BPBD Palu Minta Segera Disiapkan Alat Deteksi Bencana, Kalau Tidak ...


Buoy, alat pendeteksi datangnya gelombang tsunami. (Foto: Pixabay)
MerahPutih.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palu, Sulawesi Tengah membutuhkan alat pendeteksi potensi bencana, untuk meminimalisir dampak bencana di daerah tersebut.
"Dalam mengamati potensi-potensi bencana, harusnya kita semua memiliki alat pendeteksi dan kita konek satu dan lainnya, misalnya klimatologi, maka idealnya kita memiliki layar pemantau klimatologi," kata Kepala BPBD Presly Tampubolon, di Palu, Senin (21/1).
Idealnya, kata Presly Tampubolon, BPBD Palu memiliki alat pendeteksi potensi bencana, misalkan seperti layar pemantau potensi gempa dan tsunami.
Ia mengakui, hingga saat ini BPBD Palu belum memiliki alat pendeteksi potensi bencana tersebut. BPBD Palu juga belum memiliki alat pengukur luapan sungai.

"Itu juga saya minta ke Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS), untuk potensi luapan sungai Palu agar perlu ada alat pendeteksi potensi luapan. Dulu ada tower teropong luapan sungai, tapi tidak tau rusak atau apa. Nah saya minta biar hanya pakai alat manual seperti garis atau tanda," kata Presli.
Dia menyebutkan, tanda pengukur air sungai itu penting. Hal itu agar, apabila ketinggian telah mencapai batas, maka BPBD segera mengambil langkah untuk penanggulangan.
"Ini supaya kami bisa memberikan informasi kepada masyarakat yang ada di sekitar sungai Palu, agar waspada dengan kondisi itu," ujar dia.
Presly mengatakan bahwa kondisi yang dialami Kota Palu, telah disampaikannya kepada Badan Nasional Penaggulangan Bencana di Jakarta, atas minimnya alat dan sarana prasarana pendeteksi bencana.
"Saya suda sampaikan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengetahui bahwa Palu berada di jalur patahan yang aktif. Saya bertanya ke BNPB, apa yang bisa difasilitasi ke kami, agar kami bisa mengantisipasi potensi-potensi itu," sebut dia.
Namum, kata dia, BNPB juga belum memiliki alat-alat pendeteksi bencana tersebut seperti yang dibutuhkan oleh BPBD Kota Palu.
Ia menambahkan bahwa dirinya telah menyampaikan tentang kawasan-kawasan jalur patahan, yang nantinya akan ditindak lanjuti lewat mitigasi bencana di tahun 2019 ini.
Bagikan
Berita Terkait
Penyisiran Terakhir Basarnas Temukan Korban Tewas Ponpes Al Khoziny Roboh Jadi 67 Orang

BNPB Pastikan Sudah tak Ada Tanda Kehidupan di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny

Korban Tewas Ponpes Al-Khoziny Ambruk Capai 61 Orang, Evakuasi Masuk Tahap Akhir

Tragedi Ponpes Al Khoziny Jadi Bencana Paling Parah di 2025, Banyak Menelan Korban Jiwa

BNPB Perluas Penyemprotan Disinfektan di Area Reruntuhan Musala Pesantren Al Khoziny, Hindari Risiko Kesehatan

Pembersihan Puing Reruntuhan Musala Pondok Pesantren Al Khoziny Telah 60 Persen, Kendala Ditemukan dan Membutuhkan Investigasi Forensik Struktur

Insiden Ambruknya Ponpes Al Khoziny, MUI Minta Infrastruktur Bangunan Segera Dicek

Update Evakuasi Korban Ponpes Al Khoziny: 118 Orang Ditemukan, 14 Meninggal Dunia, dan 49 Masih Hilang

Aktivitas Gunung Merapi Meningkat, Warga Diminta Waspada Guguran Lava dan Awan Panas

Korban Tewas Ponpes Al-Khoziny Bertambah Jadi 14 Orang, Jenazah Ditemukan Utuh
