BNPT Sebut Paham Radikal Menyebar di Media Sosial
Kepala BNPT, Boy Rafli Amar. (Foto: MP/Joseph kanugrahan)
MerahPutih.com - Ancaman radikalisme terus terjadi. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut, penyebaran paham radikal kerap menyebar di media sosial maupun massa.
"Jaringan terorisme memanfaatkan media untuk propaganda dan efek ketakutan yang luas. Mereka memerlukan media untuk pengakuan mereka," kata Kepala BNPT, Boy Rafli Amar, usai membuka Presiden Lecturer peringatan HUT BNPT ke-12 di, Jakarta, Selasa (19/7).
Baca Juga:
Para pelaku disebut Boy kerap membangun semangat kebencian dan eksklusif.
"Yang menjadi sasaran adalah anak muda. Ini berbahaya karena bisa mengancam masa depan bangsa jika generasi mendatang memiliki paham radikalisme," ucap Boy yang memakai batik lengan panjang dipadu masker putih ini.
Boy melanjutkan, pihaknya bekerjasama dengan media untuk melakukan kontranarasi agar paham radikal, intoleran dan kebencian tak menyebar.
"Kita harus melakukan kontranarasi. Melalui menyebarkan narasi kebangsaan, cinta tanah air, plurarisme hingga toleransi beragama," sebut mantan Kapolda Papua dan Banten ini.
Ia mendorong program pentahelix mencegah berkembangnya intoleransi, radikalisme dan terorisme.
Pentahelix atau multipihak merupakan unsur kolaborasi yang menggabungkan berbagai pihak seperti akademisi, pengusaha, komunitas, pemerintah, dan media.
Baca Juga:
Boy meyakini, program ini akan mampu menjadikan upaya pencegahan secara maksimal. Sebab desainnya melibatkan seluruh unsur masyarakat.
"BNPT mengembangkan grand strategy ini dengan melibatkan beragam unsur," papar jenderal Polisi bintang tiga ini.
Boy merinci, kontribusi masyarakat begitu krusial, misalnya dapat mengambil peran dalam memutus rantai penyebaran ideologi.
"Termasuk mendeteksi keberadaan kelompok teroris, maupun dalam mengontrol tindak-tanduk jaringan kekerasan ini," sebut Boy.
Dalam kesempatan sama, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan, terorisme bukan hanya terkait agama tertentu.
Mahfud mencontohkan, salah satunya adalah tindak kekerasan yang dilakukan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Papua.
"Politik ingin memecahkan diri, ideologinya enggak mau kebersatuan, tidak mau Pancasila. Lalu melakukan kekerasan di tempat-tempat umum, memblokir bandara, membakar bandara, nembaki kapal sipil," kata Mahfud. (Knu)
Baca Juga:
BNPT Temukan Ratusan Konten Propaganda Anti-Pancasila di Media Sosial
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Menko Yusril Sebut Pengadilan Militer AS Akan Adili Hambali Bulan Depan
BNPT Minta Ibu Lebih Berperan Tangkis Upaya Kelompok Radikal Rekrut Anak Muda Lewat Game Online
4 Teroris Ditangkap di Sumut dan Sumbar, Diduga Sebarkan Paham Radikal hingga Dukung ISIS
BNPT Cari 8 Korban Bom Kepunton Solo, Biar Segera Dapat Kompensasi Negara
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Terungkap, Penghubung Teroris dengan Penyedia Dana dan Logistik Selama Ini Bersembunyi di Bogor
BNPT Beberkan 4 Sistem Deteksi Dini Cegah Terorisme di 2026
Pemerintah Bakal Coret Penerima Bansos yang Terbukti Terlibat Pendanaan Terorisme Hingga Tipikor
Cuma Modal KTP, Begini Cara Cek Dana Bansos PKH BPNT Juli 2025