Benteng Plastik Pertahanan Pasar Genteng Surabaya Hadapi New Normal Corona


Benteng tembok plastik transparan di setiap jalur stan di Pasar Genteng Surabaya. Foto: MP/Don
UNIK! Pasar Tradisional Genteng Surabaya mendekorasi pasar menggunakan plastik transparan layaknya benteng tembok plastik sebagai batas jalur pengunjung ketika Kota Pahlawan memasuki era New Normal COVID-19. Plastik transparan itu diyakini dapat menghalau penyebaran virus melalui saluran udara atau kontak langsung.
Benteng tembok plastik itu merupakan bentuk impelementasi Perwali di Surabaya melalui PD Pasar Surya sebagai bentuk protokol kesehatan di beberapa pasar tradisional. Direktur Teknik dan Usaha PD Pasar Surya Muhibuddin juga mengimbau para pedagang di pasar harus mengenakan faceshield untuk perlindungan diri, meskipun sudah ada tembok plastik.

"Kalau di pasar di setiap stannya, pedagang harus memasangkan sekat plastik agar pedagang dan pembeli tidak langsung berinteraksi. Bahkan, untuk menerima uang nya pun diletakkan di atas nampan. Nampan itu pun juga bantuan dari Bu Wali (Wali Kota Tri Rismaharini) yang akan dibagikan kepada pedagang pasar," kata Muhibuddin, Senin (15/06).
Nampak beberapa pedagang dan pembeli di pasar Genteng Surabaya tersebut dianjurkan mencuci tangan di wastafel protabel sekaligus pengecekan suhu oleh petugas pasar. Pedagang maupun pembeli wajib mengenakan masker dan melintas jalur yang dibuat pengelola pasar agar tak terjadi desakan.
Para pedagang dan pembeli juga terlihat memakai masker atau faceshield. Di stan para penjual daging potong dan ikan, terpampang plastik transparan agar tidak terjadi kontak secara langsung. Suminah (35), pedagang daging potong pasar Genteng Surabaya mengungkapkan, penerapan protokol kesehatan di masa pandemi ini cukup efektif dan higienis.
"Menurut saya yah lebih higienis dan praktis, sebab pembeli dan penjual saat bertransaksi tidak bertatap muka langsung sekaligus meminimalkan kontak langsung," imbuh Suminah.

Pedagang itu pun sempat bercerita kesulitannya saat pandemi ini. Bahkan, omzet harian penjualan dagingnya pun merosot tajam. Namun, dia menganggap wajar di tengan kondisi pagebluk saat ini.
Suminah memahami banyak pembeli ragu, bahkan takut untuk berangkat ke pasar karena khawatir tertular virus COVID-19. Dia pun memilih sikap 'gak cengeng' dengan tetap berjualan. Kini pemberlakuan protokol kesehatan baru ini menjadi harapan baru bagi Suminah dan rekan-rakan sesama pedagang di Pasar Genteng Surabaya.
Perempuan itu percaya mulai hari ini omzet penjualan barang dagangannya bisa kembali terkatrol seperti hari-hari biasa. Suminah pun optimistis bisa melewati masa-masa sulit pagebluk COVID-19.
"Penerapan protokol kesehatan seperti ini bisa membantu meningkatkan penjualan daging di pasar ini. Cara ini merupakan solusi praktis untuk menjaga pendapatan pedagang pasar tradisional seperti saya," tutup pedagang daging di Pasar Genteng Surabaya itu. (*)
Artikel ini ditulis berdasarkan laporan Andika L, kontributor merahputih.com untuk wilayah Surabaya dan sekitarnya.
Bagikan
Wisnu Cipto
Berita Terkait
Situasi Surabaya dan Jawa Timur secara Umum Relatif Kondusif dan Terkendali Pasca-Demonstrasi yang Memanas, Sebut Polda

Sisi Barat Gedung Grahadi Dibakar Tidak Lama Setelah Khofifah Indar Parawansa Temui Massa

Lirik Lagu Patriotik 'Surabaya' yang Pernah Dipopulerkan Oleh Dara Puspita

Pemaksa Murid SMAK Gloria 2 Surabaya ‘Menggonggong’ Terancam Hukuman 3 Tahun Penjara

Dicokok di Bandara Juanda, Pengusaha Suruh Siswa SMK Gloria 2 Gonggong Jadi Tersangka

Pakai Toa, Jokowi Pamit Purnatugas ke Publik di Pasar Surabaya

KAI Kecam Pelemparan Batu ke KA Pasundan, Pelaku Terancam Hukuman Seumur Hidup

Peringatan May Day Terkonsentrasi di 3 Titik di Surabaya, 3.174 Personel Gabungan Siaga

Surabaya Jadi Tuan Rumah Men's Asian Volleyball U-20 Championship

Cegah PAD bocor, Dishub Surabaya Optimalkan Bayar Parkir via QRIS dan Voucher
