Autisme Terdeteksi Lewat Kedipan Mata


Tingkat kedipan mata juga dapat menawarkan cara untuk mendeteksi tanda-tanda awal autisme. (Foto: Unsplash/Annie Spratt)
DIPERKIRAKAN manusia berkedip sekitar 10 hingga 25 kali dalam satu menit. Tujuan utama mengedipkan mata adalah untuk menjaga kelembapan mata. Namun, tujuannya melampaui fungsi sederhana itu, kerena bisa memengaruhi apakah seseorang mengidap autisme. Lewat kedipan mata, autisme dapat terdeteksi.
Saat seseorang melihat sesuatu yang mereka anggap sangat menarik atau menarik, seperti saat mereka bermain video game, tingkat kedipan mereka turun menjadi kurang dari lima kedipan per menit. Mengapa ini terjadi?
Baca Juga:
"Dengan mengurangi seberapa sering kita berkedip, kita dapat memaksimalkan jumlah informasi visual yang diterima dan diproses. Ketika kita menemukan sesuatu yang kita lihat menarik, luar biasa, kita secara tidak sadar menekan kedipan kita untuk meningkatkan aliran informasi visual ke otak kita," tulis Professor of Psychiatry and Behavioral Sciences Geraldine Dawson, PhD dari Duke University di Durham, AS.
Pengaruh dopamin

Menurut Dawson, salah satu teori mengatakan bahwa berkedip terkait dengan bagian otak kita yang diaktifkan oleh pengalaman bermanfaat. Beberapa bukti menunjukkan bahwa kedipan mata diatur oleh dopamin, sebuah pemancar yang diasosiasikan dengan pengalaman akan penghargaan.
"Masuk akal jika kita menemukan sesuatu yang bermanfaat, otak kita secara otomatis meningkatkan kemampuan kita untuk memperhatikan hal yang kita sukai," lanjut Dawson yang juga menjadi Director of Duke Center for Autism and Brain Development dan Director of Duke Autism Clinic.
Menurutnya, dopamin juga dikaitkan dengan fleksibilitas kognitif, kemampuan untuk dengan cepat mengubah perhatian dan persepsi seseorang dari satu hal ke hal lain.
Baca Juga:
Selain itu, Tingkat kedipan telah digunakan oleh para ilmuwan untuk melacak bagaimana orang mengalokasikan perhatian mereka ketika mereka terlibat dalam berbagai aktivitas. Misalnya, tingkat kedipan mata menurun ketika seseorang menonton film yang menggugah emosi. Tingkat kedipan spontan saat menyelesaikan tugas yang membutuhkan fokus dan memori dapat memprediksi seberapa akurat seseorang dapat menyelesaikan tugas tersebut.
Mendeteksi perbedaan neurologis

Para peneliti sekarang mengeksplorasi apakah tingkat kedipan dapat membantu mendeteksi perbedaan dan gangguan neurologis, seperti penyakit Parkinson dan autisme. Penyakit Parkinson adalah gangguan otak yang berkaitan dengan perubahan kadar dopamin yang menyebabkan kesulitan dalam koordinasi dan keseimbangan.
Baru-baru ini, tim Dawson di Universitas Duke menerbitkan sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa tingkat kedipan mata juga dapat menawarkan cara untuk mendeteksi tanda-tanda awal autisme.
"Menggunakan aplikasi yang diunduh di tablet, kami menunjukkan kepada ratusan balita satu set film singkat yang menarik. Beberapa dari balita ini kemudian didiagnosis menderita autisme. Film bervariasi dalam konten mereka," Dawson menjelaskan dalam artikel Psychology Today (22/5).
Saat balita menonton film, kamera di tablet merekam wajah anak-anak. Sebuah tim insinyur di Duke kemudian menggunakan teknologi yang disebut visi komputer untuk mengukur seberapa sering balita berkedip saat mereka menonton film.
"Kami menemukan bahwa balita neurotipikal lebih menekan kedipan mereka saat mereka menonton film tentang orang, sedangkan balita autis menunjukkan tingkat kedipan yang sama terlepas dari apakah mereka menonton orang atau benda," ujarnya.
Autisme adalah suatu kondisi di mana anak sering menganggap dunia benda jauh lebih menarik daripada dunia manusia. "Dengan menggunakan cuplikan pendek perilaku ini (sekitar enam menit), kami dapat membedakan anak-anak yang kemudian didiagnosis autisme dengan akurasi 82 persen dengan memeriksa apakah mereka cenderung menghadap layar selama film sosial digabungkan dengan tingkat kedipan mereka," Dawson menjelaskan.
Ukuran perilaku objektif ini, yang disebut "penanda biologis", pada akhirnya dapat membantu kita melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam mendeteksi autisme pada anak kecil. (aru)
Baca Juga:
Gagal Glowing, 5 Kesalahan Perawatan Kulit Wajah di Malam hari
Bagikan
Berita Terkait
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga

Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak

Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas

Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan

Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
