Apakah 'Weighted Blankets' Benar-Benar Bisa Membuat Tidurmu Lebih Nyenyak?

annehsannehs - Jumat, 21 Januari 2022
Apakah 'Weighted Blankets' Benar-Benar Bisa Membuat Tidurmu Lebih Nyenyak?

Yuk buat dirimu cepat tidur dengan selimut berat. (Foto pixabay/cdd20)

Ukuran:
14
Audio:

WEIGHTED blankets menjadi salah satu kebutuhan tidur yang sedang ramai dibicarakan. Dikutip dari Healthline, weighted blankets adalah selimut terapeutik yang beratnya mulai dari 2 sampai 13 kilogram. Tekanan yang diperoleh dari beban selimut ini meniru teknik terapi yang disebut sebagai deep pressure stimulation atau pressure therapy yang bisa membuat tidur lebih nyenyak.

Selimut berat ini diklaim mampu meredakan stres dan membuat tidur lebih berkualitas. Tidak hanya itu, weighted blankets juga dianggap bermanfaat bagi pengidap gangguan kecemasan, autisme, insomnia, dan kondisi lainnya. Lantas, apakah klaim ini terbukti benar?

Baca juga:

Tidak Bisa Tidur Karena Otak Terasa Penuh? Ikuti 3 Tips Ini

Dikutip dari Healthline, teknik terapi deep pressure stimulation menggunakan tekanan sebagai stimulan untuk merileksasi sistem saraf. Ini serupa dengan pengalaman dipegang atau dipeluk orang lain. Menurut sebuah jurnal (https://doi.org/10.1093/sleep/zsaa056.1197) pada 2020 yang dipublikasikan pada Oxford Academic, menggunakan weighted blankets mampu meredakan persepsi nyeri, mengurangi gejala kecemasan, meningkatkan kualitas tidur, dan meredakan gejala depresi.

Buat jam tidurmu normal lagi. (Foto Unsplash/Gregory Pappas)
Selimut berat ini buat tidurmu jadi nyenyak.(Foto Unsplash/Gregory Pappas)

Para peneliti juga telah mempelajari efektivitas selimut berat ini terhadap pengurangan gejala dari penyakit fisik dan emosional. Menurut studi yang dipublikasikan di PubMed Central, selimut berat ini mampu membantu mengurangi autonomic arousal yang bertanggungjawab atas beberapa gejala kecemasan, salah satunya peningkatan detak jantung.

Baca juga:

3 Makanan dan Minuman Terbaik untuk Dikonsumsi Menjelang Tidur

Salah satu gejala dari autisme, terutama pada anak-anak, adalah kesulitan tidur. Kehadiran selimut berat mampu membantu mereka agar bisa mendapatkan tidur yang nyenyak.

Sejauh ini, belum ada laporan mengenai risiko yang serius dari penggunaan weighted blanket. Meski begitu, produsen selimut berat melarang penggunaan selimut untuk anak-anak di bawah dua tahun untuk menghindari risiko terperangkat di dalam selimut dan kekurangan oksigen.

Jangan menghabiskan waktu di ranjang saja. (Foto Pixabay/jaymantri)
Jangan sampai selimut ini membuatmu kesulitan bernapas. (Foto Pixabay/jaymantri)

Selimut berat juga tidak cocok digunakan oleh orang-orang yang mengidap obstructive sleep apnea yang menyebabkan gangguan pernapasan ketika tidur. Selimut berat juga tidak cocok untuk penderita asma karena berisiko menyebabkan kesulitan bernapas di malam hari. Selimut yang besar dan berat ini juga berisiko menjadi pemicu claustrophobia. (SHN)

Baca juga:

Jenis-jenis Teh Terbaik Beserta Khasiatnya untuk Masalah Kesehatan

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

annehs

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Bagikan