Berbagai Bank Sentral di Dunia Berlomba Naikkan Suku Bunga
Ilustrasi dolar AS. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Untuk keenam kalinya di 2022, Bank Sentral AS atau Federal Reserve AS menerapkan kenaikan suku bunga tiga perempat poin keempat berturut-turut, di tengah inflasi terburuk dalam empat dekade di negara tersebut.
The Fed menaikkan suku bunga pinjaman jangka pendek sebesar 75 basis poin ke kisaran 3,75 hingga 4,00 persen, level tertinggi sejak Januari 2008.
Baca Juga:
BI Naikkan Lagi Suku Bunga Demi Kendalikan Inflasi
Bank sentral akan "memperhitungkan pengetatan kumulatif kebijakan moneter, kelambatan yang mempengaruhi aktivitas ekonomi dan inflasi, dan perkembangan ekonomi dan keuangan," menurut sebuah pernyataan.
Kenaikan suku bunga diperkirakan akan mengurangi dompet konsumen, membuatnya lebih mahal bagi orang Amerika untuk melunasi utang atau mendapatkan hipotek (KPR).
Langkah The Fed diikuti sebagian besar negara Teluk. Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, dua ekonomi terbesar di kawasan itu, keduanya menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin.
Bank sentral Saudi, juga dikenal sebagai SAMA, menaikkan suku bunga repo dan reverse repo masing-masing menjadi 4,5 persen dan 4,0 persen. Suku bunga dasar Uni Emirat Arab akan naik menjadi 3,9 persen, efektif pada Kamis.
Bahrain menaikkan suku bunga utamanya sebesar 75 basis poin sementara Qatar menaikkan suku bunga antara 50 dan 75 basis poin. Kuwait dan Oman tidak segera mengumumkan perubahan suku bunga.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo memaparkan, sebagaimana bank sentral di berbagai negara, BI pun meningkatkan suku bunga acuan dengan fokus mengendalikan inflasi, meskipun kebijakan ini berisiko memperlemah pertumbuhan ekonomi.
"Karena stabilitas perekonomian tidak bisa ditawar. Tidak ada pertumbuhan ekonomi yang tinggi kalau diikuti kenaikan harga yang tinggi yang dapat mengurangi daya beli masyarakat," katanya.
Langkah BI meningkatkan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate sampai 4,75 persen, diklaim sejalan dengan perkiraan peningkatan permintaan masyarakat ke depan karena pandemi COVID-19 telah terkendali. (*)
Baca Juga:
Bank Ogah Cepat Cepat Naikkan Suku Bunga Tabungan dan Deposito
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Target RUU Redenominasi Rupiah Rampung 2027, BI Tegaskan Butuh Persiapan Matang
Surat Utang Global Bikin Cadangan Devisa Meningkat
Banyak yang Belum Tahu, Ingat Transaksi QRIS di Bawah Rp 500 Ribu Gratis Biaya Admin
Ekspor Dinilai Bagus, Tapi Ekonomi Indonesia Hanya Tumbuh 5,5 Persen
Legislator NasDem Rajiv Mangkir dari Panggilan KPK, Pemeriksaan Bakal Dijadwalkan Ulang
Ramai Bantahan Jumlah Dana Pemda Mengendap, Menkeu Purbaya Lempar Tanggung Jawab ke BI
Bantah APBD Jabar Parkir di Bank, Dedi Mulyadi Pegang Bukti Menkeu Pakai Data Lama dari BI
BI Tahan Suku Bunga Acuan, Perang Tarif AS Bikin Ekonomi Dunia Melemah
Utang Luar Negeri Pemerintah Meningkat 6,7 Persen, Begini Peruntukannya
Cadangan Devisa RI Turun Rp 33 T, BI Jamin Masih Aman Buat Bayar Utang Luar Negeri 6 Bulan