Tampilkan Teater Para Penjajah yang Bungkam Rakyat

PDIP Undang 'KPK' untuk Meriahkan Puncak Bulan Bung Karno 2024
Relevansi "Indonesia Menggugat" Bung Karno di Zaman Sekarang
PDIP Setujui Pernyataan Prabowo soal Bung Karno Milik Seluruh Rakyat Indonesia

Ini nih, Menu Sahur Sukarno dan Hatta Jelang Indonesia Merdeka
