Empat Pekerjaan Rumah Pemerintah Capai Swasembada Migas

Ilustrasi (Foto: Pertamina).
Merahputih.com - Target pemerintah untuk menghentikan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) pada tahun 2030 harus disertai dengan komitmen yang betul-betul kuat guna mewujudkannya. Setidaknya ada empat pekerjaan rumah untuk mencapai swasembada migas tersebut.
"Meningkatkan lifting migas, membangun kilang baru, konversi BBM dan LPG, serta tingkatkan penghematan migas," kata Anggota Komisi VII DPR, Mulyanto dalam keterangannya, Sabtu (24/4).
Baca Juga:
Menteri ESDM: Subsidi BBM Masa Lalu Untungkan Sekelompok Orang
Tanpa kesungguhan dan komitmen kuat, mustahil niat tersebut akan terwujud. Apalagi, era Presiden Jokowi akan berakhir pada 2024.
Mulyanto menyatakan bahwa sebetulnya keputusan menghentikan impor BBM pada 2030 sangat tepat mengingat tekanan defisit transaksi berjalan dari impor migas, khususnya BBM dan LPG sangat kuat.
Untuk itu, niat tersebut agar dapat dijalankan dengan sungguh-sungguh karena Pemerintah harus berani menghadapi mafia migas yang selama ini mencari untung dari impor migas tersebut.
Sebagaimana diketahui, Pemerintah menargetkan tidak akan melakukan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquified Petroleum Gas (LPG) pada 2030.
"Memang dalam Strategi Energi Nasional ini kita rencanakan 2030 itu kita tidak lagi impor BBM dan diupayakan juga tidak impor LPG," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif di Kantor Presiden Jakarta, Selasa (20/4).

Arifin menyampaikan hal tersebut seusai menghadiri Sidang Paripurna Dewan Energi Nasional (DEN) yang dipimpin langsung Presiden Joko Widodo yang juga menjabat Ketua Dewan Energi Nasional serta dihadiri oleh para menteri Kabinet Indonesia Maju serta anggota DEN 2020-2025.
"Kami dari DEN menyampaikan beberapa hal terkait strategi energi nasional kita, kemudian rancangan peraturan presiden mengenai cadangan penyangga energi, serta rencana strategis rencana kerja dari Dewan Energi Nasional dari 2021-2025," kata Arifin.
Sejumlah persoalan yang dibahas menurut Arifin adalah meningkatnya kebutuhan energi untuk jangka panjang dan terbatasnya pasokan sumber daya di dalam negeri.
Baca Juga:
Jokowi: Subsidi BBM, Hutang Indonesia Nambah
Arifin mengakui bahwa pemanfaatan energi baru dan terbarukan di Indonesia masih sedikit baru 10,5 gigawatt dan diharapkan meningkat pada 2025 sesuai target 23 persen menjadi 24 ribu mega watt.
"Di tahun 2035 kita upayakan bauran ini bisa meningkat mencapai 38 ribu megawatt di mana 'backbone' yang kita harapkan dari pembangkit listrik tenaga surya yang dalam perkembangannya dari hari ke hari makin ekonomis," tambah Arifin. (Asp)
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
KPPU Selidiki Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Panggil Pertamina Hingga SPBU Swasta

Bahan Bakar di SPBU Shell dan BP Langka, Kualitas BBM Pertamina Justru Jadi Sorotan

ESDM Temukan Jawaban Kenapa Stok BBM SPBU Shell & BP Kosong

SPBU Shell dan BP Kehabisan Stok BBM, Menteri Bahlil Sarankan Bisa Beli ke Pertamina

Stok BBM di SPBU Shell Kembali Langka, Belum Tahu Kosong Sampai Kapan

Beda Data Produksi Migas Antara Kementerian ESDM dan SKK Migas, Menteri Bahlih Klaim Lampaui Target APBN

Blok Ambalat Kembali Menghangat, Negosiasi Pengelolaan Bersama Masih Dibahas

Bahaya Tersembunyi di Balik Bensin Tercampur Solar, Siap-Siap Kantong Jebol

Kasus Salah Isi Pertalite Malah Dapat Solar di Kembangan, Pihak SPBU Bisa Dijerat Pasal UU Perlindungan Konsumen

Salah Isi Bensin Bikin 25 Motor di Jakarta Rusak Total, Bengkel Dekat SPBU Kembangan Auto Cuan
