Berstatus Zona Hijau, Pusat Kuliner Pluit Diminta Dihentikan


Ilustrasi Kawasan Hijau
MerahPutih.com - Sejumlah anggota DPRD DKI Jakarta meninjau pembangunan pusat kuliner di Jalan Pluit Karang Indah Timur, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (12/12). Tujuan kedatangan anggota dewan itu untuk menghentikan proyek pembangunan pusat kuliner tersebut.
Sekertaris Fraksi Partai Hanura DPRD DKI Jakarta, Veri Yonnevil mengatakan, sudah sejak lama lahan yang dibangun oleh PT. Jakarta Propertindo atau Jakpro berstatus zona hijau atau taman.
Dengan begitu, Veri mendesak Jakpro untuk menghentikan pembangunan pasar kuliner itu, karena ini sudah menyalahi aturan. Sehingga pembangunan pusat kuliner itu tidak sesuai dengan peruntukan yang telah ditetapkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI.

"Karena tidak sesuai dengan peruntukkan, maka pembangunan harus dihentikan. Ini sudah menyalahi aturan," ujar Veri ditemui di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Rabu (12/12) malam.
Apalagi, sambung dia, DPRD DKI Jakarta belum pernah membahas Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) soal adanya perubahan peruntukan di atas lahan seluas kurang lebih 4 hektar tersebut.
Veri pun menduga telah terjadi kongkalingkong dalam proses pemberian izin pembangunan pusat kuliner yang saat ini tengah digarap Jakpro.
"Yang jadi pertanyaan saya, siapa yang melakukan penekanan terhadap Gubernur sehingga Gubernur berani mengeluarkan izin terhadap jalur hijau ini," kata Veri di lokasi.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Fraksi PDIP DKI Jakarta Gembong Warsono menuturkan, kedatangan jajaran DPRD ke lokasi pembangunan bukan tanpa alasan. Menurut dia, Inspeksi itu bermula atas aduan warga ke DPRD DKI. Ketika itu warga dari tiga rukun warga (RW) mengeluhkan pelaksanaan pembangunan tanpa musyawarah.
"Kita saksikan ke lapangan, emang apa yang menjadi keluhan warga benar adanya," tuturnya.
Gembong pun menilai proyek pusat kuliner itu nantinya akan menciptakan kekumuhan dan kesemrawutan. Pemprov DKI Jakarta, lanjut dia, harus meninjau ulang kembali terkait perubahan rencana pemanfaatan lahan dari Ruang Terbuka Hijau (RTH) ke pusat kuliner. Sebab bagaimana mungkin perizinan untuk kepentingan warga malah berubah menjadi komersil.

"Peruntukan untuk taman kenapa diberikan izin untuk bangunan," jelasnya.
Sementara itu, Direktur PT. Jakarta Utilitas Propertindo Ario Pramadhi menegaskan bahwa seluruh pengerjaan pembangunan proyek telah memiliki izin. Menurut dia, legalitas itu dikeluarkan langsung oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) DKI Jakarta.
Ario menyampaikan bahwa pihaknya akan terbuka dengan pendapat DPRD DKI melakukan penghentian pembangunan proyek pusat kuliner untuk sementara waktu.
"Kalau mesti ada perubahan kami akan terbuka untuk berdiskusi," tutupnya (Asp)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
DPRD Harap Pemprov DKI Jangan Terburu Naikkan Pajak, Warga Sudah Terdampak Usai DBH Dipangkas

Rp 14,6 Triliun DKI Ngendap di Bank, PSI Soroti Belanja Subsidi dan Modal yang Mampet

DPRD DKI Minta BUMD Jakarta Jangan Manja Minta PMD Terus, Creative Financing Bisa Jadi Solusi Darurat Usai Anggaran Dikebiri Habis-habisan

Anggaran DKI Jakarta Menciut Gara-Gara DBH Dipangkas, Banjir dan Jalan Rusak Warga Jakarta Terancam Diabaikan?

Pansus KTR DKI Cabut Larangan Merokok 200 Meter dari Tempat Pendidikan dan Area Anak

DPRD DKI Desak Solusi Mikroplastik Air Hujan, ITF Sunter-Bantargebang Jadi Kunci

RAPBD DKI 2026 Disesuaikan Jadi Rp 81,2 Triliun, Dana Bagi Hasil dari Pusat Turun Rp 15 Triliun

Normalisasi Ciliwung Stagnan, DPRD Khawatir Jakarta Bakal Jadi 'Kolam Raksasa' Lagi

Night at the Ragunan Zoo Diuji Coba, DPRD: Jangan Berisik dan Sampai Sorot Cahaya ke Mata Hewan

DPRD DKI Soroti Harga Buggy Wisata Malam Lebih Mahal Ketimbang Tiket Masuk Ragunan
