Amerika Gandakan Produksi Amunisi, Ukraina Minta Ratusan Pesawat Tempur

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Rabu, 10 Juli 2024
Amerika Gandakan Produksi Amunisi, Ukraina Minta Ratusan Pesawat Tempur

Prajurit Ukraina di dekat perbatasan dengan Belarusia, di tengah serangan Rusia terhadap Ukraina, di wilayah Volyn, Ukraina (12/1/2023). ANTARA FOTO/REUTERS/Gleb Garanich/aww.

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Amerika Serikat berencana melipatgandakan produksi amunisi alam beberapa tahun ke depan, terutama di tengah kondisi global yang memanas akibat perang di Timur tengah dan Eropa.

"Hanya dalam beberapa tahun, kami akan memproduksi amunisi tiga kali lipat di Amerika Serikat," kata Wakil Menteri Luar Negeri untuk Pengendalian Senjata dan Keamanan Internasional Bonnie Jenkins dikutip Sputnik, Selasa (9/7).

Ia mengatakakan, peluru tersebut, akan mengisi kembali persediaan AS, serta untuk meningkatkan postur pencegahan aliansi dan membantu Ukraina memenangi perang melawan Rusia

Sebelumnya, Menteri Pertahanan AS Christine Wormuth mengatakan pada pembukaan pabrik General Dynamics untuk pembuatan suku cadang peluru artileri bahwa fasilitas tersebut akan memungkinkan peningkatan produksi peluru nasional secara signifikan.

Baca juga:

Ukraina Tersingkir dari Euro 2024, Pelatih Tak Salahkan Pemain

Pabrik baru tersebut merupakan salah satu upaya pemerintah AS untuk meningkatkan jumlah peluru artileri yang dibuat di negara itu setiap bulannya, yang juga penting untuk Ukraina, menurut Penasihat Komunikasi Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby.

Negara-negara Barat telah meningkatkan bantuan militer, keuangan, dan lainnya ke Ukraina sejak dimulainya operasi militer Rusia di Ukraina pada Februari 2022, yang jumlahnya mencapai ratusan miliar dolar.

Rusia secara konsisten memperingatkan agar pengiriman senjata ke Ukraina tidak dilanjutkan karena hal tersebut dianggap akan menyebabkan eskalasi konflik lebih lanjut.

Para pejabat Rusia juga telah memperingatkan bahwa setiap kargo berisi senjata untuk Ukraina adalah target yang sah.

Baca juga:

Paus Fransiskus Bahas Proposal Perdamaian Perang Rusia-Ukraina

Sementara tu, Ukraina menegaskan membutuhkan sedikitnya 128 jet tempur F-16 yang diharapkan segera disediakan oleh Barat, karena jika tidak maka Ukraina tidak akan mampu menandingi angkatan udara Rusia, kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

"Jadi, sampai saat itu tiba ketika kami memiliki 128 jet, kami tidak akan bisa menandingi mereka (Rusia) di udara. Bagaimanapun, itu akan sulit," kata Zelenskyy di sela-sela KTT NATO pada Selasa (9/7).

#Perang #Ukraina
Bagikan

Berita Terkait

Dunia
Thailand Bakal Bersihkan Ranjau Darat di Perbatasan Kamboja, Negara ASEAN Diminta Memantau
Pada 10 November, empat tentara Thailand terluka setelah menginjak ranjau saat berpatroli di sepanjang garis demarkasi.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 19 November 2025
Thailand Bakal Bersihkan Ranjau Darat di Perbatasan Kamboja, Negara ASEAN Diminta Memantau
Indonesia
Donald Trump Jadi Penengah Ketegangan Kamboja dan Thailand
Thailand menuduh Kamboja menanam bahan peledak baru, serta "operasi penjinakan ranjau di 13 wilayah yang telah dibahas sebelumnya."
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 16 November 2025
Donald Trump Jadi Penengah Ketegangan Kamboja dan Thailand
Indonesia
AS Kerahkan Kapal Induk ke Karibia, Venezuela Mobilisasi 200.000 Personel Militer
Majelis Nasional Venezuela mengesahkan undang-undang yang dirancang untuk memperkuat strategi pertahanan nasional di tengah meningkatnya aktivitas militer AS.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 12 November 2025
AS Kerahkan Kapal Induk ke Karibia, Venezuela Mobilisasi 200.000 Personel Militer
Dunia
Ekor Patah Masih Nekat Terbang, Helikopter Pabrik Elektronik Penyuplai Militer Rusia Jatuh Tewaskan 5 Orang
Pabrik Elektromekanis Kizlyar dijatuhi sanksi Uni Eropa pada 2024 karena memproduksi peralatan pesawat untuk militer Rusia dalam konflik dengan Ukraina.
Wisnu Cipto - Selasa, 11 November 2025
 Ekor Patah Masih Nekat Terbang, Helikopter Pabrik Elektronik Penyuplai Militer Rusia Jatuh Tewaskan 5 Orang
Indonesia
Israel Terus Tolak Pengiriman Bantuan Kemanusian ke Gaza Saat Gencatan Senjata
Beberapa barang bantuan yang ditolak masuk ke Gaza adalah barang-barang yang dianggap oleh otoritas Israel berada di luar cakupan bantuan kemanusiaan.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 07 November 2025
Israel Terus Tolak Pengiriman Bantuan Kemanusian ke Gaza Saat Gencatan Senjata
Indonesia
Menlu Tegaskan Indonesia Siap Berpartisipasi di Pasukan Keamanan Internasional Buat Gaza, Tapi Ada Syaratnya
ISF juga diharapkan dapat membantu proses demiliterisasi Gaza, termasuk penghancuran dan pencegahan pembangunan kembali infrastruktur militer, serta pelucutan senjata kelompok bersenjata non-negara.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 06 November 2025
Menlu Tegaskan Indonesia Siap Berpartisipasi di Pasukan Keamanan Internasional Buat Gaza, Tapi Ada Syaratnya
Dunia
Kondisi Gaza Kian Parah, Kerusakan Bangunan Capai 81 Persen
Hampir 81 persen dari seluruh bangunan di Jalur Gaza telah rusak, berdasarkan penilaian satelit terbaru, seiring berlanjutnya upaya kemanusiaan di tengah kehancuran luas akibat serangan Israel selama dua tahun terakhir.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 04 November 2025
Kondisi Gaza Kian Parah,  Kerusakan Bangunan Capai 81 Persen
Indonesia
Israel Ingkar Janji Gencatan Senjata, Lebanon Kerahkan Pasukan ke Perbatasan
Stasiun TV Israel KAN melaporkan bahwa Tel Aviv tengah mempertimbangkan untuk meningkatkan operasi militer di Lebanon dengan dalih mencegah kelompok Hizbullah memperkuat kemampuan militernya.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 03 November 2025
Israel Ingkar Janji Gencatan Senjata, Lebanon Kerahkan Pasukan ke Perbatasan
Indonesia
Presiden Lebanon Perintahkan Militer Balas Serangan Israel
Presiden Lebanon Joseph Aoun memerintahkan pihak militer untuk membalas setiap serangan atau upaya pasukan Israel memasuki wilayah selatan yang telah dibebaskan.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 31 Oktober 2025
Presiden Lebanon Perintahkan Militer Balas Serangan Israel
Indonesia
Israel Langgar Gencatan Senjata, Qatar Kecewa dan Frustrasi Minta AS Bertindak
Selama proses gencatan senjata berlangsung, Qatar telah menyaksikan banyak pelanggaran, meski sebagian besar tidak dilaporkan karena dianggap tidak signifikan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 30 Oktober 2025
Israel Langgar Gencatan Senjata, Qatar Kecewa dan Frustrasi Minta AS Bertindak
Bagikan