Berswafoto di Jalan Raya Jakarta yang Lenggang Selain Tak Elok Juga Berbahaya


Salah satu fenomena sreet phofography yang biasanya berlangsung selama libur Lebaran karena kondisi jalan Ibu Kota lenggang (Foto: antaranews)
MerahPutih.Com - Fenomena warga Ibu Kota memanfaatkan lenggangnya sejumlah ruas jalan untuk menyalurkan kegemaran fotografi memang jamak terjadi selama masa libur Lebaran. Beragam gaya dan tema yang berbasis street photography mengisi sepinya ruas jalan-jalan utama Jakarta.
Fenomena ini sepintas menarik tapi justru membahayakan. Pihak kepolisian melalui Kasubdit Gakum Ditlantas Polda Metro Jaya Kompol Muhammad Nasir menegaskan kebiasaan berswafoto di jalan utama yang lenggang bisa menimbulkan bahaya baik bagi pengendara maupun para pencinta fotografi jalanan.
Pasalnya, berswafoto di jalan raya sudah berada di luar fungsi jalan itu sendiri.

"Maka seyogyanya tidak menggunakan jalan untuk kegiatan di luar fungsi (seperti untuk fotografi,red) karena dapat mengakibatkan kecelakaan yang fatal baik bagi dirinya maupun orang lain," kata Nasir saat dikonfirmasi wartawan di Jakarta, Kamis (6/6).
Lebih lanjut, Nasir mengaku sebenarnya polantas tidak mau ambil pusing soal masyarakat yang hobi berfoto. Tapi, kiranya hal itu tidak sampai menggangu aktivitas orang lain seperti foto di jalan raya.
“Memang itu tidak elok, tapi sebelum melakukan itu masyarakat harus berpikir dulu. Bisa tidak menjamin keselamatan diri dan orang lain,” ucapnya.
Dia menyebut saat jalan Ibu Kota tak padat dari kendaraan bukan berarti tak ada bahaya yang mengancam di jalan raya. Karena jalan lengang, pasti pengendara yang melintas akan memacu kendaraannya dengan cepat.

“Seperti misalnya orang lagi melaju sekitar 60 km per jam. Lalu tiba-tiba ada orang (lagi foto di tengah jalan), itu kan beresiko sekali,” ujar Nasir.
BACA JUGA: Dukung Polri, Umat Buddha Berharap Kondisi Ibu Kota Tak Lagi Mencekam
Rudiantara Kepada Warganet: Ini Lebaran, Jangan Bikin Dosa
Terakhir Kompol Nasir menjelaskan kalau fungsi jalan itu diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009. Berswafoto tidak diatur di sana.
"Fungsi jalan yaitu sebagai lalulintas bagi kendaraan bermotor, kendaraan tidak bermotor seperti sepeda atau gerobak, dan pejalan kaki. Diluar itu bukan merupakan fungsi jalan. Oleh karena itu bila ingin menggunakan jalan secara permanen diluar fungsi tersebut maka harus mendapatkan izin dari stake holder termasuk Polri," tutupnya.(Knu)
Bagikan
Berita Terkait
Kuasa Hukum Sebut Delpedro Marhaen tak Punya Kuasa untuk Memicu Kerusuhan di Jakarta

Ajukan Penangguhan Penahanan, Tim Advokasi Sebut Delpedro tak Pantas Ditangkap

Polda Metro Jaya Tetapkan 43 Orang sebagai Tersangka Demo Ricuh, 6 Masuk Klaster Penghasut, Sisanya Perusuh

Polisi Minta PPATK Telusuri Aliran Dana ke Para Pelaku Kerusuhan Demo Jakarta

Polda Metro Jaya Geledah Kantor Lokataru Foundation Selama 2 Jam

Anggaran Rp 3,9 Miliar Habis untuk Perbaiki 18 Lampu Lalu Lintas Akibat Demo Anarkis di Jakarta

Total Ada 6 Tersangka di Kasus Direktur Lokataru, Ini Unggahan Delpedro yang Jadi Bukti Polisi

Jadikan Direktur Lokataru Foundation sebagai Tersangka, Polisi: Sudah Sesuai SOP

Polisi Jerat Direktur Lokataru Dengan Pasal Perlindungan Anak dan UU ITE

Direktur Lokataru Dikenakan Pasal Berlapis, Polisi: Tindakannya Memicu Kerusuhan dan Keresahan
