Kesehatan

Batasi Konsumsi Minuman Kekinian ini

P Suryo RP Suryo R - Rabu, 02 Desember 2020
Batasi Konsumsi Minuman Kekinian ini

Sebaiknya membatasi mengomsumsi bubble tea. (Foto: Unsplash/Rosalind Chang)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MINUMAN ini sangat populer di Indonesia. Tak ada sudut di mall yang tidak menjual bubble tea. Minuman ini membuat perut kenyang karena bubblenya yang terbuat dari tepung tapioka. Selalu disajikan dengan es batu membuat segar tenggorokan di hari yang panas. Tentunya rasa manis yang disukai semua orang.

Meskipun demikian beberapa penelitian menyebutkan kalau bubble tea adalah minuman yang sebaiknya tidak terlalu sering dikonsumsi. Dilansir dari medicaldaily, Dr. Ryan Marino, dokter di UPMC di Pittsburgh, mengatakan bahwa sisa dari tapioka bisa jadi menempel di perut yang pada akhirnya bisa menyebabkan sembelit.

Baca Juga:

Jangan Simpan Botol Minum Plastik Di Mobil, Ini Akibatnya



1. Berat badan naik

obesitas
Bubble dapat menaikkan berat badan karena obesitas. (Foto: Unsplash/i yunmai)


Bubble yang ada di dalam minuman ini dapat meningkatkan berat badan yang berujung pada obesitas. Ini disebabkan kandungan gula yang tinggi. Jadi kalau mau minum bubble tea sebaiknya memasan dengan gula sedikit saja. Biasakan untuk mengurangi asupan kadar gula tinggi.

2. Diabetes

gula
Segelas bubble tea mengandung 34 gram gula. (Foto: Pexels/pixabay)


Segelas bubble tea mengandung 34 gram gula. Sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan konsumsi gula per hari yaitu 50 gram. Selain itu, kandungan gula yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya resistensi insulin. Insulin merupakan hormon yang berfungsi untuk mengatur kadar glukosa dalam darah. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya penyakit diabetes melitus tipe 2.

3. Gangguan pencernaan

sakit
Terlalu sering minum bubble dapat membuat kamu terserang sembelit. (Foto: Pixabay/nastya_gepp)


Bubble yang terbuat dari tepung tapioka memiliki tekstur kenyal dan lengket. Bisa jadi susah dicerna oleh usus dan pada kondisi yang lebih buruk akan merusak organ itu. Terlalu sering mengkonsumsi bubble dapat membuat kamu sembelit karena tubuh susah mencerna tepung tapioka.

Baca Juga:

Manfaat Minum Air Putih Ternyata Lebih Besar dari Apa yang Pernah Kamu Ketahui

4. Kanker

kanker
Terlalu berlebihan mengkonsumsi tepung tapioka berisiko terkena kanker. (Foto: Pixabay/marijana1)


Tepung tapioka yang digunakan dalam pembuatan bubble berisiko menyebabkan kanker. Penelitian menyebutkan bahwa zat yang ada pada kanker, berefek buruk bagi kesehatan seperti penurunan sistem kekebalan tubuh, reproduksi, dan saraf.

5. Jerawat

jerawat.
Dapat mengganggu keseimbangan hormon. (Foto: Pixabay/34680)

Tidak hanya kandungan gula tinggi yang ditemukan di dalam minuman ini. Namun di dalamnya terdapat pula susu dan krimmer yang dapat mengganggu keseimbangan hormon sehingga menyebabkan gangguan kulit atau komedo. (ans)

Baca Juga:

Bolehkah Minum Susu Setelah Minum Obat? Ini Faktanya

#Bubble Tea #Minuman Kekinian #Minuman Manis #Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Lainnya
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Vertigo merupakan istilah medis yang digunakan untuk menyebut sensasi seolah-olah lingkungan di sekitar penderita terus berputar dan biasanya disertai rasa pusing.
Frengky Aruan - Kamis, 21 Agustus 2025
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Indonesia
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Anggaran kesehatan pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 dialokasikan sebesar Rp 244 triliun.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Bagikan