Arab Saudi Berjanji Hukum Siapa pun yang Terlibat dalam Pembunuhan Jamal Khashoggi


Mike Pompeo bertemu dengan Menlu Arab Saudi Adel al-Jubeir di Riyadh, (Foto: PressTV)
MerahPutih.Com - Kasus pembunuhan wartawan senior Jamal Khashoggi menjadikan Arab Saudi jadi sasaran empuk tekanan internasional. Beberapa negara mitra koalisi strategis Arab Saudi mengancam membatalkan sejumlah perjanjian kerja sama jika kasus pembunuhan wartawan The Washington Post itu tak diusut tuntas.
Tekanan terbesar datang dari Amerika Serikat. Melalui Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, AS terus mendesak otoritas Arab Saudi untuk segera mengungkap pelaku sesungguhnya pembunuhan Khashoggi.
Dalam perkembangan terbarunya, Mike Pompeo menyatakan para pemimpin Arab Saudi berjanji bahkan menjamin bahwa siapa pun yang terlibat dalam pembunuhan Jamal Khashoggi akan dihukum.

Pompeo mengatakan kepada para wartawan pada Senin (14/1) bahwa, dalam pertemuannya dengan Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, ia juga mengangkat masalah-masalah hak asasi manusia.
Jamal Khashoggi sekian lama merupakan orang dalam Kerajaan dan kemudian menjadi sosok yang kerap mengkritik Putra Mahkota.
Khashoggi dibunuh pada Oktober tahun lalu di dalam Konsulat Kerajaan Saudi di Istanbul, Turki.
Pembunuhan itu mengundang protes internasional, termasuk dalam bentuk sanksi Kementerian Keuangan AS terhadap 17 orang serta resolusi Senat AS, yang menuding Pangeran Mohammed bertanggung jawab dalam pembunuhan tersebut.
Menurut penilaian CIA, sang putra mahkota bersalah karena memerintahkan pembunuhan Khashoggi. Tuduhan itu dibantah oleh para pejabat Saudi.
Sedikitnya 21 warga Saudi sudah ditahan dan lima orang menghadapi hukuman mati terkait pembunuhan Khashoggi.
Lima pejabat juga dipecat, termasuk seorang penasihat senior Kerajaan.

"Mereka berdua (Raja Salman dan Putra Mahkota, red) tahu bahwa pertanggungjawaban harus dilakukan. Mereka berbicara soal proses yang sedang berlangsung di negara mereka, baik proses penyidikan maupun proses peradilan," kata Pompeo.
"Mereka menekankan komitmen untuk mencapai sasaran, harapan-harapan yang kita tentukan untuk mereka." Kecaman atas pembunuhan Khashoggi itu telah mempertegang hubungan Saudi dengan sekutu-sekutu Barat serta memusatkan perhatian pada tindakan yang dilancarkan Arab Saudi di dalam negeri terhadap orang-orang yang berbeda pandangan serta perang di Yaman, yang telah berlangsung hampir empat tahun.
Sebagaimana dilansir Antara dari Reuters, dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 80 menit itu, Mike Pompeo mengatakan ia berbicara dengan para pemimpin Saudi soal para pegiat perempuan, yang ditahan saat musim panas tahun lalu serta dituduh berkhianat.
Soal Yaman, Pompeo dan Pangeran Mohammed bin Salman sepakat soal kepentingan untuk terus menurunkan ketegangan serta mematuhi perjanjian-perjanjian yang dibuat bulan lalu pada perundingan di Swedia. Perundingan itu digelar dalam upaya untuk mengakhiri perang saudara antara pemerintahan dukungan Saudi serta kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran.(*)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: KPK Jebloskan Eks Gubernur Sultra Nur Alam ke Lapas Sukamiskin
Bagikan
Berita Terkait
Hakim Batalkan Kebijkan Pemotongan Dana untuk Harvard oleh Donald Trump, Pemerintah akan Ajukan Banding

Kesehatan Presiden AS Donald Trump Jadi Bola Panas di Media Sosial, Tetap Menyebar meski sudah Dibantah

Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Mendag RI Bujuk Arab Saudi untuk Tingkatkan Kerja Sama Perdagangan

Dubes RI Harus Tarik Investor ‘Kelas Kakap’ hingga Perluas Akses Pasar di Amerika Serikat, DPR: Intinya Harus Menguntungkan Indonesia

Ada 'Pengkhianatan' di Manchester United, Bruno Fernandes Diam-diam Negosiasi dengan Al-Ittihad

10 Pemain Al-Nassr Tumbangkan Al-Ittihad di Semifinal Piala Super Arab Saudi, Aksi Heroik Joao Felix Gemparkan Publik

Ini Yang Akan Dibahas Dalam Pertemuan Trump dan Putin di Alaska

Meksiko Kirim 26 Tokoh Kartel Narkoba ke AS, Ada Deal dengan Trump
