Berbagai Masalah Masih Hantui Target Swasembada Gula di 2025
Gula pasir curah milik pedagang eceran di pasar tradisional di Kota Bandarlampung. ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi.
MerahPutih.com - Indonesia ditargetkan mampu menjadi negara swasembada gula pada 2025 sesuai program jangka panjang Presiden Jokowi.
Saat ini produksi gula petani hanya mampu mencapai 5 ton per hektare sehingga diharapkan ke depan mampu meningkat sebanyak 7,5 ton gula.
Baca Juga:
Empat Pekerjaan Rumah Pemerintah Capai Swasembada Migas
Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara III (Persero) PTPN III Abdul Ghani, mengatakan, untuk upaya menuju swasembada gula tersebut, pihaknya akan melakukan upaya seperti memperbaiki kondisi industri pabrik gula, perluasan lahan tebu, berkolaborasi dengan pemerintah daerah, dan masyarakat.
Berdasar sejarah pada 1930, Indonesia mampu mengeskpor 2 juta ton gula dari hasil produksi sebanyak 3 juta ton gula.
"Akan tetapi dengan luasan areal yang mencapai dua kali lipat dari sebelumnya, kini produksinya tidak sampai mencapai 3 juta ton gula. Hal yang terbalik lagi, jika dulu Indonesia mampu mengeskpor 2 juta ton kini justru mengimpor 2 juta ton gula," katanya.
Ia menegaskan, pihaknya melakukan diskusi internal dan minta dukungan pada Menteri BUMN agar Indonesia mampu menjadi negara swasembada gula pada 2025.
"Dari arahan Menteri BUMN ini, kami akhirnya membuat program transformasi gula," kata Abdul Ghani.
Ia mengatakan, semula di wilayah eks-Keresidenan Pekalongan memiliki 19 pabrik gula tetapi kini hanya masih ada satu yaitu PG Sragi yang kondisinya "hidup segan mati tidak mau".
"Itu yang akan kami perbaiki semua meski mungkin tidak akan dibangun sebanyak 19 pabrik namun 2 atau 3 pabrik saja agar wilayah pantura menjadi bagian daerah swasembada gula," katanya.
Selain itu, persoalannya adalah pihaknya menargetkan swasembada gula tetapi petani tebu juga harus meningkat kesejahteraannya dengan menyiapkan langkah-langkah seperti penyediaan bibit tebu, bagaimana kreditnya, dan hubungan kemitraan petani dengan pabrik gula terkait masalah produksinya.
"Saya ingin produksi gula petani minim 7 ton per hektare karena apabila produksi itu bisa dicapai maka mereka akan sejahtera. Jangan bilang kita bisa swasembada gula apabila petani tidak sejahtera," katanya.
Bupati Batang Wihaji berharap, dengan kehadiran PTPN III ke Kabupaten Batang dapat mendapatkan manfaat banyak dengan menanam tebu.
"Kami akan mendukung langkah-langkah itu. Namun yang jelas, kehadiran PTPN ini bisa memberikan manfaat yang lebih bagi petani tebu," katanya dikutip Antara. (*)
Baca Juga:
Kementan Bikin Terobosan Tingkatkan Indeks Pertanaman Wujudkan Swasembada Pangan
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Antrean KJP Pasar Jaya 2025 Kembali Dibuka, ini Cara Akses Link dan Daftarnya
Dekatkan Diri dengan Warga Jakarta, PAM Jaya Gelar Bazar Sembako Gratis
ID FOOD Gelontorkan Rp 1,75 Triliun Buat Serap dan Stabilkan Harga Gula Petani
Harga Gula di Tingkat Produsen Rendah, BUMN ID FOOD Percepat Pembelian
Gula Rafinasi Bocor dan Dijual Bebas di Pasar dengan Harga Sangat Murah Bikin Petani Rugi
Stok Gula Nasional Menumpuk dan Mafia Pangan Bergentayangan, Pemerintah Didesak Setop Impor Rafinasi Hingga Prioritaskan Petani Tebu Lokal
Petani Tebu Menjerit, Puluhan Ribu Ton Gula Menumpuk di Gudang Nilai Capai Ratusan Miliar Rupiah
Harga Mayoritas Kebutuhan Pokok Kompak Turun pada Minggu (10/8), Bikin Emak-Emak Auto Tersenyum Lebar
Impor Gula Rafinasi Dikuasai 11 Perusahaan, Komisi VI DPR: Rugikan Petani Tebu
DPR Setujui Abolisi untuk Tom Lembong atas Permintaan Presiden Prabowo