Bangkok Bank dan PermataBank Berbagi Wawasan Hadapi Badai Ekonomi


Webinar bersama PermataBank dan Bangkok Bank. (Foto: Tangkapan layar)
TAHUN 2023 diprediksi bakal penuh tantangan, terutama dalam aspek ekonomi dan bisnis. Maka, para pemimpin bisnis dan investor mengatakan, masyarakat perlu mengadopsi pola pikir yang 'tidak akan pernah normal kembali' untuk memperkuat ketahanan ekonomi.
Dalam webinar bersama Bangkok Bank dan PermataBank, Selasa (13/12), CEO Capita A Tony Fernandes, CEO Banpu Somruedee Chaimongkol, dan Komisaris BEI Pandu Patria Sjahrir, berdiskusi tentang bagaimana ekonomi ASEAN nan beragam dan tangguh dapat menjadi tempat aman dari badai ekonomi global.
Suku bunga tinggi, lonjakan inflasi, gangguan energi, dan kritisnya rantai pasokan global, diprediksi bakal menghantui masyarakat global pada 2023 mendatang. Maka, para panelis tersebut menyarankan agar pelaku bisnis fokus dan berhati-hati soal keuangan, terutama meningkatkan tata kelola usaha.
Baca juga:
Jokowi Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 5,3 Persen di 2023

"Kita berada pada era yang tidak pernah normal. Guna bertahan dalam jangka panjang, para pelaku bisnis wajib menanamkan paragidma 'never normal again', agar dapat memetik manfaat dari disrupsi situasi ini," kata CEO Banpu Somruedee Chaimongkol.
Somruedee menambahkan, bahwa ASEAN kini telah menjadi hub internasional bagi sektor manufaktur, yang didorong oleh peningkatan investasi dan pertumbuhan PDB nan stabil. Hal itu membawa ASEAN lebih dekat dan cepat ke perkembangan teknologi industri 4.0, seperti robotika, 3D, dan digitalisasi industri.
"Hal ini memberikan peluang bagi perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya, mendiversifikasi rantai pasokannya, dan membangun jaringan di pasar Asia Tenggara. Diversifikasi sangat penting bagi ketahanan perusahaan dan strategi mitigasi risiko," tambahnya.
Sementara CEO Capital A Tony Fernandes menuturkan, bahwa pihaknya mengatasi tantangan yang ada dengan mengelola biaya secara dewasa. Secara teknis, Capital A memaksimalkan garis atas dan meminimalkan garis bawah. Seperti di AirAsia, dilakukan penyesuaian tarif dan pendapatan tambahan, untuk memastikan arus kas tetap positif.
Baca juga:
Jokowi Janjikan Pusat Ekonomi Baru IKN Terbangun di Juni 2023

"Saya melihat dua area peluang utama untuk Capital A. Pertama, terdapat logistik karena e-commerce merupakan peluang bagus untuk bisnis transportasi kami. Kedua, gelembung perusahaan teknologi telah meledak dan berarti biaya turun. Yang terpenting, bisnis harus berjalan optimal, dengan valuasi yang masuk akal," kata Tony.
Adapun Pendiri AC Ventures sekaligus Komisaris BEI Pandu Patria Sjahrir mengakui tantangan di depan menuntut perusahaan teknologi untuk meningkatkan tata kelola yang baik.
"Ekonomi digital merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perekonomian Indonesia. Meskipun tahun 2023 akan menjadi tahun yang penuh tantangan bagi perusahaan teknologi, masih ada peluang dengan membangun tim, fokus pada bisnis inti, dan menumbuhkan budaya tata kelola yang baik," tandas Pandu. (waf)
Baca juga:
Paparan Lengkap Jokowi Terkait APBN 2023
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
Ekonom Sebut Indonesia Belum Berada di Situasi Krisis Ekonomi, Ingatkan Risiko Burden Sharing Bisa Sebabkan Hyperinflasi seperti Era Soekarno

Omzet Mal Anjlok Imbas Demo di Jakarta, Pemprov DKI Segera Lakukan Langkah ini

Langkah Konkret Yang Bisa Diambil Pemerintah Saat Rakyat Demo, Salah Satunya Turunkan Pajak Jadi 8 Persen

Ekonomi Indonesia Diklaim di Jalur yang Benar, Menko Airlangga Minta Pengusaha dan Investor tak Panik

DPR-Pemerintah Sepakati Asumsi RAPBN 2026, Suku Bunga dan Rupiah Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi?

Ekspansi Belanja Pemerintah Bakal Bikin Ekonomi Membaik di Semester II 2025

Prabowo Berencana Tarik Utang Rp 781,87 Triliun di 2026, Jadi yang Tertinggi setelah Pandemi

Riset Prasasti: ICOR Ekonomi Digital 4,3, Dinilai Lebih Efisien Dibanding 17 Sektor Lain

Bank Indonesia Bongkar Rahasia Mengapa Ekonomi Jakarta Melaju Kencang di Kuartal III 2025

Prabowo Sentil Pemain Ekonomi Cari Keuntungan Tanpa Peduli Rakyat, PKB: Penerapan Pasal 33 Harus Tegas dan Konsisten
