Bikin Anak Aktif di Dalam Rumah
Meski dalam rumah, anak harus tetap aktif. (foto: unsplash/allen taylor)
ANAK-anak juga perlu melalukan aktivitas fisik. Bahkan ketika ruang gerak terbatas selama pandemi, orangtua harus kreatif mencari cara agar buah hati bisa tetap aktif. Seperti dilansir ANTARA, Selasa (12/1), dokter spesialis anak Noor Anggrainy menyarankan orangtua mengajak anak dari berbagai rentang usia untuk tetap aktif meski di dalam rumah.
Ia mengatakan anak usia di bawah satu tahun bisa diajak bermain di lantai yang sudah diberi alas dengan durasi 30 menit. Coba lakukan sesi rutin tummy time. Bunda bisa membaringkan si kecil di atas perutnya selama beberapa waktu. Pastikan anak dalam keadaan terbangun dan selalu dalam pengawasan. "Bisa bacakan buku, atau bacakan cerita," kata dia.
BACA JUGA:
Sebaiknya juga tidak menahan anak agar diam di satu waktu dalam durasi lebih dari 1 jam, seperti meletakkannya di kereta bayi atau digendong hingga 1 jam.
Hal yang sama juga berlaku pada pemakaian gadget. Hiburan lewat gawai tak dimungkiri memang menggoda agar anak bisa tenang tanpa harus ke luar rumah. Namun, Noor Anggrainy mengingatkan screen time untuk anak di bawah satu tahun tidak direkomendasikan.
Untuk anak usia 1-3 tahun, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan batas maksimal screen time tidak boleh lewat dari 1 jam. Kamu dapat menggunakannya untuk melakukan panggilan video agar bisa terhubung dengan keluarga yang berjauhan di tengah pandemi COVID-19. "Jangan jadikan screen time, ini yang sering dilakukan, untuk menenangkan anak. Karena anaknya rewel, jadi kita kasih aja begitu tablet atau TV. Itu tidak boleh," tutur dia.
Ia menambahkan anak sebaiknya tidak diajak menonton tayangan saat makan atau 1 jam sebelum tidur. Anak harus konsentrasi saat makan sehingga tidak boleh ada interaksi lain dari luar. Sementara itu, screen time sebelum tidur dapat menyulitkan anak untuk tidur nyenyak.
"Orangtua harus jadi contoh. Hal yang paling penting libatkan anak dalam aktivitas rumah sehari-hari. Ini bisa menjadi aktivitas fisik dalam keadaan mungkin rumah yang tidak mumpuni untuk kegiatan anak yang suka berlari-lari,"ujarnya.
Batita direkomendasikan untuk aktif bergerak sekitar 180 menit per hari. Anak-anak yang sudah bisa berjalan dan berlari dapat diajak bermain lempar bola atau sekadar menggambar hingga bermain masak-masakan.
Anak usia 3-6 tahun yang sedang melewati masa prasekolah bisa beraktivitas lebih berat ketimbang umur-umur sebelumnya, seperti naik sepeda. Manfaatkan ruang di dalam rumah atau halaman di depan rumah.
Bila tidak ada ruangan yang mumpuni untuk bermain sepeda, kamu bisa mengajak anak untuk bercocok tanam sebagai alternatif. "Sekarang ada kan media hidroponik, kita bisa bercocok tanam. Ajak anak bantu-bantu membersihkan rumah, menyapu. Namun, jangan berharap itu akan bersih. Setidaknya anak tahu bahwa dia ada kegiatan untuk aktif," sarannya.
Sementara itu, anak usia sekolah dengan rentang umur 6-12 tahun sebaiknya diingatkan untuk tidak terlalu terlena dengan gawai. Screen time yang direkomendasikan tidak lebih dari 90 menit. Dorong anak untuk menggunakan waktu luang dengan bergerak aktif, misalnya bermain lompat tali atau berolahraga.
Panduan serupa berlaku untuk anak usia remaja, dari 12-18 tahun. Durasi screen time yang direkomendasikan tidak lebih dari 2 jam.(dwi)
Bagikan
Berita Terkait
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan