BNPB Ungkap Alasan Larang Masyarakat Tanam Sayuran di Lahan Miring

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Sabtu, 12 Januari 2019
BNPB Ungkap Alasan Larang Masyarakat Tanam Sayuran di Lahan Miring

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo. (Foto: Dewan Ketahanan Nasional)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo mengatakan larangan menanam sayuran di lahan miring harus tegas agar longsor serupa di Sukabumi tidak terjadi.

"Harus ada upaya yang keras, yang sistematis dan serius untuk tidak lagi menanam sayuran di kemiringan," kata Doni di sela peninjauan area longsor di Kampung Cimapag, Sukabumi, Jumat (11/1).

Dia mengatakan, salah satu penyebab bencana longsor di Cimapag karena pada bagian atas ditanami padi sehingga dalam jangka waktu lama tanah gembur dan bergerak menutup perkampungan di bawahnya.

Menurut dia, aturan soal larangan menanam sayuran dan tanaman lain yang tidak bisa menjaga struktur tanah sudah ada. "Tetapi karena dibiarkan akhirnya masyarakat, ya, mungkin juga tidak memahami, menjadi korban," katanya.

Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Ampelsa)
Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Ampelsa)

Dia mengatakan di Cimapag di bagian mahkota longsor adalah tanaman padi.

"Kalau padi jelas nanti akan ada air. Karena itu, risikonya terjadi tanah longsor," kata dia.

Cimapag, kata dia, hanya salah satu contoh tanah miring ditanami jenis sayuran. "Ke depan, di kawasan itu dan daerah lain harus dipertegas aturan itu," katanya.

Sebagai gantinya, lanjut dia, tanaman yang harus ditanam di kawasan rentan longsor adalah pepohonan yang memiliki akar kuat sehingga mampu menjaga struktur tanah.

"Bukan hanya di tempat ini, tetapi di banyak daerah. Harus ada solusi untuk mengganti jenis pohon," katanya.

Dia mengatakan sebaiknya tanaman seperti padi tidak lagi ditanam di area miring. Padi dapat diganti tanaman lain yang lebih dapat menjaga struktur tanah agar tidak labil.

"Nah pohon yang mungkin sekelas padi yang juga bisa memberikan hasil yang mungkin lebih baik dari padi menurut saya juga tidak sedikit, seperti serai wangi," kata dia.

Serai wangi, kata dia, setelah ditanam selama tujuh bulan bisa dipanen dan harganya tidak kalah dibanding padi, bahkan bisa lebih tinggi. "Serai wangi itu bisa menahan longsor," tandasnya.

#Tanah Longsor #Bencana Alam #BNPB
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Indonesia
Penyisiran Terakhir Basarnas Temukan Korban Tewas Ponpes Al Khoziny Roboh Jadi 67 Orang
Basarnas menemukan sebanyak 104 orang selamat dan 67 orang meninggal dunia, termasuk delapan bagian tubuh (body part) dari badan hingga ujung kaki.
Wisnu Cipto - Selasa, 07 Oktober 2025
Penyisiran Terakhir Basarnas Temukan Korban Tewas Ponpes Al Khoziny Roboh Jadi 67 Orang
Indonesia
BNPB Pastikan Sudah tak Ada Tanda Kehidupan di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny
BNPB memastikan, bahwa sudah tidak ada tanda kehidupan di reruntuhan Ponpes Al Khoziny. Kini, timnya sedang melakukan identifikasi jumlah dan identitas jenazah.
Soffi Amira - Selasa, 07 Oktober 2025
BNPB Pastikan Sudah tak Ada Tanda Kehidupan di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny
Indonesia
Korban Tewas Ponpes Al-Khoziny Ambruk Capai 61 Orang, Evakuasi Masuk Tahap Akhir
BNPB menegaskan evakuasi korban Ponpes Al-Khoziny ambruk kini memasuki tahap akhi
Wisnu Cipto - Selasa, 07 Oktober 2025
Korban Tewas Ponpes Al-Khoziny Ambruk Capai 61 Orang, Evakuasi Masuk Tahap Akhir
Indonesia
Tragedi Ponpes Al Khoziny Jadi Bencana Paling Parah di 2025, Banyak Menelan Korban Jiwa
Tragedi di Ponpes Al Khoziny jadi bencana paling parah di 2025. Sebab, insiden tersebut banyak menelan korban jiwa.
Soffi Amira - Senin, 06 Oktober 2025
Tragedi Ponpes Al Khoziny Jadi Bencana Paling Parah di 2025, Banyak Menelan Korban Jiwa
Indonesia
BNPB Perluas Penyemprotan Disinfektan di Area Reruntuhan Musala Pesantren Al Khoziny, Hindari Risiko Kesehatan
Secara umum, proses pembusukan jenazah memang menghasilkan cairan dan gas yang berbau.
Frengky Aruan - Minggu, 05 Oktober 2025
BNPB Perluas Penyemprotan Disinfektan di Area Reruntuhan Musala Pesantren Al Khoziny, Hindari Risiko Kesehatan
Indonesia
Pembersihan Puing Reruntuhan Musala Pondok Pesantren Al Khoziny Telah 60 Persen, Kendala Ditemukan dan Membutuhkan Investigasi Forensik Struktur
Kendala yang dimaksud yakni adanya salah satu beton yang terhubung dengan gedung atau bangunan di sebelahnya.
Frengky Aruan - Minggu, 05 Oktober 2025
Pembersihan Puing Reruntuhan Musala Pondok Pesantren Al Khoziny Telah 60 Persen, Kendala Ditemukan dan Membutuhkan Investigasi Forensik Struktur
Indonesia
Insiden Ambruknya Ponpes Al Khoziny, MUI Minta Infrastruktur Bangunan Segera Dicek
MUI angkat suara soal insiden ambruknya Ponpes Al Khoziny. MUI pun meminta infrastruktur bangunan segera dicek.
Soffi Amira - Sabtu, 04 Oktober 2025
Insiden Ambruknya Ponpes Al Khoziny, MUI Minta Infrastruktur Bangunan Segera Dicek
Indonesia
Update Evakuasi Korban Ponpes Al Khoziny: 118 Orang Ditemukan, 14 Meninggal Dunia, dan 49 Masih Hilang
Berdasarkan evakuasi korban Ponpes Al Khoziny, 118 orang sudah ditemukan. Namun, 14 orang meninggal dunia dan 49 lainnya masih belum ditemukan.
Soffi Amira - Sabtu, 04 Oktober 2025
Update Evakuasi Korban Ponpes Al Khoziny: 118 Orang Ditemukan, 14 Meninggal Dunia, dan 49 Masih Hilang
Indonesia
Korban Tewas Ponpes Al-Khoziny Bertambah Jadi 14 Orang, Jenazah Ditemukan Utuh
Tercatat 14 orang tewas dari total 167 korban akibat ambruknya musala Pondok Pesantren Al-Khoziny.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 04 Oktober 2025
Korban Tewas Ponpes Al-Khoziny Bertambah Jadi 14 Orang, Jenazah Ditemukan Utuh
Indonesia
BNPB Mulai Fokus Cari Jenazah Santri Tertimbun Bangunan Roboh Ponpes Al Khoziny, Tak Ada Lagi Tanda kehidupan
Seiring hasil asesmen terakhir yang tidak lagi menunjukkan tanda-tanda kehidupan, pencarian kini berfokus pada evakuasi jenazah.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 03 Oktober 2025
BNPB Mulai Fokus Cari Jenazah Santri Tertimbun Bangunan Roboh Ponpes Al Khoziny,  Tak Ada Lagi Tanda kehidupan
Bagikan