Kontraterorisme

Ali Fauzi Ungkap WhatsApp Paling Efektif Sebarkan Paham Radikal

Eddy FloEddy Flo - Jumat, 18 Mei 2018
Ali Fauzi Ungkap WhatsApp Paling Efektif Sebarkan Paham Radikal

Ali Fauzi (ANTARA FOTO/Didik Budiyarto)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.Com - Tindakan pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika yang memblokir sejumlah platform media sosial terkait konten terorisme dan radikal masih perlu ditingkatkan lagi. Jika sebelumnya sorotan lebih diarahkan kepada aplikasi pengirim pesan Telegram, kini konten terorisme dan radikalisme justru memenuhi WhatsApp.

Menurut mantan pentolan Jemaah Islamiyah Ali Fauzi, WhatsApp kini menjelma sebagai aplikasi pengirim pesan yang paling efektif menyebarkan paham radikal. Dalam perbincanngan dengan merahputih.com, Jumat (18/5), Ali Fauzi mengungkapkan akun berisi konten radikal memang menjadi salah satu cara para pelaku teroris merekrut anggota.

"Tidak salah jika pemerintah memblokir akun akun radikal. Tapi perlu dicatat, jika akun sudah ditutup, mereka jelas membuat akun lagi,"kata Ali Fauzi kepada merahputih.com di Surabaya.

Ali Fauzi bersama Kepala BNPT Suhardi Alius
Kepala BNPT Komjen Pol. Suhardi Alius (kedua kiri) bersama Ali Fauzi, mantan teroris sekaligus adik kandung Amrozi. (Foto Dok BNPT)

Adik kandung Amrozi ini pun membeberkan bagaimana peran media sosial terhadap pergerakan pelaku-pelaku teroris.

Dikatakannya, penyebaran kelompok kelompok radikal antara 10 tahun dengan 15 tahun lalu jelas berbeda.
Saat masih tergabung dengan kelompok ekstrim ini, Ali Fauzi dan jaringannya masih menggunakan offline atau bertatap muka. Itupun dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa membuat orang menjadi eksekutor.

"Untuk membuat orang masuk ke dalam jaringan, apalagi mau berkomitmen menjadikan dirinya sebagai bom bunuh diri, itu butuh waktu lama. Bukan sehari atau dua hari. Seperti di Surabaya yang sampai membawa keluarganya, itu butuh waktu empat sampai lima tahun," jelas Ali.

Sebab, untuk mendoktrin seseorang, ada fase-fase yang harus dilewati, diantaranya pembinaan mental, pembinaan ideologi yang tidak bisa secara instan. Semua butuh proses.

"Tidak pernah terjadi, hanya dalam hitungan hari, sudah bisa berkomitmen. Semua butuh waktu yang cukup lama, " terangnya.

Ali Fauzi
Ali Fauzi dalam diskusi seputar terorisme di Surabaya (ANTARA FOTO)

Tetapi, generasi 10 tahun lalu sudah berubah polanya sejak kemunculan media sosial, seperti facebook, instagram, telegram dan yang terbaru adalah WhatsApp.

"Saya lihat perkembangan sekarang, paham radikal ini disebar secara random. Sasaran yang paling kena adalah usia anak anak atau remaja," kata Ali melalui ujung teleponnya.

Maraknya ajakan pemahaman radikal melalui media sosial, masih kata Ali, sejak munculnya ISIS global untuk merespon mengajak bergabung ke Suriah.

Pada saat itu, pemahaman radikal disebar ke berbagai media sosial secara random. Hasilnya sangat efektif. Di situlah, data terimput dan tersaring, kemudian ada proses proses kelanjutan diantaranya, pendekatan, perekerutan lalu pembinaan.

"Nah, kalau dulu facebook. Sekarang yang paling efektif adalah whatsapp. Pertanyaannya, apakah pemerintah mampu menutup whatsapp yang bersangkutan? Tentu tidak mudah. Inilah yang menjadi pekerjaan pemerintah untuk menanggulangi itu. Sebab whatsapp lebih bersifat pribadi ketimbang facebook," pungkas Ali Fauzi.(*)

Berita ini ditulis berdasarkan laporan Budi Lentera, reporter dan kontributor merahputih.com untuk wilayah Surabaya dan sekitarnya.

Baca berita menarik lainnya dalam artikel: GP Ansor Duga Virus Radikalisme Telah Menjangkiti Institusi Pemerintah

#Teroris #Jaringan Teroris #Ali Fauzi #WhatsApp
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Pada tahun 2025, jumlah korban yang masih aktif dalam layanan LPSK tercatat sebanyak 30 terlindung per Agustus,
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Indonesia
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Densus 88 saat ini menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan keras (hard approach) dan pendekatan lunak (soft approach)
Angga Yudha Pratama - Jumat, 08 Agustus 2025
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Indonesia
Terungkap, Penghubung Teroris dengan Penyedia Dana dan Logistik Selama Ini Bersembunyi di Bogor
Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap terduga pelaku terorisme berinisial Y di wilayah Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Frengky Aruan - Senin, 21 Juli 2025
Terungkap, Penghubung Teroris dengan Penyedia Dana dan Logistik Selama Ini Bersembunyi di Bogor
Indonesia
BNPT Beberkan 4 Sistem Deteksi Dini Cegah Terorisme di 2026
BNPT juga menekankan perannya dalam mewujudkan keamanan nasional yang esensial bagi Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2026
Angga Yudha Pratama - Rabu, 16 Juli 2025
BNPT Beberkan 4 Sistem Deteksi Dini Cegah Terorisme di 2026
Indonesia
Pemerintah Bakal Coret Penerima Bansos yang Terbukti Terlibat Pendanaan Terorisme Hingga Tipikor
Presiden Prabowo Subianto sendiri telah menekankan pentingnya kerapian data agar program pemerintah menjangkau pihak yang benar-benar membutuhkan
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 12 Juli 2025
Pemerintah Bakal Coret Penerima Bansos yang Terbukti Terlibat Pendanaan Terorisme Hingga Tipikor
Dunia
20 Orang Tewas dalam Serangan Bom Bunuh Diri di Gereja Suriah
Saat serangan terjadi, misa sedang berlangsung di dalam gereja.
Dwi Astarini - Senin, 23 Juni 2025
20 Orang Tewas dalam Serangan Bom Bunuh Diri di Gereja Suriah
Dunia
Kim Jong-un Perintahkan Militer Korut Siaga Perang Total Sikapi Kebijakan AS
AS kembali menetapkan Pyongyang sebagai "negara yang tidak kooperatif" dalam upaya global memerangi terorisme.
Wisnu Cipto - Senin, 19 Mei 2025
Kim Jong-un Perintahkan Militer Korut Siaga Perang Total Sikapi Kebijakan AS
Indonesia
Situasi Yang Sempat Mencekam di Mapolres Pacitan, Kewaspadaan Ditingkatkan Antisipasi Teror Susulan
Kapolres masih enggan berspekulasi soal ada atau tidaknya keterkaitan dua pria itu dengan jaringan teroris di tanah air.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 27 April 2025
Situasi Yang Sempat Mencekam di Mapolres Pacitan, Kewaspadaan Ditingkatkan Antisipasi Teror Susulan
Lifestyle
WhatsApp Hadirkan Fitur Privasi Baru: Bisa Matikan Kamera Sebelum Menerima Panggilan Video
WhatsApp sedang mengembangkan fitur baru yang memberikan kontrol lebih kepada pengguna terkait privasi saat menerima panggilan video.
ImanK - Kamis, 13 Maret 2025
WhatsApp Hadirkan Fitur Privasi Baru: Bisa Matikan Kamera Sebelum Menerima Panggilan Video
Dunia
Serangan Bom Mobil di Kompleks Militer Pakistan Tewaskan 12 Orang, Mayoritas Anak-Anak
Kelompok Jaish Al Fursan dikabarkan mengaku bertanggung jawab atas serangan
Wisnu Cipto - Rabu, 05 Maret 2025
Serangan Bom Mobil di Kompleks Militer Pakistan Tewaskan 12 Orang, Mayoritas Anak-Anak
Bagikan