Aktivitas Bocah Meriahkan Ramadan


Bocah-bocah membangunkan sahur. (YouTube@Yoga Gembul))
SUASANA Ramadan memang berbeda dengan waktu-waktu lainnya. Bulan Ramadan selalu ditungu-tunggu untuk melakukan ibadah lebih intensif. Namun bagi anak-anak malam di bulan Ramadan menjadi saat lebih panjang bermain.
Di bulan Ramadan bagi anak-anak memiliki tradisi yang tak bisa mereka lewatkan. Seolah tanpa tradisi itu Ramadan hanya berlalu begitu saja.
Baca Juga:

Perang sarung
Permainan ini kerap dilakukan oleh anak-anak laki-laki pada waktu Tarawih. Setelah salat Tarawih selesai biasanya anak-anak akan bermain perang sarung ini. Dinamakan perang sarung, karena alat yang digunakan adalah sarung yang digulung dari ujung kanan bawah hingga ke bagian ujung sarung sebelah kiri. Kemudian akan diikat jika terdapat bagian gulungan yang tebal. Permainan ini sebenarnya cukup mudah, hanya menyerang lawan menggunakan sarung sampai lawan tumbang.
Petasan
Petasan di sini dipakai bukan untuk mengganggu orang lain. Tapi hanya ingin mendengar suara kencang yang dihasilkan oleh barang yang terbuat dari bubuk peledak tersebut. Petasan ini dimainkan di tempat yang jauh dari kerumunan orang, biasanya di tempat yang luas seperti lapangan.
Petasan yang digunakan pun biasanya memiliki nama yang bermacam-macam. Seperti petasan cabai, petasan tomat, petasan kupu-kupu dan lain macamnya. Kegiatan ini juga biasanya dimainkan saat menunggu buka puasa, seusai salat Tarawih atau salat Subuh.
Baca Juga:

Sahur keliling
Anak-anak tidur saat sahur? Tidak, biasanya para anak-anak ini akan mengikuti orang tuanya membangunkan sahur. Kegiatan yang menggunakan suara kencang ini menjadi daya tarik tersendiri bagi anak-anak yang menggemari keributan, mereka akan membawa alat-alat yang memiliki bunyi yang nyaring untuk mengililing pemukiman rumah untuk membangunkan orang-orang akan sahur.
Pawai obor
Kegiatan ini biasanya hadir sebelum memasuki bulan puasa atau malam sebelum lebaran. Biasanya anak-anak akan mendominasi kegiatan ini dan tentunya dalam pengawasan orang tua yang ketat. Mereka akan membawa potongan bambu yang bagian ujung dilapisi minyak yang diberi api, dan akan mengelilingi lingkungan sekitar rumah sembari melantunkan salawat. (mro)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Tradisi Yaa Qowiyyu Klaten, Ribuan Warga Berebut Gunungan Apem

Puasa Tasua dan Asyura 2025: Jadwal, Keutamaan, dan Niat Lengkap

Mengenal Puasa Hari-Hari Putih Menurut Kalender Hijriah

Tradisi Murok Jerami Desa Namang Resmi Diakui Jadi Kekayaan Intelektual Khas Indonesia

PT KAI Angkut 4,3 Juta Orang Pemudik, Ada 10 KA Jarak Jauh Jadi Favorit

Lebaran Sapi, Tradisi Unik Warga Lereng Merapi Boyolali Rayakan Hewan Ternak

Hal Unik Yang Terjadi di Tradisi Kupatan Setiap 8 Syawal di Indonesia

Filosofi Tradisi Kutupatan Jejak Peninggalan Sunan Kalijaga

Prabowo Senang Menteri Kerja Keras Redam Gejolak Harga Pangan di Saat Ramadan dan Idul Fitri
