Banjir Jakarta Dianggap Sebagai Tamparan Keras Buat Penyelenggara Negara
Ketua MPR Bambang Soesatyo alias Bamsoet (Antara/Desca Lidya Natalia)
MerahPutih.Com - Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta pemerintah pusat dan pemerintah daerah berkoordinasi mengatasi banjir di Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, dan Bekasi (Jabodetabek).
Menurut Bamsoet, musibah banjir kali ini menjadi tamparan bagi para penyelenggara negara.
Baca Juga:
Meski Banjir, Hakim PN Jakarta Pusat ini Tetap Ngantor Gunakan Kolor
"Gotong royong yang ditunjukkan oleh warga sepatutnya ditiru oleh para pejabat publik," kata Bamsoet kepada wartawan, Kamis (2/1).
Bamsoet menerangkan bahwa Indonesia sudah 74 tahun merdeka namun banjir masih saja menimpa. Padahal, daerah Jabodetabek adalah kawasan vital Indonesia.
Bamsoet berharap jangan ada lagi perdebatan dalam penanganan banjir, seperti normalisasi atau naturalisasi sungai.
Bamsoet menjelaskan pemerintah pusat berencana membangun prasarana pengendalian banjir di empat sungai, yakni Sungai Krukut, Sungai Ciliwung, Sungai Cakung, dan Sungai Sunter.
Proyek tersebut terkendala pembebasan lahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah.
Tanpa kerjasama yang baik antara pemerintah pusat dan daerah, Ketua MPR Bamsoet menuturkan, mustahil musibah banjir bisa diminimalisasi.
Politikus Partai Golkar pun itu meyakini baik pemerintah pusat maupun daerah sudah memiliki rencana kerja menangani banjir. Tinggal bagaimana koordinasi agar tidak saling berseberangan dan berbenturan.
Berdasarkan komunikasinya dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BASARNAS), TNI, Polri, jajaran pemerintah, serta daerah seluruh kekuatan sudah terjun langsung melakukan penyelamatan.
"Kita punya banyak sekali orang-orang cerdas, misalnya di BMKG. Jika hujan lebat debit air akan naik, jangan sampai warga terkena banjir," jelas dia.
Bamsoet meyakini pemerintah pusat maupun daerah (Jabodetabek) pasti sudah punya rencana kerja dalam penangangan banjir. Tinggal bagaimana koordinasi antara pusat dan daerah agar rencana tersebut tak saling berseberangan, apalagi berbenturan.
Pemerintah pusat punya rencana pembangunan prasarana pengendalian bajir pada keempat sungai, yakni Sungai Krukut, Sungai Ciliwung, Sungai Cakung, dan Sungai Sunter.
Baca Juga:
Mensos Beri Santunan untuk Keluarga Korban Banjir Cipinang Melayu
Namun belum bisa maksimal lantaran terkendala pembebasan lahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah. Tanpa kerjas ama yang baik antara pemerintah pusat dan daerah, mustahil musibah banjir bisa kita minimalisir.
"Tanpa kerja sama pemerintah pusat dan daerah, rakyatlah yang lagi-lagi akan kembali menjadi korban," pungkasnya.(Knu)
Baca Juga:
DKI Banjir 2020, Andi Arief Ingatkan Jokowi dan Anies Jangan Saling Tuding
Bagikan
Berita Terkait
Korban Meninggal Dunia Banjir Sumatra Tembus 1.016 Orang, 158 Ribu Rumah Rusak Parah
Gerak Cepat, JHL Foundation dan 234 SC Kirim Bantuan untuk Korban Banjir Aceh-Sumatra
Pramono Anung Resmikan Embung Lapangan Merah, Klaim Mampu Kurangi Banjir hingga 69 Persen
Fenomena Supermoon Dituding Penyebab Banjir Rob Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu
15 RT di Jakarta Timur Tergenang, Ini Langkah BPBD Atasi Luapan Ciliwung
Nyaris 35 Ribu Orang di Kabupaten Bandung Terdampak Banjir, 3 Kecamatan Ini Paling Parah
Elit Saling Adu Opini soal Bencana Alam Sumatra, Bamsoet: Stop Saling Menyalahkan, Fokus pada Penanganan
Update Bencana Aceh: Korban Meninggal Dunia Bertambah Jadi 326 Orang, 167 Masih Hilang
Bencana Alam Sumatra, Korban Tewas Tembus 836 Jiwa dan 518 Orang Hilang
Gubernur Pramono Usul Speaker Masjid dan Gereja Dipakai untuk Peringatan Dini Banjir