Bencana Hidrometeorologi di Sukabumi Disebut Karena Banyak Hutan Gundul Bahkan Terlantar
Banjir Bandang di Sukabumi. Foto: Dok/Humas Polri
Merahputih.com - Bencana hidrometeorologi di Sukabumi berupa longsor dan banjir yang menyebabkan kerusakan infrastruktur dan mengancam keselamatan warga menjadi perhatian serius karena dampaknya yang merugikan masyarakat secara meluas.
Anggota Komisi IV DPR RI, Slamet menilai bahwa selain cuaca ekstrem, kerusakan ekosistem di daerah hulu juga menjadi penyebab utama terjadinya bencana tersebut.
"Banyak kawasan hutan yang dulunya subur dan menjadi penyangga lingkungan ini gundul bahkan terlantar," ungkap legislator Dapil Jawa Barat IV itu dalam keterangannya, Jumat (6/12).
Baca juga:
Update Banjir Bandang Sukabumi, Tim SAR Masih Evakuasi Warga yang Tertimbun
Slamet juga menyoroti peran perusahaan negara dalam kerusakan lingkungan, terutama terkait dengan lahan HGU yang tidak terkelola dengan baik. Oleh karena itu, ia mendesak pemerintah untuk segera mengambil kebijakan guna mengembalikan fungsi kawasan hutan di daerah hulu.
"Melalui reboisasi dan penertiban penggunaan lahan,” tegas Politisi Fraksi PKS ini.
Baca juga:
Perlancar Distribusi Bantuan di Sukabumi, BNPB bersama TNI dan PUPR Bangun Jembatan Darurat
Slamet juga menekankan pentingnya menjaga wilayah hulu agar tidak mengalami degradasi lebih lanjut, karena hal tersebut akan berdampak langsung pada masyarakat yang tinggal di hilir.
"Jangan biarkan wilayah hulu kita terus degradasi karena akan berdampak langsung pada masyarakat yang tinggal di hilir," tambahnya.
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Pintu Air Angke Hulu Meresahkan, Warga Jakarta Barat Siap-Siap Kedatangan 'Tamu' dari Luapan Air
BMKG Ingatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Jawa Timur 20-29 Oktober, Bisa Akibatkan Bencana Hidrometeorologi
Gunung Semeru Erupsi Hebat Pagi Ini, Masyarakat Diminta Waspadai Lontaran Batu Pijar
BPBD Cianjur Jelaskan soal Penetapan Status Siaga Bencana Hidrometeorologi selama 7 Bulan
Korban Tewas Akibat Gempa Magnitudo 6,9 di Filipina Meningkat Jadi 79 Orang
Pemerintah Salahkan Undang-Undang Cipta Kerja Bikin Mudahnya Alih Fungsi Lahan di Bali
'Tepuk Gempa' BMKG dan Simulasi Sejak Dini, Perbandingan Cara Indonesia dan Jepang Bersiap Hadapi Bencana
7 Kecamatan di Medan Dilanda Banjir, Sumatera Utara Rawan Bencana Hidrometeorologi Basah
BMKG Warning 'Bencana Basah' Jelang Masuk Bulan November, Masyarakat di Daerah-Daerah Ini Diminta Waspada
Banjir Meksiko Tewaskan 47 Orang, Presiden Rapat Daring dengan 5 Negara Bagian Terdampak