Alasan Bung Karno Emoh Pakai Busana Adat Indonesia


Presiden RI ke-I Sukarno (Foto: Istimewa)
MerahPutih Nasional - Sebagai Presiden Republik Indonesia pertama yang juga tokoh proklamator, Sukarno atau Bung Karno tidak pernah terpublikasikan mengenakan busana daerah selama menjabat sebagai Presiden.
Kesaksian tersebut tersampaikan melalui buku "Sewindu Dekat Bung Karno" yang ditulis Bambang Widjanarko, mantan ajudan Bung Karno yang mendampingi orang nomor satu republik itu sejak 1960 hingga di ujung kekuasaan Bung Karno pada 1968.
Kepada ajudannya tersebut, Bung Karno sempat menjelaskan alasannya tidak mengenakan busana daerah.
"Bambang, sejak dulu sampai sekarang dan untuk seterusnya, yang amat aku dambakan adalah kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia. Karena aku ditakdirkan sebagai seorang pemimpin dan sekarang menjadi Presiden Indonesia," ujar Bung Karno, seperti yang ditulis di buku "Sewindu Dekat Bung Karno".
Hal tersebut cukup kontras, lantaran Bung Karno kental dengan darah Jawa. Sebagai catatan, Bung Karno lahir di Surabaya, 6 Juni 1901.
Sebagai pemimpin Bangsa dan Bapak Proklamator, Bung Karno memang paham betul, sosoknya sebagai pemersatu bangsa harus dikedepankan daripada menunjukkan suku aslinya.
"Aku harus mau mengorbankan kesukuan Jawa-ku, untuk membuktikan kesungguhan ke-Indonesiaan-ku itu. Baik resmi atau tidak resmi, siang maupun malam, aku ini tetap Presiden Indonesia, bukan presiden orang Jawa saja," ujar Bung Karno lagi yang tertuang melalui buku tersebut.
Selain ingin menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, sebagai orang nomor satu di Indonesia, Bung Karno juga ingin menunjukkan identitasnya sebagai pemimpin negara sebesar Indonesia.
"Selama aku jadi presiden, seluruh mata bangsa Indonesia akan melihat dan memperhatikanku, termasuk pakaian yang aku pakai. Itu sebabnya aku selalu berpakaian rapi dan memakai peci hitam, yang aku harapkan menjadi ciri atau identitas bangsa Indonesia," ujarnya lagi.
Menurut Bung Karno, melalui buku yang ditulis Bambang Widjanarko itu, dirinya bukanlah anti pakaian adat. Malah sebaliknya Bung Karno adalah pengagum busana adat.
"Hanya bagi pejabat tinggi negara sebaiknya ada batas-batasnya, contoh Gubernur Aceh berpakaian adat Aceh atau Gubernur Bali berpakaian adat Bali, itu baik sekali. Mereka itu memang kepala daerah dari daerah yang dipimpinnya," tutur Bung Karno lagi.
Tradisi mengenakan peci usai era Bung Karno sebagai presiden, selalu diikuti presiden Indonesia setelahnya, kecuali Megawati Soekarnoputri. (wan)
Bagikan
Berita Terkait
Jadi Tamu Utama HUT ke-76 India, Prabowo Ikuti Jejak Sukarno 75 Tahun Silam

3 Tempat untuk Mengenang Kejadian G30S PKI

Guntur Sebut Pendongkelan Kepemimpinan Sukarno tidak Sah
Ini nih, Menu Sahur Sukarno dan Hatta Jelang Indonesia Merdeka

Jokowi Berikan Gelar Pahlawan Nasional Untuk Enam Tokoh

Piala Bergilir Soekarno Cup Hasil Kontemplasi Prananda dan Diwujudkan Dolorosa Sinaga

Mengagumi Kemegahan Tiga Mobil Dinas Presiden Sukarno
