BNPT Sebut Paham Radikal Menyebar di Media Sosial

Mula AkmalMula Akmal - Selasa, 19 Juli 2022
BNPT Sebut Paham Radikal Menyebar di Media Sosial

Kepala BNPT, Boy Rafli Amar. (Foto: MP/Joseph kanugrahan)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Ancaman radikalisme terus terjadi. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut, penyebaran paham radikal kerap menyebar di media sosial maupun massa.

"Jaringan terorisme memanfaatkan media untuk propaganda dan efek ketakutan yang luas. Mereka memerlukan media untuk pengakuan mereka," kata Kepala BNPT, Boy Rafli Amar, usai membuka Presiden Lecturer peringatan HUT BNPT ke-12 di, Jakarta, Selasa (19/7).

Baca Juga:

BNPT Sebut Wilayah Cirebon Rawan Terorisme

Para pelaku disebut Boy kerap membangun semangat kebencian dan eksklusif.

"Yang menjadi sasaran adalah anak muda. Ini berbahaya karena bisa mengancam masa depan bangsa jika generasi mendatang memiliki paham radikalisme," ucap Boy yang memakai batik lengan panjang dipadu masker putih ini.

Boy melanjutkan, pihaknya bekerjasama dengan media untuk melakukan kontranarasi agar paham radikal, intoleran dan kebencian tak menyebar.

"Kita harus melakukan kontranarasi. Melalui menyebarkan narasi kebangsaan, cinta tanah air, plurarisme hingga toleransi beragama," sebut mantan Kapolda Papua dan Banten ini.

Ia mendorong program pentahelix mencegah berkembangnya intoleransi, radikalisme dan terorisme.

Pentahelix atau multipihak merupakan unsur kolaborasi yang menggabungkan berbagai pihak seperti akademisi, pengusaha, komunitas, pemerintah, dan media.

Baca Juga:

Kepala BNPT Ibaratkan Penyebaran Paham Radikal bak COVID-19

Boy meyakini, program ini akan mampu menjadikan upaya pencegahan secara maksimal. Sebab desainnya melibatkan seluruh unsur masyarakat.

"BNPT mengembangkan grand strategy ini dengan melibatkan beragam unsur," papar jenderal Polisi bintang tiga ini.

Boy merinci, kontribusi masyarakat begitu krusial, misalnya dapat mengambil peran dalam memutus rantai penyebaran ideologi.

"Termasuk mendeteksi keberadaan kelompok teroris, maupun dalam mengontrol tindak-tanduk jaringan kekerasan ini," sebut Boy.

Dalam kesempatan sama, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan, terorisme bukan hanya terkait agama tertentu.

Mahfud mencontohkan, salah satunya adalah tindak kekerasan yang dilakukan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Papua.

"Politik ingin memecahkan diri, ideologinya enggak mau kebersatuan, tidak mau Pancasila. Lalu melakukan kekerasan di tempat-tempat umum, memblokir bandara, membakar bandara, nembaki kapal sipil," kata Mahfud. (Knu)

Baca Juga:

BNPT Temukan Ratusan Konten Propaganda Anti-Pancasila di Media Sosial

#Teroris #BNPT
Bagikan

Berita Terkait

Dunia
Presiden AS Trump Tetapkan Ikhwanul Muslimin Organisasi Teroris Global
AS juga menuding para pemimpin Ikhwanul Muslimin telah lama memberikan dukungan material kepada Hamas.
Wisnu Cipto - Selasa, 25 November 2025
Presiden AS Trump Tetapkan Ikhwanul Muslimin Organisasi Teroris Global
Indonesia
Kecanduan dan Broken Home, Paket Kombo Anak Rawan Direkrut Jaringan Teroris
Densus 88 Anti Teror mengungkapkan fakta mengejutkan ada 110 anak yang diduga direkrut ke dalam jaringan teroris sepanjang 2025 lewat permainan game online.
Wisnu Cipto - Selasa, 25 November 2025
Kecanduan dan Broken Home, Paket Kombo Anak Rawan Direkrut Jaringan Teroris
Indonesia
Polisi Bongkar Sindikat Teroris ‘ISIS’ Perekrut Anak-Anak, Lakukan Propaganda via Gim Online sampai Medsos
Para tersangka itu merekrut anak dan pelajar dengan memanfaatkan ruang digital, mulai dari media sosial, gim online, aplikasi pesan hingga situs tertutup.
Dwi Astarini - Rabu, 19 November 2025
Polisi Bongkar Sindikat Teroris ‘ISIS’ Perekrut Anak-Anak, Lakukan Propaganda via Gim Online sampai Medsos
Berita Foto
Densus 88 Polri Ungkap Kasus Teroris Rekrut Anak-anak dari Media Sosial dan Game Online
Konferensi pers penanganan rekrutmen secara online terhadap anak-anak oleh kelompok teroris di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Selasa (18/11/2025).
Didik Setiawan - Selasa, 18 November 2025
Densus 88 Polri Ungkap Kasus Teroris Rekrut Anak-anak dari Media Sosial dan Game Online
Indonesia
Menko Yusril Sebut Pengadilan Militer AS Akan Adili Hambali Bulan Depan
Yusril menyebut pemerintah tidak menetapkan target waktu penyelesaian, karena hal ini tidak termasuk prioritas yang harus segera dirampungkan.
Angga Yudha Pratama - Kamis, 09 Oktober 2025
Menko Yusril Sebut Pengadilan Militer AS Akan Adili Hambali Bulan Depan
Indonesia
BNPT Minta Ibu Lebih Berperan Tangkis Upaya Kelompok Radikal Rekrut Anak Muda Lewat Game Online
BNPT meminta para orang tua, khususnya para ibu, untuk lebih aktif mengawasi aktivitas digital anak-anak.
Wisnu Cipto - Kamis, 09 Oktober 2025
BNPT Minta Ibu Lebih Berperan Tangkis Upaya Kelompok Radikal Rekrut Anak Muda Lewat Game Online
Indonesia
4 Teroris Ditangkap di Sumut dan Sumbar, Diduga Sebarkan Paham Radikal hingga Dukung ISIS
Mereka diketahui aktif menyebarkan propaganda serta ajakan melakukan aksi teror melalui media sosial, baik dalam bentuk unggahan tulisan, gambar, maupun video yang mengarah pada dukungan terhadap Daulah ISIS.
Dwi Astarini - Rabu, 08 Oktober 2025
4 Teroris Ditangkap di Sumut dan Sumbar, Diduga Sebarkan Paham Radikal hingga Dukung ISIS
Indonesia
BNPT Cari 8 Korban Bom Kepunton Solo, Biar Segera Dapat Kompensasi Negara
BNPT akan mencoba mencari korban sesulit apapun mengingat kejadiannya lebih dari 10 tahun.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 16 September 2025
BNPT Cari 8 Korban Bom Kepunton Solo, Biar Segera Dapat Kompensasi Negara
Indonesia
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Pada tahun 2025, jumlah korban yang masih aktif dalam layanan LPSK tercatat sebanyak 30 terlindung per Agustus,
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Indonesia
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Densus 88 saat ini menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan keras (hard approach) dan pendekatan lunak (soft approach)
Angga Yudha Pratama - Jumat, 08 Agustus 2025
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Bagikan