Soroti Rencana Investasi Danantara, Legislator PKB Ingatkan Nasib Peternak Broiler yang Gulung Tikar
Menko Pangan, Zulkifli Hasan, saat mengunjungi Rumah Pangan PNM. Foto: MerahPutih.com/Ponco
MERAHPUTIH.COM - ANGGOTA Komisi VI DPR RI Rivqy Abdul Halim, atau akrab disapa Gus Rivqy, menyoroti rencana Danantara yang akan menggelontorkan dana sebesar Rp 20 triliun untuk investasi di sektor peternakan ayam broiler dan petelur. Menurut legislator PKB ini, kebijakan tersebut perlu dikaji secara kritis agar tidak mengancam keberlangsungan peternak mandiri, khususnya peternak ayam petelur.
?
“Ini menjadi keresahan di kalangan peternak, terutama peternak telur mandiri. Mereka khawatir akan terdesak oleh peternakan besar yang akan dimodali Danantara,” ujar Gus Rivqy di Jakarta, Jumat (14/11).
?
Ia mengingatkan agar pemerintah belajar dari pengalaman masa lalu ketika masuknya investasi besar di sektor ayam pedaging justru membuat peternak kecil gulung tikar. “Dulu, ketika investasi besar masuk ke ayam pedaging, hampir semua peternak kecil ambruk. Hanya sedikit yang mampu bertahan, itu pun karena memiliki pasar langsung. Selebihnya berubah menjadi pekerja bagi perusahaan besar, mulai dari bibit, pakan, hingga vaksin dikendalikan korporasi. Margin keuntungannya pun sangat kecil,” tegasnya.
?
Lebih lanjut, Gus Rivqy menjelaskan peternak ayam petelur (layer) relatif lebih mampu bertahan karena sebagian besar masih dikelola secara mandiri. Meski begitu, persoalan monopoli bibit dan pakan masih menjadi tantangan serius. “Peternak layer ini sebenarnya menjadi tulang punggung kemandirian pangan protein hewani kita. Namun, kalau Danantara ikut masuk ke sektor ini tanpa perhitungan matang, dua-duanya bisa gulung tikar. Karena itu, kebijakan ini perlu dikaji ulang agar tidak mematikan peternak mandiri,” jelasnya.
Baca juga:
Danantara Rencana Investasi Rp 20 T untuk Peternakan Ayam, DPR Minta Pengkajian Mendalam
?
Sebagai anggota Komisi VI yang bermitra dengan Danantara, Gus Rivqy meminta agar kebijakan investasi diarahkan untuk menyelesaikan persoalan mendasar di sektor peternakan, bukan sekadar menambah pemain besar.
?
“Kebijakan ini seharusnya fokus pada tiga hal utama, pertama, memperkuat sektor pembibitan (DOC) yang saat ini sulit diakses. Kedua, intervensi terhadap ketersedian pakan ternak yang terjangkau dan berkualitas, sebab sementara ini mahal dan sulit didapat. Ketiga, jika ingin masuk ke produksi, sebaiknya diarahkan ke provinsi yang masih defisit produksi, bukan yang sudah surplus,” ujarnya.
?
Komandan Pusat DKP Panji Bangsa itu juga mengingatkan bahwa produksi telur nasional saat ini sebenarnya sudah surplus.
?
“Data menunjukkan produksi telur kita mencapai 6,5 juta ton, sedangkan kebutuhan nasional hanya sekitar 6 juta ton. Jadi arah investasi harus tepat, agar tidak menimbulkan kelebihan pasokan yang justru merugikan peternak kecil,” pungkasnya.(Pon)
Baca juga:
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Soroti Rencana Investasi Danantara, Legislator PKB Ingatkan Nasib Peternak Broiler yang Gulung Tikar
Danantara Rencana Investasi Rp 20 T untuk Peternakan Ayam, DPR Minta Pengkajian Mendalam
BUMN Banyak Masalah, Danantara Siapkan Solusi Ini
Garuda Indonesia Dapat Suntikan Modal Rp 23,67 Triliun Dari Danantara, Begini Alokasinya
Danantara Ikut Perintah Pemerintah Soal Keterlibatan Dalam Penggabungan GoTo dan Grab
Kepala BRIN Gandeng Kementerian hingga Danantara, Bangun Fokus Riset dan Inovasi
Toyota Bakal Gelontorkan Rp 1,6 Trilun di Proyek Hilirisasi Timah dan Tembaga
Jakarta Catatkan Investasi Rp 204 Triliun hingga September 2025
Presiden Prabowo Perintahkan Segera Eksekusi Proyek Hilirisasi Senilai Rp 600 Triliun
Beri ‘Karpet Merah’ untuk Investasi Asing di Indonesia, Prabowo Tegaskan Harus Buat Nyaman Investor