Arif Rahman Kritik Menhut Raja Juli: Jangan Serampangan Kelola Lahan 20 Juta Hektar


Ilustrasi. (Foto: MerahPutih.com)
MerahPutih.com - Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Nasdem, Arif Rahman, merespons Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni yang menyatakan akan menyiapkan lahan 20 juta hektar untuk ketahanan pangan dan energi.
Arif pun memberikan peringatan atas rencana yang di sampaikan oleh Menhut Raja Juli tersebut.
"Saya sangat mendukung Program Ketahanan Pangan dan Energi yang menjadi Prioritas Pemerintahan Presiden Prabowo dan hal ini memang sangat di butuhkan oleh Bangsa ini untuk bangkit dan maju secara ekonomi," tegas Arif dalam keterangan resminya, Sabtu (11/1).
Arif menegaskan, pihaknya sangat mendukung penuh Asta Cita yang digagas oleh Presiden RI Prabowo Subianto, karena hal itu merupakan bagian dari ikhtiar yang apabila dijalankan dengan perencanaan yang matang maka bisa membawa dampak signifikan bagi kemandirian bangsa Indonesia.
Sebaliknya, jika perencanaan tersebut buruk justru bisa mengarah pada bencana ekologis.
"Namun niat dan rencana ini tentunya harus didukung dengan perencanaan dan kajian yang matang, agar tidak berbalik menjadi bencana besar," ucapnya.
Baca juga:
Panglima dan Kapolri Tanam Jagung Seluas Lahan 40 Hektar di Semarang
Legislator Dapil Banten I ini mengingatkan bahwa Indonesia memiliki komitmen internasional untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Ia merujuk pada beberapa lawatan Presiden Prabowo, seperti pertemuan dengan Raja Charles di Inggris dan Forum G20 di Brasil, di mana isu deforestasi dan pelestarian hutan menjadi sorotan utama.
"Tentunya ini kan kunjungan kehormatan ya, saya datang dan beliau sangat perhatian terhadap lingkungan, terhadap pelestarian hutan, pelestarian alam. Di situ kita banyak persamaan, saya mengatakan saya mendukung dan kita akan kerja sama,” ujar Presiden Prabowo Subianto, seperti dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Jumat 22 November 2024.
Presiden Prabowo juga menyampaikan pandangannya mengenai peran penting hutan Indonesia dalam menjaga suhu global, pada pertemuan KTT G20 di Brasil, Selasa 19 November 2024 lalu.
"Hutan Indonesia telah berkontribusi selama bertahun-tahun untuk mendinginkan dunia. Indonesia dianggap sebagai paru-paru dunia," katanya.
Baca juga:
Apa yang disampaikan Presiden Prabowo, menurut Arif, sudah sangat tepat, karena memang Indonesia memiliki peran penting sebagai paru-paru dunia dan tentunya warga bangsa wajib menjaga hutan-hutan dengan baik untuk kelesatarian dan peradaban dunia kedepannya.
Oleh karena itu, ia mengkritik rencana Menteri Kehutanan yang dianggapnya berisiko tinggi.
"Saya mengingatkan Saudara Menteri Kehutanan agar tidak serampangan dalam menyampaikan rencana penyediaan lahan 20 Juta Hektar, ditengah Deforestasi yang terjadi saat ini, apalagi diambil dari lahan Cadangan hutan, jangan niat baik Presiden di terjemahkan secara Instan tanpa perencanaan dan kajian mendalam, karena jika salah urus akan menjadi bencana bagi bangsa kita!" ucapnya.
Baca juga:
DPR: Pemerintah Jangan Sampai Korbankan Hutan untuk Swasembada Pangan!
Menurut data Global Forest Watch, Indonesia kehilangan lebih dari 85% tutupan hutan sejak tahun 2001, dengan provinsi-provinsi seperti Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Tengah menjadi penyumbang deforestasi terbesar. Jika rencana Menteri Kehutanan untuk menggunakan cadangan hutan sebagai lahan pertanian dan energi dilaksanakan, Arif khawatir hal ini akan memperburuk deforestasi yang sudah berlangsung.
"Sebut saja Riau, Kalimantan barat, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah menjadi 4 Wilayah penyumbang Deforestasi terbesar di Indonesia yang berdasarkan data jika diakumulasi jumlah dari 4 wilayah ini mencapai kutrang lebih 15,77 Juta Hektar hutan yang hilang," ungkapnya.
Arif menilai, jika Menhut Raja Juli Antoni menyatakan bahwa lahan 20 juta hektar akan diambil dari cadangan hutan yang ada, artinya akan membabat hutan-hutan yang baru.
Menurutnya, hal ini tidaklah sesuai dengan komitmen yang disampaikan Presiden Prabowo dalam pertemuannya dengan Raja Charles di Inggris dan dalam Forum G20 di Brasil.
"Kalau hanya buka lahan baru itu hal mudah, tapi bagaimana kita memanfaatkan lahan-lahan yang sudah ada yang masih banyak yang tidak terurus dengan baik, saya pikir itu juga bisa jadi solusi yang bijak, tanpa mengorbankan Cadangan hutan kita karena akan berdampak buruk bagi lingkungan kita di Indonesia maupun secara global," pungkas Arif. (Asp)
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Dapat Pagu Anggaran Rp 40 Triliun, Mentan Teruskan Program Cetak Sawah Buat Swasembada Pangan

4,2 Juta Hektare Lahan Hutan Dijadikan Tambang Ilegal, Mulai 1 September Bakal Ditertibkan

4 Provinsi Bakal Dipilih Jadi Tempat Swasembada Pangan, Air dan Energi, Rp 8 Triliun Buat Cetak Sawah Baru

KPK Tahan Tiga Tersangka Kasus Suap Izin Pemanfaatan Kawasan Hutan Inhutani V

Gerakan Pangan Murah di Seluruh Indonesia, Polri-Bulog Jual Beras hingga Minyak di Bawah Harga Normal

Kemenhut Segel 10 Perusahaan Diduga Bakar Lahan, 2 Diberi Sanksi Administrasi

Berbagai Daerah Rawan Karhutla di Kalsel, BMKG Minta Pemda Waspada Sampai 18 Agustus 2025

BUMD PT BDS Pemkab Bandung Gagal Bayar Proyek Ketahanan Pangan

Pemerintah Musnahkan Tanaman Sawit 700 Hektare di Dalam Kawasan TN Tesso Nilo

Kementan Klaim Indonesia Sudah Swasembada Daging dan Telur Ayam, Sapi Masih Impor
