Atasi Banjir, Normalisasi Sungai Harga Mati
Banjir Jakarta (Foto: Antarafoto)
MerahPutih.com - Banjir di ibukota masih menjadi momok menakutkan bagi masyarakat Jakarta dari tahun-ketahun. Pasalnya sering sekali Jakarta dikepung banjir yang ketinggiannya mencapai sekitar 2 meter. Dalam waktu 3 hari belakangan ini curah hujan di Jakarta cukup tinggi, dengan begitu masyarakat harus siap siaga bila banjir mengepung.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI diharapkan segera melakukan normalisasi sungai-sungai dengan melakukan pengerukan sampah agar kedalaman sungai dapat menampung tingginya air saat hujan.
Kemudian, membangun waduk di Jakarta terutama yang berada di wilayah Jakarta Utara. Karena waduk tersebut berfungsi sebagai tempat penampungan air hujan yang kemudian bisa dialiri ke laut lepas.
"Harus membangun waduk, dan segera diselesaikan waduk yang tengah dibuat," kata Pengamat Kebijakan Publik Universitas Trisakti, Trubus Rahardiansyah kepada merahputih.com, selasa (24/4).
Masyarakat harus ikut serta menjaga lingkungan dengan melakukan pembersihan gorong-gorong atau got dari sampah-sampah yang dapat menyubat aliran air. Masyakarat juga harus berinisiatif untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Pemprov DKI harus secepatnya menyelesaikan sodetan Kali Ciliwung ke Banjir Kanal Timur (BKT). Tujuan sodetan tersebut untuk mengirimkan air secepat mungkin ke laut lepas.
"Kali Ciliwung melayu sodetan kali Ciliwung Banjir Kanal Timur harus segera diselesaikan," ungkap Trubus.
Banjir di Jakarta umumnya terjadi pada bulan Januari dan Februari karena merupakan puncak bulan basah, yakni bulan yang curah hujannya lebih dari 100 milimeter.
Jakarta sendiri terletak di dataran yang sangat rendah, kemudian dibeberapa tempat ketinggian permukaan tanahnya, hanya beberapa sentimeter di atas permukaan laut. Bahkan sebagian di bawah permukaan laut dalam bentuk rawa-rawa.
Tingkat sedimentasi yang tinggi di sungai-sungainya membuat air tidak dapat mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah. Maka kanal-kanal yang tadinya diharapkan dapat membantu menggelontorkan air hujan dengan cepat ke Teluk Jakarta, tak dapat berfungsi maksimal. Tragisnya, semakin tahun permukaan tanah di Jakarta semakin menurun.
Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta telah mengalokasikan anggaran sebesar 1,3 triliun untuk program penanganan banjir tahun ini. Anggaran ini disiapkan untuk pembebasan lahan normalisasi sungai, waduk, situ dan embung yang telah dilaksanakan sejak tahun lalu.
"Di tahun 2018 Dinas Sumber Daya Air telah mengalokasikan anggaran pembebasan lahan. Totalnya Rp 1,3 triliun," ujar Kepala Dinas SDA DKI Jakarta, Teguh Hendrawan, Selasa (24/4).
Teguh merinci, anggaran Rp 1,3 triliun ini dialokasikan untuk pembebasan lahan program normalisasi sungai sebesar Rp 800 miliar. Sementara Rp 500 miliar sisanya disiapkan untuk pembebasan lahan pembangunan waduk, situ dan embung.
"Jadi fokus kita masih sama seperti tahun lalu, melanjutkan program strategis nasional," jelasnya dikutip beritajakarta.
Menurut Teguh, pada tahun ini, pembebasan lahan untuk program normalisasi masih difokuskan di Kali Ciliwung, Pesanggrahan dan Kali Sunter. Sementara untuk pembebasan lahan pembangunan waduk difokuskan di lima lokasi. Masing-masing Waduk Rambutan, Waduk Cimanggis, Waduk Brigief, Waduk Lebak Bulus dan Waduk Marunda.
"Kalau yang di Rawa Kendal kita belum ke sana. Jadi bukannya mangkrak. Tapi memang belum ada lagi pembebasan lahan di lokasi tersebut," tandasnya. (Asp)
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Satgas Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bentukan Prabowo Diharap Jadi Juru Selamat Korban Banjir Sumatra
11 Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Tetapkan Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi, Inhu Diminta Mengikuti
5 Kabupaten/Kota di Bali Terendam Banjir, Dampak Siklon 93S
Pemerintah Tegaskan Kerahkan Berbagai Sumber Daya Tangangi Bencana Banjir Sumatera
Pemprov Aceh Minta Bantuan UNDP dan UNICEF, Mendagri: Kami Pelajari
Rumah Eks Bupati Jember Hendy Siswanto Ikut Kebanjiran, Jembatan 20 Meter Putus
Sungai Bedadung Meluap Picu Banjir Hingga 2 Meter, Ribuan Warga Jember Mengungsi
70 Ribu Hektare Sawah Rusak Akibat Banjir Sumatera, Cadangan Beras Disiapkan 120 Ribu Ton
Kementerian ESDM Tunda Pengumuman Tambang Penyebab Banjir Sumatera
Daya Beli Warga Korban Banjir Sumatera Bakal Turun di 2026, Butuh Rp 70 Triliun Buat Rekonstruksi