Anak-Anak Kelahiran 2021 Lebih Banyak Berhadapan dengan Bencana
Kebakaran hutan dan tanda kekeringan. (Foto Pixabay/manfredrichter)
SEIRING dengan perkembangan zaman, kita akan memprediksi bahwa anak-anak yang lahir di era kontemporer akan mengalami kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Meski begitu, kemajuan yang baik itu juga diiringi dengan semakin tingginya ancaman hidup bagi generasi muda yang diperoleh dari perubahan iklim.
Terlepas dari perkembangan kecanggihan teknologi yang diciptakan manusia. Kesehatan Bumi tercinta ini menjadi semakin buruk karena perubahan iklim yang sangat berpengaruh dari waktu ke waktu.
Baca Juga:
Studi menunjukkan bahwa anak-anak yang lahir pada 2021 cenderung melalui lebih banyak bencana semasa hidupnya dibandingkan generasi-generasi sebelumnya.
Dikutip dari Daily Mail, studi menunjukkan bahwa anak-anak yang lahir pada 2021 akan mengalami gelombang panas (heatwave) setidaknya tujuh kali, kebakaran hutan sebanyak dua kali, dan kekeringan sebanyak hampir tiga kali selama hidupnya dibandingkan dengan kehidupan kakek dan nenek mereka.
Tidak hanya itu, bayi yang baru lahir pada 2021 juga akan mengalami banjir sungai hampir tiga kali lipat lebih banyak dan gagal panen hampir tiga kali lipat dibandingkan orang yang lahir pada 60 tahun yang lalu.
Penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan di Vrije Universiteit Brussel di Belgia ini melihat bagaimana manusia dalam kelompok usia berbeda di seluruh dunia akan terpengaruh oleh bencana yang disebabkan oleh perubahan iklim yang terjadi dari waktu ke waktu.
Baca Juga:
Pemuda Negeri Aing Serukan Gerakan Anti Sampah Plastik demi Kebaikan Lingkungan
Penelitian ini menunjukkan bahwa anak-anak dan generasi muda saat ini akan mengalami nasib yang jauh lebih buruk, terutama mereka yang hidup di negara yang berkembang.
"Orang-orang yang lebih muda dari usia 40 hari ini akan menjalani kehidupan yang belum pernah terjadi sebelumnya, bahkan di bawah skenaroi perubahan iklim yang paling ketat," ungkap ketua penelitian Wim Thiery dikutip dari Daily Mail.
Hasil penelitian ini menyoroti ancaman berat terhadap keselamatan generasi muda dan menyerukan untuk pengurangan emisi drastis demi melindungi masa depan mereka.
Thiery berpendapat jika tiap negara bisa memangkas emisi gas rumah kaca seperti yang oleh lebih dari 190 negara di bawah Perjanjian Paris, maka beberapa skenario yang paling mengkhawatirkan dalam studi dapat dihindari. (SHN)
Baca Juga:
Bagikan
annehs
Berita Terkait
Pintu Air Angke Hulu Meresahkan, Warga Jakarta Barat Siap-Siap Kedatangan 'Tamu' dari Luapan Air
Gunung Semeru Erupsi Hebat Pagi Ini, Masyarakat Diminta Waspadai Lontaran Batu Pijar
Korban Tewas Akibat Gempa Magnitudo 6,9 di Filipina Meningkat Jadi 79 Orang
Pemerintah Salahkan Undang-Undang Cipta Kerja Bikin Mudahnya Alih Fungsi Lahan di Bali
'Tepuk Gempa' BMKG dan Simulasi Sejak Dini, Perbandingan Cara Indonesia dan Jepang Bersiap Hadapi Bencana
7 Kecamatan di Medan Dilanda Banjir, Sumatera Utara Rawan Bencana Hidrometeorologi Basah
BMKG Warning 'Bencana Basah' Jelang Masuk Bulan November, Masyarakat di Daerah-Daerah Ini Diminta Waspada
Banjir Meksiko Tewaskan 47 Orang, Presiden Rapat Daring dengan 5 Negara Bagian Terdampak
Gempa M 7,6 Guncang Filipina, Waspada Sulawesi Utara dan Papua Berpotensi Tsunami
Kubah Masjid Agung Sukoharjo Patah Diterjang Angin Ribut