BMKG Imbau Masyarakat Yogyakarta Waspada Cuaca Ekstrem


Petugas tengah mengamati monitor prakiraan cuaca di gedung pusat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Jakarta. (Merahputih.com/Rizki Fitrianto)
MerahPutih.com - Cuaca ektrem diprediksi akan terjadi di sebagian wilayah Yogyakarta selama tiga hari ke depan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan, cuaca ektrem terjadi Jumat 4 Januari 2019 hingga Senin 7 Januari. Selama cuaca ektrem terjadi, hujan deras disertai angin kencang akan melanda Yogyakarta.
Kepala Stasiun Klimatologi Mlati BMKG DIY Agus Sudaryatno menjelaskan cuaca ektrem terjadi karena adanya siklon tropis 95P. Siklon ini terletak di Selatan perairan Jawa yang mendekati Autralia.
"Karena siklon ini, muncul pusaran angin bertekanan rendah di selatan Pulau Jawa arah timur ke tenggara. Jadi memicu tumbuhnya awan Cumolonimbus yang membawa bibit hujan," jelas Agus di Yogyakarta, Jumat (4/1).

Siklon ini turut menimbulkan belokan-belokan angin yang membuat semakin banyak munculnya awan Cumulonimbus.
Hal tersebut membuat hujan turun dengan intensitas lebat dan sering yang berpotensi menimbulkan petir dan angin kencang. Namun, ia memastikan siklon 95 P tidak seganas siklon Cempaka yang melanda selatan DIY akhir tahun 2017.
Agus melanjutkan hujan lebat mulai turun pada siang hingga malam hari. Awalnya hujan turun tidak intensif dan berkelanjutan. Lambat laun, kata Agus, akan turun tak berhenti dari siang hingga malam.
"Memang sekarang juga sudah masuk pertengahan musim penghujan. Jadi, akan hujan terus menerus sepanjang hari," ujarnya.
Wilayah yang akan dilanda cuaca ektrem berada di Kabupaten Sleman, Gunungkidul, dan Kulonprogo bagian utara.
Puncak musim hujan diprediksi terjadi pada awal Februari 2019. Saat puncak musim nanti hujan lebat akan merata di seluruh wilayah DIY.
"Suhu udara diperkirakan berkisar 24-30 derajat Celsius dengan kelembapan udara 65-97. Angin bertiup dari arah barat daya menuju timur dengan kecepatan 18-22 knot," katanya.
BMKG mengimbau warga untuk tidak berteduh di bawah pohon saat hujan angin terjadi. Lantaran rawan roboh tertiup angin. "Carilah bangunan kokoh atau rumah untuk berteduh," katanya.
Pemerintah juga diimbau membersihkan saluran air bawah tanah dan gorong-gorong dari sampah dan lumpur agar tidak menimbulkan genangan air.
Sementara itu, BMKG akan terus berkoordinasi dengan pemerintah untuk menginformasikan prediksi cuaca terbaru. (Teresa Ika)
Bagikan
Berita Terkait
Indonesia Berpeluang Dihantam La Nina Kategori Lemah Hingga Januari 2026, Masyarakat Diminta Waspada

Cuaca Ekstrem Disertai Petir dan Angin Kencang Berpotensi Terjadi hingga 13 Oktober di Jabodetabek, BMKG Minta Warga Waspadai Bencana Hidrometeorologi

Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu Terancam Banjir Rob, BPBD Keluarkan Imbauan Waspada

Peringatan Dini Cuaca Ekstrem 8–13 Oktober 2025, Waspada Hujan Lebat dan Angin Kencang

15 Korban Kapal Tenggelam Selamat, BMKG Rilis Peringatan Dini Cuaca Ekstrem Perairan Malut

Waspada Hoax! Polisi Belum Temukan Bukti Meteor Jatuh di Cirebon

Gempa di Sumenep Rusak 316 Bangunan, Tersebar di 3 Kecamatan

Prakiraan BMKG: Turun Hujan di Sejumlah Kota Besar Indonesia Jumat, 3 Oktober 2025, dengan Intensitas Ringan hingga Disertai Petir

166 Kali Gempa Susulan Guncang Sumenep, Fokus Penanganan Bencana Kini Beralih ke Kaji Cepat dan Penyaluran Bantuan Logistik

Prakiraan BMKG: Hujan Ringan hingga Disertai Petir di Sejumlah Kota Besar di Indonesia pada Kamis, 2 Oktober, Waspada Juga Banjir Rob
