Banyak Diskon, Hasil Survei BI Catat Penjualan Eceran Meningkat


Pengunjung pusat belanja. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) Bank Indonesia mengindikasikan peningkatan kinerja penjualan eceran secara bulanan pada Maret 2021 dibandingkan bulan sebelumnya.
Tercatat, Indeks Penjualan Riil (IPR) Maret 2021 tumbuh 6,1 persen (mtm) meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar minus 2,7 persen (mtm).
Baca Juga:
H-4 Lebaran, Harga Sejumlah Komoditas Pangan Alami Kenaikan
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono memaparkan, responden menyampaikan peningkatan penjualan eceran tersebut sejalan dengan permintaan masyarakat yang menguat menjelang Ramadan, disertai kondisi musim dan cuaca yang mendukung.
"Peningkatan penjualan eceran terjadi pada seluruh kelompok," ujarnya dalam keteranganya, Selasa (11/5).
Peningkatan tercatat pada subkelompok sandang yang naik dari minus 8,7 persen menjadi 8,4 persen (mtm). Kemudian kelompok barang budaya dan rekreasi naik dari minus 8,6 persen menjadi 2,5 persen (mtm) serta kelompok bahan bakar kendaraan bermotor yang pada Maret mencapai 8,1 persen (mtm) dari sebelumnya minus 2,0 persen.
Erwin mengatakan, berdasarkan hasil SPE, responden memprakirakan peningkatan kinerja penjualan eceran berlanjut hingga April 2021. Hal itu tercermin dari IPR April 2021 yang diprakirakan tumbuh 11,4 persen (mtm).
"Ini sejalan dengan daya beli masyarakat yang meningkat saat Ramadaan, keadaan musim dan cuaca yang mendukung serta banyaknya program diskon,” ujarnya.
Sebagian besar kelompok diprakirakan mengalami peningkatan penjualan terutama pada kelompok makanan, minuman dan tembakau, peralatan informasi dan komunikasi, serta barang lainnya.

Peningkatan diprakirakan terjadi pada seluruh kelompok komoditas, terutama kelompok baran lainnya khususnya subkelompok sandang, kelompok bahan bakar kendaraan bermotor, serta kelompok makanan, minuman dan tembakau.
Secara tahunan, penjualan eceran diprakirakan meningkat sebesar 9,8 persen (yoy) dari sebelumnya minus 14,6 persen (yoy). Dari sisi harga, responden memprakirakan tekanan inflasi pada 3 dan 6 bulan mendatang yakni Juni dan September 2021 diprakirakan menurun.
Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) 3 bulan yang akan datang yakni Juni sebesar 141,4, turun dari 156,4 pada bulan sebelumnya, diprakirakan karena kecukupan persediaan barang diiringi dengan distribusi barang yang lancar.
Sementara, IEH 6 bulan yang akan datang yakni pada September sebesar 134,9, lebih rendah dari 141,7 pada bulan sebelumnya, dipengaruhi oleh distribusi barang yang lancar dan pasokan yang cukup. (*)
Baca Juga:
Selama Pandemi COVID-19, Harga Rumah Tetap Melonjak
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Ekonom Sebut Indonesia Belum Berada di Situasi Krisis Ekonomi, Ingatkan Risiko Burden Sharing Bisa Sebabkan Hyperinflasi seperti Era Soekarno

Biar Rakyat Senang Saat Belanja, Mendagri Perintahkan Daerah Tahan Inflasi Maksimal di 3,5 Persen

Harga Beras Berikan Kontribusi Inflasi Terbesar Kelompok Pangan Setelah Bawang Merah

BI Pangkas Suku Bunga Jadi 5 Persen, Rupiah Sulit Untuk Turun ke Rp 16.000 per Dollar AS

Bank Indonesia Ungkap Fakta Mengejutkan di Balik Utang Luar Negeri yang Tumbuh Melambat

Apa Itu Payment ID Yang Disorot Karena Ditakuti Memata-Matai Transaksi Keuangan Warga

Solo Raya Alami Lonjakan Transaksi QRIS, Volume Capai 51,91 Juta

Bank Indonesia Bongkar Rahasia Mengapa Ekonomi Jakarta Melaju Kencang di Kuartal III 2025

Pedagang Tolak Transaksi Uang Logam Rp 100 dan Rp 200 Bisa Dipidana, BI Sebut Hukumannya 1 Tahun Bui

KPK Telusuri Dugaan Aliran Dana CSR BI dan OJK ke Partai Politik
