BSI Duga Ada Serangan Siber Yang Bikin Layanan Lumpuh
Direktur Utama BSI Hery Gunardi (ketiga dari kanan) dalam Konferensi Pers Update Layanan BSI di Jakarta, Kamis (11/05/2023). (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Layanan perbankan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mengalami masalah dalam beberapa hari terakhir. Sehingga perseroan melakukan evaluasi dan temporary switch off beberapa saluran untuk memastikan keamanan sistem.
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menduga terdapat serangan siber yang menyebabkan layanan perbankan BSI bermasalah.
Baca Juga:
Tim Siber Mabes Polri Pelototi Keamanan KTT ASEAN Labuan Bajo
"Terkait dugaan serangan siber, pada dasarnya perlu pembuktian lebih lanjut melalui audit dan digital forensik," ucap Direktur Utama BSI Hery Gunardi.
Ia memastikan, data dan dana nasabah berada dalam kondisi aman lantaran kedua hal tersebut merupakan prioritas utama BSI saat terdapat permasalahan.
Merujuk data Google, serangan siber dalam 90 hari terakhir mencapai 807 ribu, dengan rata-rata 9.000 sampai 10 ribu serangan per hari ke berbagai lembaga, tak hanya lembaga keuangan.
Maka dari itu, kata ia, seiring berkembang pesatnya teknologi serta kebutuhan nasabah untuk produk keuangan digital, BSI menyadari perlunya peningkatan risiko keamanan termasuk keamanan siber.
Hery menyebutkan, peningkatan keamanan siber perseroan dilakukan sesuai dengan standar keamanan regulator, yakni Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Dalam penyelenggaraan keamanan siber dan perlindungan data nasabah, BSI selalu mematuhi regulasi yang berlaku sesuai dengan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi," tegasnya.
Ia menjelaskan, sebanyak 96 persen sampai 97 persen transaksi keuangan di BSI sudah dilakukan melalui saluran Information Technology (IT), baik anjungan tunai mandiri (ATM), internet banking, dan mobile banking.
Dengan begitu, perseroan harus mencurahkan tenaga dan alokasi anggaran yang cukup untuk pengembangan teknologi, baik perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), aplikasi, dan media digital.
Pada tahun 2022, belanja modal (capital expenditure/capex) untuk IT BSI mencapai Rp 280 miliar, sedangkan pada tahun 2023 meningkat menjadi Rp 580 miliar.
"Tahun ini lompatan belanjanya sangat besar sebagai upaya kami untuk terus menjaga, mengembangkan, mendorong agar teknologi kami semakin solid, maju, dan modern," ujar Hery menambahkan.
Selain itu, BSI memastikan kendala layanan perbankan yang sempat dialami bank itu sejak Senin (8/5) tidak mempengaruhi pelunasan biaya haji oleh masyarakat.
BSI memiliki kuota sebesar 161.544 calon haji yang berhak lunas, dimana terdapat 153.472 calon haji yang sudah melunasi (95 persen) dan 8.072 calon haji yang belum lunas. (Asp)
Baca Juga:
Tim Siber Bawaslu Dibentuk Cegah Pencurian Data Laporan Pelanggaran Pemilu
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Bank Mandiri Minta Tambahan Dana SAL ke Menkeu Purbaya
Soal Uang Pemprov DKI Rp 14,6 Triliun Ngendap di Bank, Pramono: 1.000 Persen Betul
Menkeu Perintahkan Pemda Simpan Duit Lebih di BPD Tidak di Bank BUMN
Keinginan Warga Menabung Menurun, Warga Penghasilan Rp 3 Juta Per Bulan Paling Terdampak
Konsolidasi Asuransi BUMN: 15 Perusahaan Jadi 3, Dorong Kapasitas dan Penuhi Aturan OJK
Rekening Dormant Rp 204 Miliar Dibobol Sindikat, DPR Tegaskan Peringatan Bagi Perbankan
Penempatan Duit Negara Rp 200 Triliun Bikin Bunga Deposito Turun, Tanda Program Berhasil?
Menkeu Purbaya Dukung Wamenkeu Anggito Gantikan Dirinya di LPS
Meterisasi 16 Ribu PJU Butuh Rp 60 Miliar, Pemkot Solo Terpaksa Ngutang ke Bank
Duit 200 Triliun di Bank Himbara Harus Bisa Ciptakan Lapangan Kerja, Jangan Dibelikan Surat Utang