Amerika dan Sekutunya Cari Cara Kurangi Keuntungan Rusia Dari Penjualan Minyak


Anjungan minyak lepas pantai di Huntington Beach, California, Amerika Serikat. ANTARA/REUTERS/Lucy Nicholson/aa.
MerahPutih.com - Amerika Serikat dan sekutunya, terus melancarkan tekanan pada Rusia, salah satunya dengan membatasi pendapatan negara yang sedang berkonflik dengan Ukraina tersebut dari penjualan minyak.
Wakil Menteri Keuangan AS Wally Adeyemo mengungkapkan, keuntungan minyak Rusia kemungkinan meningkat meski ekspor minyak mentah lebih rendah. Kondisi ini karena harga minyak yang lebih tinggi telah mengimbangi volume produksi dan ekspor Rusia.
Baca Juga:
Jokowi Ungkap 22 Negara Telah Setop Ekspor Pangan Akibat Konflik Ukraina
Otoritas Keuangan Amerika, masih ogah memberikan rincian tentang status pembicaraan serta rencana detail pembatasa.
"Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa Anda mengurangi harga yang bisa mereka peroleh dari menjual minyak mentah mereka ke depan," kata Adeyemo dilansir Antara.
Ia memaparkan, jika harga itu tidak dikurangi, Rusia diuntungkan langsung dari harga yang lebih tinggi yang disebabkan oleh agresi di Ukraina.
Amerika Serikat telah melarang impor energi Rusia tapi Uni Eropa, yang sangat bergantung pada Rusia dan sedang berupaya untuk memboikot secara bertahap mulai akhir 2022.
Amerika sendiri, tidak memberlakukan embargo perdagangan penuh terhadap Rusia. Alasanya, hanya akan berdampak kecil pada ekonomi Rusia, mengingat terbatasnya jumlah perdagangan antara kedua negara.
Sementara itu, harga minyak pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), untuk minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus turun USD 1,10 atau 0,9 persen, menjadi USD 121,17 dolar AS. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun USD 2,0 atau 0,7 persen, menjadi ditutup di USD 118,93 per barel.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mempertahankan perkiraannya bahwa permintaan minyak dunia akan melebihi tingkat pra-pandemi pada 2022, tetapi mengatakan invasi Rusia ke Ukraina dan perkembangan terkait pandemi virus corona menimbulkan risiko yang cukup besar.
Produsen OPEC+ lainnya sedang berjuang untuk memenuhi kuota produksi dan Rusia menghadapi larangan minyaknya karena perang di Ukraina. Departemen Energi AS juga mengumumkan pemberitahuan penjualan keempat 45 juta barel minyak mentah dari cadangan minyak strategisnya (Strategic Petroleum Reserve). (*)
Baca Juga:
Dampak Perang Rusia Ukraina Berlanjut, Berbagai Negara Hadapi Resesi
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Mikrofon Bocor, Xi Jinping dan Vladimir Putin Terekam Ngobrolin Transplantasi Organ dan Kehidupan Abadi

Bertemu di Beijing, Rusia dan Korut Bakal Tingkatkan Hubungan Bilateral Bikin Program Jangka Panjang

Ketemu Kim Jong-un di China, Putin Berterima Kasih karena Prajurit Korea Utara Bertempur di Ukraina

Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat

China Pamer Kekuatan Militer dalam Parade Peringatan 80 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II

Riza Chalid Masuk DPO, Kejagung Bicarakan Perburuan Dengan NCB Interpol

Komentari Eks Marinir Jadi Tentara Bayaran, Dubes Rusia Sebut Pihaknya tak Lakukan Rekrutmen

Eks Marinir Satria Kumbara Bukan Direkrut, Rusia Tegaskan Konsekuensi Tanggung Sendiri

Pertama Kali dalam 500 Tahun Gunung Berapi Rusia Meletus, Ahli Sebut Terkait dengan Gempa Besar

Otoritas Kamchatka Umumkan Pencabutan Peringatan Tsunami
