Bikin Ekonomi Sirkular, Kemenperi Ingin Perkuat Industri Daur Ulang


Tumpukan sampah. (Foto: MP/Rizky).
MerahPutih.com - Pemerintah ingin menerapkkan prinsip industri hijau di sektor manufaktur dan berupaya mengubah konsep ekonomi linier menjadi ekonomi sirkural. Perubahan ini industri diharapkan memanfaatkan bahan daur ulang.
Kementerian Perindustrian mengklaim, penerapan ekonomi sirkular dapat memberikan banyak keuntungan bagi sektor industri, seperti efisiensi bahan baku, peningkatan produksi barang yang dapat didaur ulang, pencegahan illegal dumping dan emisi, serta tentunya penciptaan lapangan kerja baru.
Baca Juga:
SDB, Teknologi Pintar Solusi Sampah Plastik di Indonesia
Dalam menjalankan konsep sirkular ekonomi, Kemenperin menetapkan sektor yang menjadi prioritas penerapan, antara lain industri plastik, industri skrap karet, industri pelumas, serta industri coal tar dan tekstil.
Industri plastik nasional saat ini, memiliki peran penting sekaligus berkaitan erat dengan industri lain, seperti industri makanan dan minuman, kosmetik, farmasi, elektronika, pertanian, otomotif, serta barang-barang rumah tangga.
“Industri plastik di Indonesia menjadi rantai pasok produksi bagi sektor strategis lainnya,” ujar Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin, Muhammad Khayam lewat keterangannya di Jakarta, Rabu (14/1).
Ia memaparkan, saat ini, terdapat sekitar 1.600 industri plastik hilir di dalam negeri. Namun, selama ini kebutuhan sektor tersebut masih didominasi bahan baku virgin impor dengan jumlah 3,8 juta ton pada 2019. Pada periode tersebut, bahan baku lokal yang tersedia sebanyak 2,5 juta ton.

Sementara itu, industri skrap karet berperan penting bagi industri ban, terdapat lima industri daur ulang skrap dalam negeri yang melakukan rubber recycling dengan kapasitas sebesar 10-15 ribu ton per tahun.
Ia mengatakan, dengan optimalisasi industri daur ulang, lapangan pekerjaan di bidang ini diproyeksi akan terus meningkat. Saat ini sudah ada 3 juta waste bank atau pemulung, 160 ribu pengepul dan penggiling, sekitar 100 tenaga kerja di supplier besar, serta 60 ribu tenaga kerja yang bekerja pada industri daur ulang plastik.
Dengan diterapkannya prinsip ekonomi sirkular, kata ia, diharapkan impor bahan baku dapat berkurang, termasuk produk daur ulang impor.
“Jadi, kami terus mendorong dan mengoptimalkan ketersediaan bahan recycle lokal untuk industri plastik, karena potensi daur ulang semakin besar,” terangnya. (Asp)
Baca Juga:
Kurangi Pemakaian Plastik Kalau Kamu Peduli dengan Biota Laut
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Pemerintah Pastikan iPhone 17 Masuk Awal Bulan Depan

Demo Sisakan 28,63 Ton Sampah, Pemprov DKI Kerahkan 750 Personel untuk Lakukan Pembersihan

Gejolak Demo Berlanjut, Pemprov DKI Pikir Ulang Penarikan Retribusi Sampah dari Warga

Dinas LH DKI Perkuat Kolaborasi Pengelolaan Sampah Mandiri Kawasan

Pemprov DKI Kerahkan 1.800 Petugas Kebersihan untuk Bersihkan Sampah selama Rangkaian Acara HUT ke-80 RI di Jakarta

Pengelolaan PLTSa Putri Cempo Belum Maksimal, Wakil Ketua MPR Singgung Revisi Perpres Sampah

Gerakan ’SAPU PLASTIK’ Kumpulkan 2,5 Ton Limbah, Beri Apresiasi Pelanggan dengan Diskon 20 Persen

Gubernur Pramono Diminta Kaji Ulang Pembangunan Fasilitas Pengolahan Sampah Jadi Energi Listrik, RDF Plant Rorotan Disinggung

Menilik Koperasi Pemulung Berdaya Daur Ulang 120 Ton Sampah Botol Plastik Jadi Bernilai Ekonomis

Menteri LH Resmikan Waste Crisis Center, untuk Atasi Darurat Sampah Nasional
