Kesehatan

Buah Ciplukan, Tanaman Langka dengan Segudang Manfaat

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Kamis, 03 Oktober 2019
Buah Ciplukan, Tanaman Langka dengan Segudang Manfaat

Mengenal buah ciplukan, tanaman mahal yang menuai ragam manfaat (Foto: uniqueblog.com)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

BUAH yang dulu dianggap hanyalah tanaman liar, sekarang menjadi incaran banyak masyarakat di Indonesia. Meskipun bentuknya yang kecil, besar manfaatnya. Dengan nama latin Physialis Angulata atau biasa di sebut Buah Ciplukan. Tanaman ini bisa ditemukan pada perkebunan dan hutan. Khasiat yang melimpah, menjadikannya sebagai salah satu buah yang mahal.

Merahputih.com telah merangkum beberapa informasi nyata mengenai buah ini. Salah satunya, buah ini terancam punah. Berikut ini terdapat empat poin penting yang memberikan kamu pemikiran untuk menjaga kelestarian tanaman ini.

Baca juga:

Paria, Si Pahit Kaya Manfaat

1. Menghalau penyakit

Buah Ciplukan, Tanaman Langka dengan Segudang Manfaat
Buah ciplukan mampu menghalau ragam penyakit (Foto: pexels/pixabay)

Beragam manfaat yang terkandung dalam buah ciplukan. Hal ini dikarenakan kandungan buah ciplukan yang memiliki zat antioksidan, vitamin A, vitamin C dan vitamin K. Salah satunya efektif mencegah pertumbuhan sel kanker dalam tubuh.

Melansir laman alodokter, sel kanker paru dan mulut inilah yang mampu dihalau oleh buah ciplukan. Tak hanya itu, buah ini juga mampu meningkatkan kesehatan mata, tulang dan menangkal radikal bebas. Termasuk di antaranya paparan polusi ataupun debu secara langsung ke tubuh.

Meski begitu, hanya buah ciplukan matang berwarna oranye yang boleh dikonsumsi. Jika tidak, dampaknya memberi efek samping seperti gangguan pencernaan hingga diare berkepanjangan. Penting untuk mengonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi buah ini.

2. Terancam langka

Buah Ciplukan, Tanaman Langka dengan Segudang Manfaat
Buah ciplukan semakin langka (Foto: steemit)

Buah ciplukan yang seringkali terabaikan, sebenarnya memiliki ragam manfaat. Tanaman ciplukan dengan nama latin Physialis Angulata, tergolong mahluk hidup liar. Semua bagian dari tumbuhan ini bisa dimanfaatkan.

Di era sekarang, tanaman ini dijual bebas di pasar dengan harga yang tinggi. Peminat yang banyak, tetapi pembudidayaan cenderung menurun membuat tanaman ini semakin sulit ditemukan. Bahkan, di beberapa wilayah Indonesia tanaman ini semakin langka.

Baca juga:

Khasiat Kurma untuk Kesehatan, dari Melindungi Otak hingga Vitalitas Pria

3. Alternatif diet

Buah Ciplukan, Tanaman Langka dengan Segudang Manfaat
Rutin mengonsumsi buah ciplukan efektif menurunkan berat badan (Foto: pexels/pixabay)

Bagi kamu yang sedang menjalankan diet, cocok mengonsumsi buah ciplukan. Selain banyak khasiatnya, buah ini terkenal rendah kalori. Hanya sekitar 53 kalori setiap seratus gram.

Buah ini bisa dimakan bersama daun yang membungkusnya. Meskipun berbentuk kecil, kandungan nutrisi yang tinggi mampu mencukupi kebutuhan tubuh yang melakukan ragam aktivitas.

4. Relatif mahal

Buah Ciplukan, Tanaman Langka dengan Segudang Manfaat
Harganya relatif mahal (Foto: pexels/pixabay)

Dulunya, tanaman ini banyak tumbuh lahan perkebunan dan hutan liar. Dan terabaikan begitu saja. Tak banyak yang tahu manfaat dari tanaman buah ciplukan ini. Seiring perkembangan zaman, semakin beredar manfaat hingga dijulukki sebagai Gold Berry seperti yang dikabarkan laman antaranews.

Bahkan, harga jual yang ditawarkan sangat fantastis. Mulai dari Rp200 ribu hingga Rp500 ribu per kilo. Meskipun mahal, keuntungan pedagang buah ini tetap menggiurkan. Beragam macam cara dilakukan untuk mengemasnya.

Ada yang menjual dalam bentuk minuman kemasan. Harganya juga akan meningkat setelah diproduksi menjadi minuman kesehatan. Terlebih jadi tanaman langka, harga jualnya semakin tinggi. (Dys)

Baca juga:

Petai, Si Bau yang Bisa Kurangi Risiko Kematian

#Kesehatan #Buah #Tips Kesehatan #Info Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Ananda Dimas Prasetya

nowhereman.. cause every second is a lesson for you to learn to be free.

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Bagikan