Apel Black Diamond Dijual Rp110 ribu per Buah


Buah ini sangat sedikit dijual di pasar karena standar yang terlalu tinggi. (Foto: instagram@evokanature)
APEL Black Diamond tumbuh seperti itu karena kondisi iklim. Apel ini tumbuh di kawasan pegunungan Tibet. Apel ini memiliki warna ungu tua.
Sebenarnya apel Black Diamond merupakan jenis apel Hua Niu atau biasa disebut dengan Chinese Red Delicious. Apel ini mendapatkan warna itu dari kondisi geografis di Nyingchi, Tibet.
Baca Juga:
Dianggap Sehat, Padahal Buah dan Sayur Ini Mengandung Pestisida
Terdapat kebun seluas 50 hektar yang dimiliki oleh perusahaan Cina Dandong Tianluo Sheng Nong E-Commerce Trade Co, yang berada di ketinggian 3100 meter di atas permukaan laut. Ini menjadikannya tempat yang ideal untuk menanam buah yang menarik ini.
Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat signifikan. Membuat apel mendapatkan banyak sinar matahari dan sinar ultraviolet yang menyebabkan kulit mereka berubah dari merah tua khas apel Hua Niu, menjadi ungu tua.
“Apel Black Diamond berwarna ungu, berkilau, dan memiliki tekstur yang bagus. Dari luar, apel hampir terlihat seperti lilin, dan seindah berlian. Begitulah buah ini mendapatkan namanya," kata Direktur Pemasaran Dandong Tianluo Sheng Nong E-Commerce Trade Co., Yu Wenxin.
Produksi di kebun Nyingchi dimulai pada tahun 2015. Sayangnya tiga tahun setelah pohon ditanam, apel-apel ini hanya dapat ditemukan di sejumlah supermarket kelas atas di Beijing, Shanghai, Guangzhou, dan Shenzhen. Apel ini umumnya dijual dalam kemasan kado yang terdiri dari enam sampai delapan buah. Menurut Tencent News, harga apel Black Diamond sekitar 50 yuan atau sekitar Rp110 ribu per buah.
Baca Juga:

“Karena produksi terbatas, dan biaya distribusi agak tinggi, apel ini dijual dengan harga tinggi termasuk dalam segmen pasar kelas atas. Tahun lalu, sejumlah kecil apel kami jual ke supermarket kelas atas di kota-kota tingkat pertama di Tiongkok, mereka menerima dengan sangat baik,” ungkap Yu Wenxin.
Pohon apel ini membutuhkan suhu yang rendah agar dapat menghasilkan warna gelap. Sayangnya tingkat pertumbuhannya jauh lebih rendah daripada rata-rata pohon apel lainnya.
Sementara sebagian besar pohon-pohon itu baru dapat mengeluarkan buah dalam dua hingga lima tahun. Panen yang dikirim ke pasar sangat sedikit. Produsen hanya dapat memenuhi standar pasar sekitar 30% dari hasil panen. Standar yang harus dipenuhi salah satunya adalah warna apel yang hendak dijual. Ini yang kemudian membuat petani yang enggan untuk menanam pohon apel ini. (jhn)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Jeritan UMKM di District Blok M, Harga Sewa Naik Langsung Bikin Tenant Cabut

Menemukan Ketenangan dan Cita Rasa Bali di Element by Westin Ubud, Momen Sederhana Jadi Istimewa

Karyawan Palsukan Tanggal Kedaluwarsa, Jaringan Ritel Jepang Hentikan Penjualan Onigiri

Oase Seribu Rasa di Arena Lakeside Kemayoran, Sajikan Kelezatan Nusantara dan Asia Tenggara dengan Sentuhan Modern

Berburu Promo Makanan di 17 Agustus, dari Potongan Harga sampai Tebus Murah

Bertualang Rasa di Senopati, ini nih Rekomendasinya
Gerakan ’SAPU PLASTIK’ Kumpulkan 2,5 Ton Limbah, Beri Apresiasi Pelanggan dengan Diskon 20 Persen

Menilik Deretan Menu Spesial ala Future Menu 2025 Ramaikan Industri Kuliner Indonesia

Dukung Gaya Hidup Sehat, ini nih Manfaat Sehat Jus Cold-Pressed

Menikmati Nuansa Sarapan Ala New York di Tengah Jakarta
