Biar Tidak Salah Sasaran, Pemerintah Diminta Petakan Potensi Investasi


Perkantoran Jakarta. (Foto: MP/Rizky).
MerahPutih.com - Komitmen investasi dari perusahaan asing yang sudah didapatkan oleh pemerintah, perlu segera didorong untuk terealisasi guna membantu memacu pemulihan ekonomi domestik yang dihantam pandemi COVID-19.
Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan, agar investasi segera terealisasi, pemerintah harus segera menyelesaikan masalah-masalah yang menjadi penghambat investor dalam merealisasikan investasinya, sebab ketika investor sudah menyatakan komitmen investasi, artinya mereka memang sudah berniat berinvestasi di Indonesia.
Baca Juga:
Vaksinasi COVID-19 Mandiri Atau Berbayar Siapa Mau?
"Investasi ini sifatnya principal, sehingga yang menawarkan efisiensi itu yang akan dipilih. Misalnya Vietnam yang menawarkan efisiensi investasi di bidang otomotif, sehingga pabrikan otomotif banyak membuat pabrik di sana," ujar Enny dalam keteranganya, di Jakarta, Senin (25/1).
Ia menegaskan, yang dilakukan Vietnam, bisa jadi contoh atau panduan bagi pemerintah dalam memberikan fasilitas investasi sesuai atau terganung pada sektornya. Saat ini, insentif belum menjadi daya tarik.
"Untuk insentif penerima PPh Badan misalnya, beberapa negara dengan PPh Badan yang lebih tinggi dari Indonesia tetap menarik bagi investor. Oleh karena itu dibutuhkan pemetaan tingkat efektivitas dari sebuah kebijakan," katanya.
Ia menguslkna, adanya regulatory impact assessment (RIA), agar tidak banyak salah tembak. Pemetaan untuk mengetahui apa yang sebenarnya dibutuhkan investor dan apa yang menjadi daya tarik bagi mereka. Dengan demikian, pemerintah tidak membuang-buang insentif yang tidak tepat sasaran.
"Jadi intinya yang harus dilakukan pemerintah adalah fokus membuat yang namanya policy industry. Indonesia mau mengembangkan industri apa sebenarnya, yang masih kompetitif dan memiliki multiplier effect, nilai tambah dan sebagainya. Itulah yang mestinya ‘diguyur’ insentif habis-habisan," ujar Enny.
Salah satu contohnya adalah industri berbasis teknologi tinggi di mana investor sudah banyak yang menyatakan minat investasinya di sektor tersebut. Seperti produsen mobil listrik hingga produsen baterai dari Amerika Serikat, Korea hingga Jepang.
"Ketika investasi, jangan hanya memindahkan pabrik, tapi bahan baku perlahan harus dari dalam negeri, tidak impor. Juga harus ada transfer teknologi," kata Enny.

Sebelumnya, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, bakal menyelesaikan seluruh investasi. Misalnya pada 2019, ada sekitar Rp700 triliun investasi mangkrak dan ada 2020 sudah diselesaikan sebanyak Rp479 triliun.
BKPM, kata Bahlil, mulai fokus pada investasi yang memiliki teknologi tinggi dan padat karya. Dengan fokus pada transformasi sektor yang memiliki teknologi tinggi tersebut, diharapkan dapat menaikkan nilai tambah melalui hilirisasi.
Bahlil mengakui realisasi investasi saat ini belum optimal karena memang tidak mudah merealisasikan komitmen investasi meskipun investor telah berkomitmen.
"Masih banyak kendala yang dihadapi di lapangan, mulai dari regulasi yang tumpang tindih hingga ego sektoral," ujarnya.
Indonesia telah mendapatkan komitmen investasi, seperti Contemporary Amperex Technology Co. Ltd yang telah menandatangani komitmen investasi USD4,6 miliar atau setara Rp67,8 tiliun untuk pengembangan baterai listrik di Indonesia. Lalu ada Abu Dhabi yang menyatakan komitmen investasi hingga USD22,8 miliar atau Rp319,8 triliun pada awal 2020 lalu. (Asp)
Baca Juga:
153 Warga Tiongkok Tiba Saat PPKM, Ini Penjelasan Pemerintah
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Main Kripto Jadi Lebih Mudah Lewat HP, Begini Cara Unduh Aplikasinya di Android

Cermat Memilih Aplikasi Crypto Wallet: Ketahui Fitur, Jenis, hingga Tips Aman Penggunaannya

Pintu Hadirkan Crypto Museum di Festival Crypto Terbesar di Asia

BGN Klaim Rp 1 Picu Investasi Rp 5 Dalam Program Makan Bergizi Gratis

Riset Prasasti: ICOR Ekonomi Digital 4,3, Dinilai Lebih Efisien Dibanding 17 Sektor Lain

Apple Pilih Gelontorkan Investasi Rp 1.627 Triliun di AS, Investasi di Indonesia Diklaim Terus Lanjut

Redam Fenomena Rojali, Pemerintah Povinsi DKI Jakarta Gelar JITEX 2025

Investasi Danantara Diyakini Jadi Motor Penggerak Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi Bisa Capai 7 Persen

Sidang Kasus Korupsi Investasi PT Taspen, Jaksa Hadirkan Saksi Kunci dari BNI dan PT IIM

Pintu Hadirkan Imbal Hasil Kripto Hingga 25% Lewat Fitur Baru Ini
