Australia dan Inggris Kritik Faktor Keselamatan Pariwisata Indonesia, Begini Reaksi Kemenpar
Helikopter SAR mendarat untuk melakukan upaya evakuasi pendaki asal Belanda yang terjatuh di Gunung Rinjani, Kamis (17/7/2025). ANTARA/Kantor SAR Mataram.
MerahPutih.com - Pemerintah Australia dan Inggris menyoroti masalah keamanan pariwisata di Indonesia, khususnya terkait berbagai insiden kecelakaan wisata pendakian yang terjadi di tanah air.
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) angkat suara terkait kritik Australia dan Inggris itu sebagai masukan untuk memperkuat citra pariwisata Indonesia, terutama terhadap destinasi unggulan di tanah air
“Jika tidak ditangani secara tepat dan komprehensif hal ini dapat menimbulkan persepsi negatif terhadap destinasi unggulan di Indonesia," kata Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenpar Martini M. Paham di Jakarta, Kamis (24/7).
Baca juga:
Semua Jalur Rinjani Ditutup Total 1-10 Agustus, Ada 6 Ini Nama Treknya
Menurut dia, masukan dari negara luar itu akan menjadi dasar rekomendasi untuk penyusunan kebijakan dalam bentuk surat keputusan bersama (SKB) tentang penguatan keamanan dan keselamatan pariwisata serta rencana-rencana aksi bersama yang dilakukan antar kementerian dan lembaga.
“Kami juga menginginkan terbangunnya koordinasi dan kolaborasi antar pemangku kepentingan untuk mengimplementasikan rekomendasi yang nanti akan kita sepakati bersama, dan juga terlaksananya kampanye publik untuk pariwisata yang aman melibatkan seluruh elemen masyarakat,” papar Martini.
Sementara itu, Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Manajemen Krisis Kemenpar Fadjar Hutomo menekankan tiap daerah memiliki keunikan krisis dan risikonya sendiri sehingga kelengkapan peralatan, sampai kelengkapan sumber daya manusianya pun berbeda.
Baca juga:
Dua Hari Berturut Turis Asing Kecelakaan di Rinjani, Kali Ini Pendaki Cewek dari Belanda
Untuk mengatasinya, lanjut dia, kemampuan sumber daya manusia setempat, potensi SAR, mitra kebencanaan yang dalam situasi darurat untuk memanfaatkan waktu emas pertolongan harus terus dilatih dan regulasinya perlu disempurnakan.
"Penegakan regulasi perlu diperkuat agar seluruh pelaku pariwisata menjalankan standar keamanan dan keselamatan secara konsisten," tandasnya dikutip Antara.
Faktor keselamatan pariwisata Indonesia kini tengah menjadi sorotan dunia terkait sejumlah kasus kecelakaan turis asing yang terjadi di Gunung Rinjani.
Baca juga:
Setidaknya ada tiga turis asing yang terjatuh saat mendaki Gunung Rinjani hanya dalam waktu sebulan terakhir. Pertama, turis perempuan asal Brasil bernama Juliana Marins yang terjatuh ke jurang pada 21 Juni yang akhirnya ditemukan tewas saat dievakuasi.
Kedua, pendaki asing asal Swiss bernama Benedikt Emmenegger (46) mengalami kecelakaan saat mendaki Gunung Rinjani pada 16 Juli 2025.
Terakhir, warga negara asing (WNA) asal Belanda bernama Sarah Tamar Van terjatuh pada 17 Juli 2025, yang berhasil dievakuasi pada hari yang sama. (*)
Bagikan
Wisnu Cipto
Berita Terkait
Viral Lift Rp 200 Miliar di Tebing Pantai Kelingking Nusa Penida, DPR Minta Proyek Tak Rusak Alam
Anjing Liar Goyang Pariwisata Babel, Pemprov Terbitkan Kebijakan Eliminasi
WNA Pengguna Kereta Api di Indonesia Tembus Setengah Juta, Yogyakarta jadi Tujuan Paling Favorit
Larangan Masuk Badui Dalam untuk Wisman Resmi Diberlakukan Demi Menjaga Kesakralan Rumah Lembaga Adat
Pengesahan UU Pariwisata Dinilai Bakal Jadi Angin Segar Target Ekonomi 8 Persen
Pemprov Layanan Open Top Tour of Jakarta melintasi sejumlah titik bersejarah
DPR Resmikan RUU Kepariwisataan, Siap Beradaptasi dengan Revolusi Digital Global
Dukung Desa Kreatif dan UMKM, Kemenparekraf Ajukan Anggaran Rp1,06 Triliun
Penetapan 36 Bandara Miliki Status Internasional Dorong Peningkatan Wisatawan
Taiwan Bidik Pasar Wisatawan Indonesia, Khususnya Kalangan Generasi Muda