Autophobia, Rasa Takut Berlebih Terhadap Kesendirian
 Andreas Pranatalta - Kamis, 23 Maret 2023
Andreas Pranatalta - Kamis, 23 Maret 2023 
                Autophobia juga dapat disebabkan oleh faktor biologis pada sistem saraf di otak. (Foto: Unsplash/Sasha Freemind)
SIAPA sangka, ternyata kesendirian juga bisa membuat rasa takut, atau disebut dengan autophobia. Ketakutan ini umumnya disebabkan oleh pengalaman traumatis di masa kecil.
Mengutip laman Alodokter, autophobia diartikan sebagai perasaan cemas atau takut berlebih yang dirasakan seseorang saat sendirian. Tidak hanya sendiri secara fisik, tidak jarang rasa takut ini juga muncul ketika seseorang merasa diabikan atau tidak dicintai oleh orang di sekitarnya.
Ada beberapa kemungkinan yang bisa menyebabkan kondis ini, yakni pengalaman traumatis yang dialami. Pengalaman tersebut bisa berupa kematian orang tersayang, perceraian orang tua, atau sering diabaikan oleh orang tua. Rasa trauma yang dialami bisa berbekas dalam pikiran dan terbawa hingga dewasa.
Gangguan kepribadian tertentu juga bisa menjadi pemicu autophobia. Misalnya, orang yang memiliki gangguan kepribadian dependen sangat takut jika ditinggalakn atau mengalami penolakan. Hal ini membuat perasaan tidak berdaya dan tidak mampu kerap muncul ketika seseorang sendirian.
Baca juga:
 
Tidak bisa dihindari, kecenderungan untuk merasa takut dan cemas berlebihan dapat diwariskan dari orang tua. Ini karena selama hidup, manusia akan belajar dari orang-orang di sekitarnya. Ketika melihat anggota keluarganya memiliki ketakutan terhadap situasi tertentu, seperti kesendiain, tanpa sadar anggota keluarga lainnya bisa mengembangkan rasa takut akan hal yang sama.
Autophobia juga dapat disebabkan oleh faktor biologis pada sistem saraf di otak. Saat ada ancaman, otak akan secara alami membantu tubuh untuk menghindari malapetaka, misalnya dengan meningkatkan denyut jantung dan kontraksi otot guna menyiapkan tubuh untuk berlari.
Baca juga:
 
Gejala fisik yang muncul ketika seseorang mengalami autophobia adalah berkeringat, gemetar, menggigil, sesak napas, detak jantung meningkat, dan mual.
Ada beberapa cara untuk mengatasi autophobia, seperi terapi pemaparan misalnya. Ketika melakukan ini, psikiater akan membantu untuk menghadapi sumber ketakutan. Awalnya, seseorang akan diajak untuk berjalan beberapa meter keluar rumah dan berdiri sejenak di luar. Kegiatan ini dilakukan berulang kali hingga tingkat toleransi terhadap ketakutan bertambah.
Selain itu, bisa juga melakukan terapi perilaku kognitif. Pada sesi terapi ini, psikiater akan mencari tahu masalah dan faktor pemicu dari rasa takut yang dialami. Setelah itu, psikiater akan membantu mencari jalan keluar untuk mengatasi dan mengubah pandangan penderita terhadap fobia yang dimiliki. (and)
Baca juga:
Demi Profesionalisme Aktor Hollywood Ini Taklukkan Fobia
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
2 Juta Anak Alami Gangguan Kesehatan Mental, Kemenkes Buka Layanan healing 119.id Cegah Potensi Bunuh Diri
 
                      Hasil Cek Kesehatan Gratis: 2 Juta Anak Indonesia Alami Gangguan Kesehatan Mental
 
                      Ibu Negara Prancis Brigitte Macron Disebut Kena Gangguan Kecemasan karena Dituduh sebagai Laki-Laki
 
                      Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
 
                      The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
 
                      Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
 
                      Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
 
                      Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
 
                      Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
 
                      Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
 
                      




