Anak Tak Boleh Terlalu Banyak Konsumsi Gula, Ini Bahayanya


Gula berlebihan beresiko terhadap obesitas. (Foto: Pixabay/geralt)
GULA merupakan salah satu asupan yang baik untuk pertumbuhan otak anak. Tapi, sebaiknya bunda mengotrol konsumsi gula anak agar jangan berlebihan.
Hal itu terkait dengan bahaya obesitas yang mengintai anak-anak. Obesitas atau kegemukan diketahui menimbulkan dampak merugikan atau meningkatkan masalah kesehatan.
1. Riset menunjukan peningkatan jumlah kasus obesitas

Dalam Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 Kementerian Kesehatan mengungkapkan peningkatan prevalensi obesitas (indeks massa tubuh di atas 27,0) pada 2007 sebesar 10,5 persen menjadi 21,8 persen pada 2018 untuk usia lebih dari 18 tahun.
Sedangkan obesitas sentral (lingkar perut perempuan lebih dari 80 cm dan laki-laki 90 cm) untuk usia di atas 15 tahun yakni 18,8 persen pada 2007 menjadi 31,0 persen pada 2018.
2. Konsumsi gula maksimal 50 gram per hari

Ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor menganjurkan agar orang tua untuk memberikan asupan gula yang tidak berlebihan atau hanya secukupnya pada anak untuk menghindari potensi kegemukan.
“Anjuran konsumsi gula 50 gram per hari itu merupakan warning bagi kita semua dalam memberikan asupan gula itu harus secukupnya, terutama bagi anak-anak kita karena bahaya obesitas,” kata Guru Besar bidang Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Prof Ali Khomsan kepada Antara.
3. Sarapan dengan makanan/minuman manis tak dianjurkan

Walaupun gula merupakan sumber energi untuk otak anak yang dapat digunakan dalam proses belajar, mengonsumsi gula berlebihan atau bahkan sarapan dengan makanan minuman yang manis-manis tidak begitu dianjurkan.
“Apabila makanan kita di pagi hari itu didominasi oleh makanan yang manis-manis misalnya makan kue yang manis-manis kemudian minum teh manis dan sebagainya itu yang tidak selalu dikehendaki,” kata Prof Ali.
4. Sebaiknya asupan gula dari nasi atau sereal

Makanan-makanan yang banyak mendatangkan gula akan banyak menyerap vitamin B dalam proses pencernaannya sehingga akan terjadi ketidakseimbangan dalam tubuh.
Prof Ali menyarankan untuk mendapatkan asupan gula dari sumber makanan yang berasal dari karbohidrat kompleks seperti nasi atau sereal agar tidak berlebihan. (*)
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
