Belajar Saling Memahami dari Penyandang Tuli

Zulfikar SyZulfikar Sy - Kamis, 03 Mei 2018
Belajar Saling Memahami dari Penyandang Tuli

Surya Sahetapy (belakang-kiri) dan Laura Lesmana Wijaya (belakang-kanan). (MP/Aldi Fadlillah)

Ukuran:
14
Audio:

BAGI Surya, menyebarkan bahasa isyarat agar diterima semua kalangan sangat penting. Hal itu juga dapat membuat rasa percaya diri bagi penyandang tuli. Selama ini, banyak kasus penyandang tuli baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat, dipaksa untuk bisa berbicara. Padahal, kemampuan berbicara pada penyandang tuli tidak bisa dipaksakan.

Surya bersama teman-teman Ketua Pusat Bahasa Isyarat Indonesia (Pubisinsindo) gencar menyosialisasikan bahasa isyarat. Tidak hanya untuk penyandang tuli, tapi juga semua masyarakat Indonesia bukan penyandang tuli. Bahasa isyarat juga bisa menyatukan bangsa Indonesia sama halnya seperti bahasa Indonesia. Bahasa isyarat setara dengan bahasa Indonesia.

"Kalau bisa berbicara boleh itu bagus. Tapi tidak bisa berbicara juga tidak apa-apa," kata Surya dengan bahasa verbal dengan gerak tangan yang atraktif.

Surya Sahetapy. (MP/Aldi Fadlillah)
Surya Sahetapy. (MP/Aldi Fadlillah)

Kalau tidak bisa bahasa verbal, ada alternatif lain yaitu bahasa isyarat. Bahasa isyarat ini yang harus dipelajari. Pembelajaran bahasa isyarat tak lepas dari pemahaman pentingnya bahasa tersebut bagi orang-orang bukan penyandang tuli. Maksudnya, dukungan keluarga dan masyarakat pasti sangat membantu.

"Selama ini orang selalu bertanya, apa itu? Bahasa apa itu? Bahasa Tarzan?" kata Surya tentang persepsi umum bahasa isyarat. Padahal, bahasa isyarat merupakan bahasa universal. Orang-orang bukan penyandang tuli juga butuh bahasa isyarat.

Bahasa isyarat misalnya bisa diterapkan saat menyelam karena bahasa verbal tak bisa digunakan. Selain itu, di tempat-tempat berisik. "Bahkan bahasa isyarat bisa membuat awet muda," kata Surya sambil tertawa. Bahasa isyarat lebih ekspresif dengan memainkan mimik muka dan gestur yang tak membosankan.

Bahasa isyarat merupakan salah satu jalan untuk saling memahami. Antara penyandang tuli dengan masyarakat bukan penyandang tuli. Permasalahan utama yaitu bagaimana orang-orang dengan pendengaran dapat memahami penyandang tuli. Bagaimana gerak bibir bisa dibaca karena tidak terlalu cepat, bagaimana segala akses informasi dapat ditangkap, teks-teks di fasilitas umum dapat diakses, sampai bagaimana orang-orang berkomunikasi dengan penyandang tuli saat pertama kali bertemu.

Ia mencotohkan. Suatu hari, seorang orang tua memukul anaknya yang penyandang tuli ketika mengetahui Surya yang disabilitas tuli ternyata bisa bahasa verbal. "Itu Surya bisa bicara," kata Surya menirukan kembali perkataan orang tua itu kepada anaknya. Itu menandakan masih ada orang tua yang memaksakan bahasa verbal kepada anaknya yang penyandang tuli, tanpa melihat ada alternatif lain yaitu bahasa isyarat untuk berkomunikasi.

Tak hanya Surya Sahetapy. Laki-laki kelahiran Jakarta, 21 Desember 1994 ini kemudian memperkenalkan rekan sesama aktivis tuli. Dia adalah Ketua Pusat Bahasa Isyarat Indonesia (Pubisindo) Laura Lesmana Wijaya.

Surya Sahetapy (kiri) dan Laura Lesmana Wijaya. (MP/Aldi Fadlillah)
Surya Sahetapy (kiri) dan Laura Lesmana Wijaya. (MP/Aldi Fadlillah)

"Tanya dia," kata Surya sambil mempersilakan Laura saat merahputih.com menanyakan bagaimana sulit dan mudahnya memahami bahasa isyarat bagi bukan penyandang tuli.

Laura merupakan jebolan linguistik dari Chinese University of Hong Kong. Dia juga memperjuangkan bagaimana bahasa isyarat dapat dipelajari oleh semua orang. Saat ini, Pubisindo telah merampungkan materi kelas bahasa isyarat level 1-3. Butuh riset yang lama merampungkan setiap level. Sementara kelas bahasa isyarat butuh level 1-6.

Merahputih.com kemudian diajak untuk mamahami bahasa isyarat. Di ruangan tidak boleh ada yang bersuara. Semua dilakukan dengan bahasa isyarat.

Laura meminta sebuah buku catatan dan pulpen. Semua tak ada yang berbicara. Dia lalu menuliskan namanya, "LAURA". Kemudian dia menunjukkan tulisan itu dengan menggerakkan tangan kanan seperti gerakan mencoret di telapak tangan kiri. Kemudian dia menempelkan telapak tangan kanannya ke dada. Lalu gerakan jempol tangan menempel ke dagu. Setelah itu kertas diberikan ke yang lain.

Satu orang kemudian menuliskan nama di bagian kertas lainnya. Sambil terus berkomunikasi dengan Laura. Tulisan nama belum digilirkan ke yang lain sampai benar-benar mengerti apa yang disampaikan melalui bahasa isyarat yang ditirukan Laura. Nama saya Laura (dengan gerakan tangan menulis ditelapak, lalu menujuk diri dengan telapak), lalu siapa nama kamu? (sambil gerakan jempol tangan kanan di dagu dengan dorongan ke depan). Tak ada suara dalam ruangan. Semua berkomunikasi dengan hening. Hanya menyampaikan maksud melalui gerakan tangan, gestur, dan mimik wajah.

Dengan tanpa suara, Laura mengajak semua orang memahami tentang dunianya, dunia penyandang tuli. Dari sana, semua orang dapat memahami bagaimana bahasa isyarat menjadi bahasa bersama yang dapat menyampaikan maksud satu sama lain. Bahasa isyarat merupakan pilihan yang sama dengan bahasa Indonesia.

Laura Lesmana Wijaya. (MP/Aldi Fadlillah)
Laura Lesmana Wijaya. (MP/Aldi Fadlillah)

Laura menceritakan, perjuangan Indonesia ramah terhadap penyandang disabilitas tuli masih panjang. Salah satunya membumikan bahasa isyarat. Hal itu jauh seperti dilakukan di negara lain, contonnya Amerika. Amerika telah memperjuangkan pemakaian bahasa isyarat secara meluas 50 tahun lebih. Sementara di Indonesia baru 10 tahun belakangan.

Selain bahasa isyarat, komunikasi bisa dijalin dengan bahasa tulis. Itu juga yang diperjuangkan Pusbisindo untuk penggunaan bahasa teks pada film-film dan acara-acara televisi dan fasilitas-fasilitas publik.

"Tanyakan kepada mereka komunikasi dengan cara apa, lisan (gerak bibir), tulisan, atau isyarat," kata Laura tentang bagaimana seharusnya komunikasi pertama ketika bertemu dengan penyandang tulis. Selama ini, banyak orang takut berkomunikasi dengan penyandang tuli. Di banyak negara maju, masyarakat luas telah memahami bagaimana harus berkomunikasi dengan para penyandang tuli. Contohnya di restoran atau bandara, petugas sudah tahu bagaimana berkomunikasi dengan penyandang tuli supaya mendapatkan pelayanan yang sama. Dengan gerak bibir, bahasa isyarat, atau mereka harus lari ke belakang untuk mengambil secarik kertas untuk menyampaikan bahasa tulis.

Laura kini bisa berkomunikasi isyarat dalam tujuh bahasa, yaitu Indonesia, Amerika, Inggris, Sri Lanka, Hong Kong, Jepang, dan Korea. Kemampuan berbahasa itu dia pelajari dari penyandang tuli berbagai negara itu saat satu asrama di universitas. Begitu pun di Indonesia, setiap daerah memiliki bahasa isyarat yang berbeda-beda satu sama lain. Memahami bahasa isyarat berarti memahami orang lain. Seperti kata Surya, bahasa isyarat dapat ditangkap 100 persen yang berarti menghilangkan miss communication. (zul)

Baca juga artikel terkait: Surya Sahetapy Ingin Indonesia Ramah Disabilitas

#Penyandang Disabilitas #Surya Sahetapy
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir

Berita Terkait

Indonesia
Kurangi Angka Pengangguran, Penyandang Disabilitas di Jakarta Harus Diberi Kesempatan Bekerja
Penyandang disabilitas di Jakarta juga perlu diberi kesempatan bekerja. Nantinya, mereka akan dibekali pelatihan terlebih dahulu.
Soffi Amira - Selasa, 26 Agustus 2025
Kurangi Angka Pengangguran, Penyandang Disabilitas di Jakarta Harus Diberi Kesempatan Bekerja
Indonesia
Gubernur Pramono Beri Akses Gratis untuk Disabilitas, Lansia, dan Pemilik KJP Masuk Wisata Jakarta
Pramono Anung telah menekan Pergub yang mengatur soal pemberian akses gratis ke tempat-tempat wisata yang dikelola Pemprov DKI.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 14 Agustus 2025
Gubernur Pramono Beri Akses Gratis untuk Disabilitas, Lansia, dan Pemilik KJP Masuk Wisata Jakarta
Indonesia
Pemprov Jakarta Cairkan Bantuan Rp 300 Ribu Perbulan Bagi149.687 Lansia, Disabilitas dan Anak Jalanan
program bantuan ini merupakan bagian dari komitmen Pemerintah Provinsi dalam menjaga keberlanjutan program perlindungan sosial bagi kelompok rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 28 Juli 2025
Pemprov Jakarta Cairkan Bantuan Rp 300 Ribu Perbulan Bagi149.687 Lansia, Disabilitas dan Anak Jalanan
Lifestyle
Terobosan Formula Skincare Maju Pesat, Sayang Packaging tak Inklusif
Masih banyak skincare lokal di Indonesia yang kemasannya yang tidak ramah penyandang disabilitas.
Dwi Astarini - Senin, 09 Juni 2025
Terobosan Formula Skincare Maju Pesat, Sayang Packaging tak Inklusif
Berita Foto
Unilever Indonesia Luncurkan Program Pemberdayaan UMKM Perempuan dan Disabilitas
Founder of Alunjiva Indonesia, Nicky Clara (tengah) dan Head of Communication sekaligus Chair of Equity, Diversity & Inclusion (ED&I) Board Unilever Indonesia, Kristy Nelwan (kanan) saat peluncuran Program Pemberdayaan UMKM Perempuan dan Disabilitas di Jakarta, Rabu (4/5/2025).
Didik Setiawan - Rabu, 04 Juni 2025
Unilever Indonesia Luncurkan Program Pemberdayaan UMKM Perempuan dan Disabilitas
Indonesia
PPDI Sebut belum Dilibatkan dalam Pembahasan Pembangunan Chairlift di Candi Borobudur
PPDI mengapresiasi gagasan inklusivitas di kawasan wisata.
Dwi Astarini - Rabu, 28 Mei 2025
PPDI Sebut belum Dilibatkan dalam Pembahasan Pembangunan Chairlift di Candi Borobudur
Indonesia
PPDI Sambut Baik Wacana Pemasangan Chairlift di Candi Borobudur, tapi Berikan Sejumlah Catatan
Sebaiknya dibangun dengan penyesuai yang memang dibutuhkan penyandang disabilitas.
Dwi Astarini - Rabu, 28 Mei 2025
PPDI Sambut Baik Wacana Pemasangan Chairlift di Candi Borobudur, tapi Berikan Sejumlah Catatan
Indonesia
Pramono Akui Trotoar di Jakarta Kurang Ramah Disabilitas, Bakal Lakukan Penataan
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung mengaku, bahwa trotoar di Jakarta masih kurang ramah bagi disabilitas.
Soffi Amira - Jumat, 23 Mei 2025
Pramono Akui Trotoar di Jakarta Kurang Ramah Disabilitas, Bakal Lakukan Penataan
Indonesia
Salim dengan Prabowo di Istana, Rombongan Disabilitas Titip Doa Makmurkan Rakyat
Kempolok disabilitas itu datang ke acara Open House Lebaran di Istana Merdeka dengan jumlah rombongan 13 orang.
Wisnu Cipto - Senin, 31 Maret 2025
Salim dengan Prabowo di Istana, Rombongan Disabilitas Titip Doa Makmurkan Rakyat
Indonesia
BUMN Buka Rekrutmen Bersama 2025 yang Inklusif, Penyandang Disabilitas Berikan Testimoni tentang Pengalaman Ikut Prosesnya
Rekrutmen ini memberikan fokus pada penyandang disabilitas.
Hendaru Tri Hanggoro - Kamis, 06 Maret 2025
BUMN Buka Rekrutmen Bersama 2025 yang Inklusif, Penyandang Disabilitas Berikan Testimoni tentang Pengalaman Ikut Prosesnya
Bagikan