Apakah Alien Bersembunyi di Mars? Ilmuwan Ungkap Hal ini

Soffi AmiraSoffi Amira - Selasa, 22 Oktober 2024
Apakah Alien Bersembunyi di Mars? Ilmuwan Ungkap Hal ini

Apakah alien bersembunyi di Mars? Foto: NASA

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Alien disebut-sebut bersembunyi di bawah air beku untuk bertahan hidup di Mars, menurut laporan para ilmuwan NASA.

Namun, hampir mustahil rasanya untuk hidup di Planet Merah, karena adanya radiasi ultraviolet yang ekstrem. Bahkan, Bumi juga terlindungi dari radiasi berbahaya berkat medan magnet yang tidak dimiliki Mars.

Para ilmuwan pun berpendapat, bahwa tinggal di bawah es tebal dapat melindungi kehidupan mikroba dari bahaya ini.

Para ahli juga belum menemukan bukti apa pun bahwa ada kehidupan alien di sana. Penelitian tersebut juga mengungkapkan, beberapa tempat disebut sebagai kemungkinan yang perlu ditelusuri sebagai petunjuk.

Baca juga:

NASA Temukan Batu Zebra di Mars, Tanda Adanya Kehidupan Alien?

Alien disebut bersembunyi di Mars
Alien disebut bersembunyi di Mars. Foto: NASA

Mengutip The Sun, para ilmuwan mengatakan, jika jumlah sinar Matahari yang dapat menyinari es berdebu mungkin cukup untuk terjadinya fotosintesis di genangan air lelehan dangkal, yang berada di bawah permukaan es tanpa radiasi tingkat tinggi.

Hal ini terdengar cukup masuk akal, karena di Bumi, genangan air serupa yang terbentuk di dalam es diketahui penuh dengan kehidupan, termasuk alga, jamur, dan cyanobacteria mikroskopis.

Aditya Khuller dari NASA, yang memimpin penelitian tersebut mengatakan: "Jika kita mencoba menemukan kehidupan di mana pun di alam semesta saat ini, paparan es di Mars mungkin adalah salah satu tempat paling mudah diakses yang harus kita cari."

Melalui penggunaan pemodelan komputer, para ilmuwan mengamati air es, yang sebagian besar terbentuk dari salju bercampur debu yang jatuh ke permukaan selama serangkaian zaman es Mars dalam jutaan tahun terakhir.

Baca juga:

5 Asteroid yang Diawasi NASA, Berpotensi Menabrak Bumi

Jika ada debu di dalam es, maka hal itu dapat menciptakan sesuatu yang disebut lubang kriokonit, jelas NASA. Ini adalah lubang kecil yang terbentuk di es ketika partikel debu yang tertiup angin jatuh ke sana.

Mereka menyerap sinar Matahari dan mencair lebih jauh ke dalam es setiap musim panas di Bumi. Seiring berjalannya waktu, mereka semakin tenggelam. Namun, akhirnya mencapai titik di mana mereka berhenti tenggelam.

Mereka juga masih menghasilkan panas yang cukup, sehingga menciptakan kantong air lelehan di sekitar mereka, yang dapat dimanfaatkan oleh kehidupan.

“Ini adalah fenomena umum di Bumi,” jelas rekan penulis dari Arizona State University di Tempe, Phil Christensen.

“Salju dan es yang tebal dapat mencair dari dalam ke luar, membiarkan sinar Matahari masuk yang menghangatkannya seperti rumah kaca, dibandingkan mencair dari atas ke bawah.” (sof)

#Planet Mars #NASA #Penelitian #Sains #Alien
Bagikan
Ditulis Oleh

Soffi Amira

Berita Terkait

Lifestyle
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Temuan ini akan membantu ilmuwan mencari pengobatan baru bagi manusia.
Dwi Astarini - Jumat, 15 Agustus 2025
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Lifestyle
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Artropoda disebut menjadi sumber makanan penting bagi burung dan hewan yang lebih besar.??
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Dunia
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Pompeii setelah tahun 79 muncul kembali, bukan sebagai kota, melainkan sebagai kumpulan bangunan yang rapuh dan suram, semacam kamp.
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Lifestyle
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Dikenal dengan nama NWA 16788, meteorit ini memiliki berat 24,5 kilogram.
Dwi Astarini - Kamis, 17 Juli 2025
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Lifestyle
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Gejala alergi tak lagi bisa dianggap sepele.
Dwi Astarini - Senin, 23 Juni 2025
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Fun
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Sebuah studi dari Concordia University mengungkap bahwa membagikan foto atau video hewan lucu di media sosial ternyata bisa memperkuat koneksi dan hubungan digital. Simak penjelasannya!
Hendaru Tri Hanggoro - Jumat, 13 Juni 2025
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Fun
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Strawberry Moon bukan berarti bulan berwarna merah muda. Simak fakta menarik tentang fenomena langit langka yang hanya terjadi setiap 18,6 tahun sekali ini.
Hendaru Tri Hanggoro - Kamis, 12 Juni 2025
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Fun
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Studi dari American Psychological Association temukan bahwa screen time berlebihan berkaitan dengan kecemasan, depresi, dan agresi pada anak-anak. Konten dan dukungan emosional juga berperan penting.
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 11 Juni 2025
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Dunia
Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo
Stuart Semple klaim ciptakan warna cat baru hasil eksperimen ilmiah.
Hendaru Tri Hanggoro - Sabtu, 26 April 2025
Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo
Fun
Ilmuwan Klaim Temukan Warna Baru yang Disebut Olo, Dianggap Bisa Bantu Penyandang Buta Warna
Ilmuwan temukan warna ‘olo’ — biru-hijau super pekat yang hanya terlihat dengan teknologi laser Oz.
Hendaru Tri Hanggoro - Senin, 21 April 2025
Ilmuwan Klaim Temukan Warna Baru yang Disebut Olo, Dianggap Bisa Bantu Penyandang Buta Warna
Bagikan