Belasan Tahun Perang, Afghanistan-Taliban Capai Kesepakatan Pembicaraan Damai

Zulfikar SyZulfikar Sy - Kamis, 03 Desember 2020
Belasan Tahun Perang, Afghanistan-Taliban Capai Kesepakatan Pembicaraan Damai

Tahanan Taliban yang baru dibebaskan di penjara Pul-e-Charkhi. ANTARA FOTO/National Security Council of Afghanistan/Handout via REUTERS/NZ/djo

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Pemerintah Afghanistan dan perwakilan Taliban mengumumkan pada Rabu (2/12) bahwa mereka telah mencapai kesepakatan awal untuk melanjutkan pembicaraan damai.

Langkah itu menjadi perjanjian tertulis pertama kedua pihak dalam 19 tahun perang, yang disambut oleh PBB dan Amerika Serikat.

Perjanjian tersebut membuka jalan ke depan untuk diskusi lebih lanjut dan dianggap sebagai terobosan karena akan memungkinkan perunding untuk beralih ke masalah yang lebih substantif, termasuk pembicaraan tentang gencatan senjata.

Baca Juga:

Putri Maradona Laporkan Dugaan Ayahnya 'Tidak Sengaja' Terbunuh Dokter Pribadi

"Prosedur termasuk pembukaan negosiasi telah diselesaikan dan mulai sekarang, negosiasi akan dimulai dalam agenda," kata Nader Nadery, anggota tim negosiasi pemerintah Afghanistan, seperti dikutip Antara .

Juru bicara Taliban mengonfirmasi hal yang sama di Twitter. Kesepakatan itu muncul setelah diskusi berbulan-bulan di Doha, ibu kota Qatar, dalam negosiasi yang didorong oleh AS.

Di Afghanistan, kedua belah pihak masih berperang, dengan serangan Taliban terhadap pasukan pemerintah terus berlanjut.

Dokumentasi - Pasukan NATO tiba di lokasi serangan bom mobil di Kabul, Afghanistan, Minggu (10/8). Pelaku serangan bom bunuh diri di Kabul menewaskan setidaknya empat warga sipil Afghanistan, termasuk anak-anak, serta melukai puluhan lainnya, kata pihak keamanan Afghanistan. (ANTARA/REUTERS/Omar Sobha/tm.)
Dokumentasi - Pasukan NATO tiba di lokasi serangan bom mobil di Kabul, Afghanistan, Minggu (10/8). Pelaku serangan bom bunuh diri di Kabul menewaskan setidaknya empat warga sipil Afghanistan, termasuk anak-anak, serta melukai puluhan lainnya, kata pihak keamanan Afghanistan. (ANTARA/REUTERS/Omar Sobha/tm.)

Perwakilan Khusus AS untuk Rekonsiliasi Afghanistan Zalmay Khalilzad mengatakan bahwa kedua belah pihak telah menyetujui "perjanjian sepanjang tiga halaman yang mengatur aturan dan prosedur untuk negosiasi mereka tentang peta jalan politik dan gencatan senjata yang komprehensif".

"Kesepakatan ini menunjukkan bahwa para pihak yang bernegosiasi dapat menyepakati masalah-masalah sulit," ujar dia di Twitter.

Gerilyawan Taliban telah menolak untuk menyetujui gencatan senjata selama tahap awal pembicaraan, meskipun ada seruan dari ibu kota Barat dan badan-badan global, yang menyatakan bahwa langkah itu hanya akan diambil jika jalan ke depan untuk pembicaraan telah disepakati.

Utusan PBB untuk Afghanistan Deborah Lyons menyambut baik "perkembangan positif" tersebut dan menambahkan bahwa "terobosan ini harus menjadi batu loncatan untuk mencapai perdamaian yang diinginkan oleh semua rakyat Afghanistan".

Bulan lalu, kesepakatan yang dicapai antara Taliban dan negosiator pemerintah tertahan pada menit terakhir setelah pemberontak menolak keras pembukaan dokumen itu karena menyebutkan nama pemerintah Afghanistan.

Baca Juga:

Malaysia Amankan 12,8 Juta Vaksin COVID-19 Pfizer

Taliban menolak menyebut tim negosiasi Afghanistan sebagai perwakilan dari pemerintah Afghanistan, karena mereka menentang keabsahan pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Ashraf Ghani, yang mereka lihat sebagai boneka AS.

Taliban digulingkan dari kekuasaan pada 2001 oleh pasukan pimpinan AS karena menolak menyerahkan Osama bin Laden, perancang serangan 11 September di AS. Pemerintah yang didukung AS telah memegang kekuasaan di Afghanistan sejak itu, meskipun Taliban memiliki kendali atas wilayah yang luas di negara itu.

Berdasarkan kesepakatan Februari, pasukan asing akan meninggalkan Afghanistan pada Mei 2021 dengan imbalan jaminan kontra-terorisme dari Taliban, termasuk merundingkan gencatan senjata permanen dan formula pembagian kekuasaan dengan pemerintah Afghanistan. (*)

Baca Juga:

Turki Hukum Seumur Hidup Para Pemimpin Kudeta 2016

#Afghanistan #Taliban
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir

Berita Terkait

Dunia
Gempa Afghanistan, Uni Eropa Nyatakan akan Kirim Bantuan meskiJaga Jarak dari Taliban
Pihak EU mengatakan akan mengirim 130 ton pasokan darurat dan membuka dana sebesar 1 juta euro untuk membantu para korban gempa mematikan yang melanda Afghanistan.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Gempa Afghanistan, Uni Eropa Nyatakan akan Kirim Bantuan meskiJaga Jarak dari Taliban
Dunia
Gempa Afghanistan, Korban Tewas Bertambah Jadi 900, Tim Penyelamat Sisir Pegunungan Cari Penyintas
Gempa tersebut merusak atau menghancurkan ribuan rumah yang sebagian besar terbuat dari batu bata lumpur dan kayu.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Gempa Afghanistan, Korban Tewas Bertambah Jadi 900, Tim Penyelamat Sisir Pegunungan Cari Penyintas
Dunia
Diguncang Gempa Magnitude 6, Desa-Desa di Afghanistan Timur Hancur, 800 Orang Tewas, dan 2.500 Terluka
Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) menyatakan gempa berkekuatan 6,0 yang terjadi pada Minggu pukul 23.47 itu berpusat 27 kilometer timur laut Jalalabad.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Diguncang Gempa Magnitude 6, Desa-Desa di Afghanistan Timur Hancur, 800 Orang Tewas, dan 2.500 Terluka
Dunia
Putin Tegaskan Taliban Sekutu Rusia
Gerakan Taliban Afghanistan kini masuk daftar hitam dan mendapat sanksi PBB
Wisnu Cipto - Jumat, 05 Juli 2024
Putin Tegaskan Taliban Sekutu Rusia
Dunia
Taliban Klaim Bunuh Kepala Intelijen ISIS
Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid mengatakan Qari Fateh berencana untuk merencanakan serangan ke kantor kedutaan asing, masjid dan sasaran lain di Kabul.
Andika Pratama - Selasa, 28 Februari 2023
Taliban Klaim Bunuh Kepala Intelijen ISIS
Bagikan