Bernuansa Mistis, Tari Hudoq Mohonkan Berkah atas Lahan
Tari Hudoq dilakukan masyarakat Dayak Bahau dan Modang sebagai permohonan terhadap leluhur agar menjaga lahan dan tanaman mereka. (Foto: dayakculture.wordpress)
Masyarakat Dayak di Kalimantan Timur memiliki banyak tradisi, salah satunya tarian. Adalah Tari Hudoq, yang kerap dilakukan sebagai permohonan kepada leluhur. Hudoq berarti topeng, yang menjadi ciri khas dari tarian ini.
Kesebelas penari Hudoq akan menggunakan topeng yang berbeda-beda. Ada yang menyimbolkan binatang perusak, seperti monyet dan babi; binatang pelindung, seperti elang; ada pula manusia, perlambang leluhur. Selain topeng, para penari juga mengenakan busana yang terbuat dari kulit pohon. Busana tersebut dihiasi pula dengan rumbai daun kelapa atau daun pisang.
Tarian turun-temurun subetnik Dayak, yaitu Bahau dan Modang, ini dilakukan saat masyarakatnya ingin membuka lahan (pertanian atau garapan) atau saat musim tanam tiba. Melalui tarian ini, mereka menyampaikan permohonan kepada leluhur agar menjaga lahan yang akan mereka garap tersebut. Juga, agar mereka diberikan hasil panen yang melimpah ruah.
Karena berkaitan dengan leluhur, ada unsur mistis dalam tarian ini. Sebelum tarian dimulai, seorang pawang melakukan ritual untuk memanggil roh merasuki para penari. Dengan demikian, para rohlah yang menari melalui tubuh para penari.
Tari Hudoq ini didominasi gerakan tangan dan kaki. Gerakan pada kepala hanya mengangguk. Dengan posisi badan tegak, para penari memulai tarian dengan gerakan memutar badan setiap langkah. Mereka berjalan mengangkat kaki lalu menghentakkannya dengan keras ke tanah, sehingga menimbulkan suara.
Suara juga dihasilkan dari gerakan tangan. Tangan diayunkan ke atas setinggi-tingginya kemudian diturunkan sambil menepuk paha. Suara alat musik gong dan tubun pun turut mengiringi tarian. Tarian selesai setelah ritual pengusiran binatang-binatang perusak oleh leluhur. Sesudah itu, pawang akan mengeluarkan roh dari para penari dan membantu menyadarkannya.
Tarian ini berlangsung kurang lebih satu setengah jam. Bahkan, Tari Hudoq besar bisa berlangsung selama satu hari lebih, karena berkeliling dari desa ke desa.
Bagikan
Berita Terkait
Mantap Nih Bagi Warga Kalimantan! Pegembangan Jalur Kereta Api Dimulai 2026
Kaltim Raih Penghargaan Penurunan Stunting Terbaik di Rakornas 2025, Gibran: Kuncinya Sinergi Pusat dan Daerah
Lirik Lengkap Lagu Kalimantan 'Pemung Jae' yang Singkat Tapi Penuh Makna
KPK Duga Putri Mendiang Eks Gubernur Kaltim Awang Faroek Kerap Minta Suap
KPK Tahan Putri Eks Gubernur Kaltim Awang Faroek Terkait Suap Tambang Rp 3,5 M
KPK Tetapkan Ketua Kadin Kaltim Donna Faroek sebagai Tersangka
Penyelundupan 96 Ribu Telur Penyu Digagalkan, Kerugian Ekologis Rp 9.6 M Berhasil Diselamatkan
Tahukah Kamu? Jika 70 Persen Pasokan Barubara Indonesia Berasal Dari Kalimatan!
Korea Selatan kembali Gelar Adu Banteng, Aktivis Hewan Langsung Bereaksi Lempar Kecaman
Lebaran Sapi, Tradisi Unik Warga Lereng Merapi Boyolali Rayakan Hewan Ternak