BEI Sebut Kenaikan Indeks Saham Indonesia Tertinggi di Dunia


Ilustrasi indeks saham di BEI (Foto Antara/M Agung Rajasa)
MerahPutih.Com - Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, Indonesia menjadi satu-satunya negara yang kenaikan indeks saham tertinggi di dunia. Pencapiaan luar biasa itu disampaikan Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia, Nicky Hogan.
"Kenaikannya (selama 10 tahun) 227,60 persen. Tidak ada negara lain yang lebih tinggi dari itu," kata Nicky Hogan dalam keterangan tertulis di Yogyakarta, Jumat (3/11).
Menurut Nicky Hogan kenaikan indeks saham terjadi di tengah penjualan investor asing lebih dari Rp 20 triliun. Artinya indeks saham Indonesia tetap mengalami kenaikan 13,87 persen.
"Dalam satu dasawarsa terakhir ini tidak pernah terjadi sebelumnya," kata dia.
Hingga saat ini, tidak ada satupun lembaga pemeringkat internasional yang tidak memberikan predikat "Layak Investasi" kepada Indonesia. Nicky Hogan berharap tidak ada masyarakat Indonesia yang meragukan potensi investasi di negaranya sendiri.
"Tahun 2030 diprediksi kitalah negara dengan kekuatan ekonomi terbesar kelima di dunia, dan menjadi keempat di tahun 2050," kata Nicky Hogan sebagaimana dilansir Antara.
Dengan potensi itu, menurut dia, sudah seharusnya Indonesia menjadi tuan rumah di negaranya sendiri dengan mengampanyekan gerakan "Yuk Nabung Saham". Gerakan itu perlu digencarkan mengingat jumlah investor pasar modal asing yang cukup dominan.
"Yuk Nabung Saham adalah keberpihakan kepada seluruh rakyat Indonesia, menjadikan investasi pasar modal terjangkau, sederhana bukan njlimet, dan untuk masa depan yang lebih baik," kata dia.
Nicky Hogan mengatakan saat ini jumlah investor baru terus bertambah dan berkontribusi 54,2 persen terhadap kenaikan transaksi saham harian sepanjang 2017, di mana 22,6 persen di antaranya merupakan kontribusi para investor individu Indonesia.
Sementara itu, di Yogyakarta hingga Agustus 2017 jumlah investor pasar modal mencapai 28.558 investor dengan total rata-rata transaksi per bulan mencapai Rp1,6 triliun dan 30 persen di antaranya merupakan kalangan mahasiswa yang mewakili golongan generasi millenial.
"Rata-rata mereka punya saham dan punya reksadana juga untuk wahana investasinya," kata Kepala Kantor Perwakilan BEI DIY, Irfan Noor Riza.(*)
Bagikan
Berita Terkait
Semprot Dewan PSI, Ketua Dewas PAM Jaya: Kita Mau Kerja, Bukan Cari Benar atau Salah

BEI Belum Mau Hapus Saham Sritex, Meskipun Sudah Masuk Kriteria Delisting

Pramono Masih Kaji IPO PAM Jaya Agar Bisa Melantai di Bursa Efek Indonesia

Antisipasi Pelemahan IHSG, BEI Kaji Pembukaan Kode Broker Imbas Kebijakan Trump

Pelemahan IHSG Berlanjut, Investor Lokal Alami Kepanikan

IHSG Hari Pertama usai Libur Lebaran Ditutup Anjlok Berakhir di Zona Merah

IHSG Anjlok, Analis Sarankan Aksi Beli Saham Perusahaan yang Beri Dividen Besar

Apa Itu Trading Halt di Bursa Saham Indonesia dan Aturan Barunya?

IHSG Turun 9,16 Persen, BEI Hentikan Perdagangan

Jadi, Faktor Apa yang Bikin Nilai Tukar Rupiah Melemah Setelah Trading Halt?
