Anggota DPRD Bongkar Kejanggalan Rencana Normalisasi Sungai Ala Pramono Tanpa Gusur Warga

Normalisasi Kali Ciliwung. (MP/Didik Setiawan)
Merahputih.com - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengemukakan gagasan kontroversial untuk menormalisasi Kali Ciliwung tanpa harus menggusur warga yang bermukim di bantaran sungai.
Wacana ini segera dipertanyakan oleh anggota Komisi D DPRD DKI dari Fraksi PSI, Bun Joi Phiau, yang meragukan bagaimana skema tersebut dapat mengatasi masalah banjir.
Selama ini, proyek normalisasi sungai lazimnya melibatkan penataan tata ruang yang berujung pada penggusuran permukiman di bantaran kali. Langkah ini bertujuan membebaskan lahan untuk pembangunan tanggul, turap, dan perluasan area resapan air.
"Rencana Mas Pram untuk normalisasi tanpa penggusuran perlu dipertanyakan. Bukan berarti kami mendukung penggusuran atau tidak memihak warga rentan, namun aspek teknisnya harus dijelaskan lebih lanjut," ujar Bun Joi, Sabtu (12/7).
Baca juga:
Bun meyakini bahwa rencana Pramono akan menimbulkan banyak kerumitan dalam pelaksanaannya oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
Ia menjelaskan bahwa pengalaman sebelumnya menunjukkan normalisasi sungai selalu memerlukan penertiban tata ruang, yang berarti bangunan, termasuk permukiman warga di sekitar bantaran kali, akan terdampak.
"Ini adalah isu krusial yang harus dijawab Pemprov DKI: bagaimana mungkin bisa membangun infrastruktur pengendali banjir dan memperluas lahan terbuka untuk menyerap air kiriman jika bangunan-bangunan ilegal di bantaran kali tidak ditertibkan?," tambahnya.
Baca juga:
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Tetapkan Lokasi Pembebasan Lahan untuk Normalisasi Kali Ciliwung
Bun mendesak Gubernur Pramono agar wacana ini tidak hanya berhenti sebagai gagasan, melainkan segera diwujudkan sebagai solusi konkret untuk banjir Jakarta.
Ia mengingatkan Pramono untuk mempertimbangkan secara matang rencana tersebut, jangan sampai gagasan normalisasi tanpa penggusuran hanya menjadi harapan palsu bagi masyarakat.
"Mas Pram harus segera merinci programnya secara jelas. Jangan hanya memberikan harapan semu tanpa kejelasan realisasi. Solusi nyata dibutuhkan untuk masalah nyata," pungkasnya.
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Fantastis! Segini Besaran Gaji dan Tunjangan Anggota DPRD DKI yang Lebih Besar dari DPR

Pengamat Soroti Tunjangan Perumahan Anggota DPRD DKI, Aturannya Dianggap tak Jelas

Audiensi dengan Aliansi Mahasiswa Peduli Demokrasi, DPRD DKI Klaim Bakal Sesuaikan Tunjangan Perumahan Anggota Sesuai Anggaran

Usai Digeruduk AMPSI, DPRD DKI Berjanji akan Lebih Terbuka Terkait Gaji dan Tunjangan

DPRD DKI Awasi Perbaikan Fasilitas Rusak Akibat Kericuhan, Pastikan Tak Melenceng dari Tenggat Waktu

Gedung DPRD DKI Jakarta Digeruduk Demonstran, Tuntut Transparansi hingga Akuntabilitas Pengelolaan Anggaran Publik

Tunjangan Perumahan Anggota DPRD DKI Jakarta Kalahkan DPR, Tembus Rp 70 Jutaan Per Bulan

Anggaran Rp 3,9 Miliar Habis untuk Perbaiki 18 Lampu Lalu Lintas Akibat Demo Anarkis di Jakarta

Gulkarmat Jakarta Beri Peringatan Keras tentang Bahaya Kebakaran Perkantoran pada Akhir Pekan

Pramono Pastikan Jakarta Aman dan Normal Kembali, Layanan Transjakarta Hingga MRT Masih Gratis Hingga 8 September
