Apakah Kucing Bisa Merasa Cemburu?


Kucing di rumah menunjukkan kecemburuan mengingat fokus mereka pada boneka kucing yang dielus pemiliknya. (Foto: freepik/freepic.diller)
KUCING dikenal dengan sifatnya yang lancang. Maka, tidak mengherankan jika pemilik kucing sering mengasosiasikan emosi sekunder tertentu, seperti kecemburuan, dengan anak bulu mereka ini. Namun, apakah kucing benar-benar merasa cemburu?
Penelitian tentang kecemburuan di antara hewan, atau non-manusia, jarang dilakukan. Namun, kecemburuan telah didokumentasikan pada anjing. Dalam sebuah penelitian, hewan ini menunjukkan kecemburuan ketika pemiliknya berinteraksi dengan anjing palsu versus benda lain (misalnya, pahatan labu untuk Halloween).
Secara khusus, anjing lebih memperhatikan anjing palsu (vs. objek lain), menunjukkan agresi terhadapnya, dan berusaha memisahkannya dari pemiliknya. Penelitian lain yang menggunakan anjing asli sebagai saingan menunjukkan temuan serupa.
Baca juga:

Seperti anjing, kucing telah ditemukan terikat erat dengan pemiliknya dan menjadi tertekan ketika dipisahkan dari pemiliknya. Oleh karena itu, sangat masuk akal jika kucing juga merasa iri dengan perhatian pemiliknya.
Bucher dkk. (2020) menguji pertanyaan ini di antara 52 kucing (9 bulan hingga 17 tahun, rata-rata usia 5,9) yang tinggal di rumah atau kafe kucing di Jepang. Kucing harus tinggal bersama pemiliknya (atau pemilik kafe kucing) setidaknya selama enam bulan.
Untuk melakukan penelitian, para peneliti mengunjungi rumah atau kafe kucing dengan boneka berbentuk kucing dan bantal berbulu dengan warna dan tekstur yang sama. Boneka kucing mewakili "saingan sosial" sedangkan bantal berbulu mewakili objek non-sosial.
Mereka kemudian mengamati reaksi kucing ketika pemiliknya atau orang asing (penguji) membelai dan berbicara dengan boneka kucing versus bantal selama 15 detik. Kucing ditahan dengan lembut selama sesi interaksi itu untuk memastikan mereka memperhatikan sesi belaian dan berbicara itu.
Setelah setiap sesi, kucing diamati saat mereka bebas menjelajahi lingkungan. Beberapa uji coba dilakukan untuk pemilik vs. orang asing dan boneka kucing vs. bantal, dan setiap kucing berpartisipasi dalam setiap kondisi.
Hasil menunjukkan bahwa selama sesi membelai, kucing lebih fokus pada objek yang pemiliknya (vs. orang asing) elus terlepas dari bentuknya. Namun, setelah sesi itu, kucing di rumah mereka melihat boneka kucing (vs bantal berbulu) lebih lama setelah pemiliknya mengelusnya. Tidak ada perbedaan dalam berapa banyak waktu yang mereka habiskan untuk melihat boneka kucing vs. bantal berbulu ketika orang asing mengelusnya.
Baca juga:
Unik, Penginapan Jepang Menawarkan Kucing Sebagai Teman Sekamar

Kesimpulannya, kucing jelas membentuk hubungan dengan pemiliknya. Terlepas dari objeknya, mereka lebih memperhatikan tindakan pemiliknya daripada tindakan orang asing itu. Namun, apakah mereka mengalami kecemburuan?
Kucing di rumah memang menunjukkan kecemburuan mengingat fokus mereka pada boneka kucing yang dielus pemiliknya. Sikap apatis relatif mereka dalam kondisi pada orang asing menunjukkan bahwa perilaku mereka pasti ada hubungannya dengan ikatan yang mereka jalin dengan manusia mereka.
Kucing di kafe mungkin tidak merasakan ikatan atau kepemilikan yang sama dengan manusia karena banyaknya kucing di kafe kucing. Namun, kucing tidak menunjukkan emosi atau perilaku negatif yang ditemukan pada anjing dan bayi manusia melalui paradigma yang sama.
Tidak seperti bayi manusia, kucing tidak menunjukkan perilaku yang berhubungan dengan stres. Sama sekali tidak ada indikasi bahwa mereka tertekan, yang merupakan aspek kunci dari kecemburuan.
Penulis penelitian menekankan batasan utama yang dapat menjelaskan kurangnya penderitaan kucing. Untuk benar-benar menguji kecemburuan pada kucing, peneliti selanjutnya mungkin perlu mengambil langkah lebih jauh dan menggunakan kucing asli sebagai saingan. Tidak seperti anjing dan bayi manusia, kucing mungkin hanya mengerti bahwa boneka berbentuk kucing tidak dapat dibandingkan dengan mereka. (aru)
Baca juga:
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
Kucing Uya Kuya Terlantar Pasca-Penjarahan. Kini Dirawat Puskeswan Ragunan Masih Diinfus

Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia

Jangan Biarkan Hewan Peliharaan Tanpa Sistem Imun, Sudah Ada Pakan Premium Jadi Pilihan

DKI Jakarta Targetkan 22 Ribu Sterilisasi Kucing 2025, Strategi Jitu Kendalikan Populasi Hewan Liar

Kucing Merah Kalimantan Muncul Setelah 20 Tahun, Ini Keunikan dan Ancaman terhadap Keberadaannya

Aduh! Kucing Ini Jadi Kurir Narkoba di Penjara Kosta Rika, Diamankan Petugas dan Dibawa ke Layanan Kesehatan Hewan

Puskewan Gelar Vaksin Rabies Gratis untuk Hewan Peliharaan Cegah Penularan Penyakit di Jakarta

Paus Raksasa untuk Kucing Istana, Bill Gates Tak Bisa Menolak Pesona Bobby Kertanegara!

Lelang Laku Rp 12 Juta, Nasib Baju Bobby Kertanegara kini di Tangan Legislator PSI

Menilik Pameran Hewan Peliharaan yang Mengemaskan dalam Gelaran Pet Fest 2025 di ICE BSD
