Tahap Pertama, Mobil Buatan Jepang Disasar Pakai BBM Bioetanol 10 Persen
Mobil Listrik New Toyota bZ4X Produksi Lokal Mejeng di Ajang Otomotif GIIAS 2025
MerahPutih.com - Wakil Menteri (Wamen) Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu menyasar pengguna mobil produksi Jepang untuk penerapan program campuran bioetanol 10 persen dalam bahan bakar minyak (BBM) atau E10.
"Populasi kendaraan bermotor, khususnya mobil, itu 60–70 persenan masih (produksi) Jepang, jadi mereka pasarnya, mereka konsumennya,” ujar Todotua ketika ditemui di sela-sela Antara Business Forum di Jakarta, Rabu (19/11).
Alasan tersebutlah yang menyebabkan Indonesia memilih Toyota sebagai investor untuk pengembangan pabrik etanol.
Perusahaan tersebut juga sudah melakukan riset dan rencana komersil (commercial plan) soal penggunaan etanol dalam bahan bakar minyak.
Baca juga:
Pertamina Bakal Kembangkan Bioetanol Dari Tiga Bahan Baku Lokal Indonesia
“Sebenarnya bukan hanya Toyota, setelah saya ke Jepang, rupanya ini adalah cycle konsolidasi grup otomotif yang ada di Jepang. Tetapi memang pemimpinnya Toyota,” kata Todotua.
Todotua menyampaikan lokasi pabrik etanol akan dimulai di Lampung.
“Mungkin akan start awalnya, pabriknya di Lampung,” ujar dia.
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Tahap Pertama, Mobil Buatan Jepang Disasar Pakai BBM Bioetanol 10 Persen
Airlangga Sebut Indonesia Tujuan Investasi, Buktinya AS sudah Tertarik
Ford Kembali Bangun Pabrik di Indonesia, Belum Akan Masuk ke Mobil Listrik
Bali Bakal Kendalikan Investor Asing, Rental Kendaraan dan Villa Bakal Ditertibkan
Soroti Rencana Investasi Danantara, Legislator PKB Ingatkan Nasib Peternak Broiler yang Gulung Tikar
Danantara Rencana Investasi Rp 20 T untuk Peternakan Ayam, DPR Minta Pengkajian Mendalam
Toyota Bakal Gelontorkan Rp 1,6 Trilun di Proyek Hilirisasi Timah dan Tembaga
Gempa M 6,7 Lepas Pantai Sanriku, Jepang Keluarkan Peringatan Tsunami Sore Tadi
Jakarta Catatkan Investasi Rp 204 Triliun hingga September 2025
Presiden Prabowo Perintahkan Segera Eksekusi Proyek Hilirisasi Senilai Rp 600 Triliun