BPIP Ungkap Paham Radikal Tak Hanya Ada di Satu Agama Saja

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Rabu, 07 April 2021
BPIP Ungkap Paham Radikal Tak Hanya Ada di Satu Agama Saja

Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo (MP/Kanugraha)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

Merahputih.com - Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo menyebut radikalisme terjadi tidak hanya dalam satu agama saja.

"Tapi banyak kelompok yang melakukan tindak radikalisme demi kepentingan sesaat," jelas Benny kepada Merahputih.com di Jakarta, Rabu (6/4).

Baca Juga

Cegah Paham Radikalisme, Pemprov DKI Sebar Duta Damai ke Sekolah

Benny menjelaskan bahwa radikalisme muncul dari pemikiran yang tidak utuh sehingga banyak salah tafsir dan keluar dari konteks.

"Dalam penafsiran sebuah paham harus dipahami secara menyeluruh tidak boleh hanya setengah atau sebagian dan keluar dari konteksnya," ujarnya.

Benny menuturkan bahwa sekarang ini terjadi perang suci yang mengclaim mempunyai surga padahal sebenernya hanya untuk kepentingan tertentu.

"Munculnya perang suci yang mengklaim mempunyai surga dan neraka. Padahal ini didalamnya ada kepentingan lain dan sesaat," ujar Benny.

Pendiri Setara Institute ini juga menambahkan bahwa penyebaran radikalisme semakin cepat dengan kemajuan teknologi yang ada.

"Bahaya sekarang di media sosial banyak konten yang salah dan keluar konteks demi perebutan kekuasaan dan mencapai tujuan tertentu," pungkasnya.

Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo (MP/Kanugraha)

Benny berharap bahwa generasi milenial harus membanjiri sosial media dengan konten positif untuk melawan konten negatif yang banyak saat ini dan untuk membangun kesadaran publik.

"Untuk menghadapi terorisme harus membuat counter wacana positif khususnya di media sosial untuk melawan konten negatif serta akhirnya akan membangun kesadaran publik," tegas Benny.

Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara harus juga menjadi habitualisasi dalam setiap diri masyarakat. Sementara itu, Direktur Bela Negara Kementerian Pertahanan Jubei Levianto menyebut, kemajuan teknologi mempengaruhi kehidupan bermasyarakat.

"Terjadi perang modern seperti proxy war yaitu negara yang kuat akan mengatur negara yang lemah untuk tujuan tertentu," Jelasnya.

Jubei menjelaskan bahwa cara proxy war biasanya dilakukan dengan mencuci otak, sparatis, hingga memasukan ideologi lain.

Baca Juga

BPIP-BNPT Tekan Radikalisme dan Ekstremisme di Dunia Maya

"Radikal atau sparatis biasanya menginginkan melepaskan diri dari kedaulatan wilayah dan radikalisme adalah menggunakan kekerasan untuk membuat ketakuan ini harus diwaspadai," tegasnya.

Jubei menambahkan bahwa radikalisme dimedia sosial digunakan karena kecepatan jaringan dan sumber anonim. "Ancaman radikalisme di media sosial keuntungannya adalah pembuat aksi anonim atau tidak diketahui dan kemudahan akses jaringan," tambahnya.

Jubei menegaskan bahwa bela negara adalah kewajiban untuk setiap warga negara. (Knu)

#Romo Benny Susetyo #Radikalisme
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Isi Konten Radikal Remaja Anggota ISIS di Gowa Terungkap, Aktif Sebarkan Propaganda
Isi konten radikal remaja anggota ISIS di Gowa ditangkap. Remaja itu aktif menyebarkan propaganda melalui media sosial dan membahas aksi bom bunuh diri.
Soffi Amira - Minggu, 25 Mei 2025
Isi Konten Radikal Remaja Anggota ISIS di Gowa Terungkap, Aktif Sebarkan Propaganda
Indonesia
Menteri Agama sebut Paham Radikal Susah Menyebar di Indonesia karena Pengaruh Budaya Maritim dan Heterogen
Menurut Nasarudin, budaya maritim terbiasa menghargai perbedaan.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 23 April 2025
Menteri Agama sebut Paham Radikal Susah Menyebar di Indonesia karena Pengaruh Budaya Maritim dan Heterogen
Indonesia
Jasa Romo Benny Diharapkan Memperkuat Pemahaman Pancasila
Pemakaman Romo Benny dipimpin langsung oleh Sekretaris Dewan Pengarah BPIP Mayor Jenderal TNU (Purn) Wisnu Bawa Tenaya.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 07 Oktober 2024
Jasa Romo Benny Diharapkan Memperkuat Pemahaman Pancasila
Indonesia
Romo Benny Tutup Usia, akan Dimakamkan di Malang
Romo Benny meninggal dunia di usia 55 tahun.
Ikhsan Aryo Digdo - Sabtu, 05 Oktober 2024
Romo Benny Tutup Usia, akan Dimakamkan di Malang
Indonesia
Operasi Madago Raya Sulteng Temukan 4 Bom Rakitan dan Ratusan Amunisi
Satgas Operasi Madago Raya melibatkan 253 personel termasuk anggota TNI/Polri.
Wisnu Cipto - Rabu, 02 Oktober 2024
Operasi Madago Raya Sulteng Temukan 4 Bom Rakitan dan Ratusan Amunisi
Indonesia
Penyebaran Radikal di Depan Mata, Semua Orang Bisa Direkrut ke Jaringan Teror
Tahapan paparan paham radikal dimulai dari kegagalan menyikapi perbedaan hingga berpotensi menjadi radikalisme.
Dwi Astarini - Kamis, 25 Juli 2024
Penyebaran Radikal di Depan Mata, Semua Orang Bisa Direkrut ke Jaringan Teror
Indonesia
Para Anggota Paskibraka Dibekali Pentingnya Pancasila Jaga Keutuhan Bangsa
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Pemusatan Pendidikan dan Pelatihan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka).
Dwi Astarini - Minggu, 14 Juli 2024
Para Anggota Paskibraka Dibekali Pentingnya Pancasila Jaga Keutuhan Bangsa
Indonesia
Ketua KPU Tersangkut Kasus Asusila, Beni Susetyo: tak Bisa Dibenarkan
Benny Susetyo menilai pelanggaran yang dilakukan Hasyim merupakan pelanggaran etika dan tak sesuai moral.
Dwi Astarini - Kamis, 04 Juli 2024
Ketua KPU Tersangkut Kasus Asusila, Beni Susetyo: tak Bisa Dibenarkan
Indonesia
Serangan Peladen PDN, Etika Pemimpin Negara Dipertanyakan
Dalam era digital ini, keamanan siber menjadi bagian integral dari etika kepemimpinan.
Dwi Astarini - Selasa, 02 Juli 2024
Serangan Peladen PDN, Etika Pemimpin Negara Dipertanyakan
Indonesia
Romo Beny Ingatkan Ormas Keagamaan tak Paksakan Diri Kelola Tambang
Pilihan setiap organisasi mengukur diri.
Dwi Astarini - Sabtu, 08 Juni 2024
Romo Beny Ingatkan Ormas Keagamaan tak Paksakan Diri Kelola Tambang
Bagikan