Aksi Terduga Teroris di Polsek Daha Selatan Bukti Polri Rawan Jadi Target ISIS
Barang bukti terduga teroris yang menyerang Polsek Daha Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan. Foto: Istimewa
MerahPutih.com - Pengamat Intelijen dan Keamanan, Stanislaus Riyanta menyebut, pelaku teror di Polsek Daha Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan berafiliasi dengan organisasi ISIS. Hal itu mengaku berdasarkan pola serangan yang dilancarkan pelaku teror tersebut.
“Dilihat dari model serangan, atribut dan targetnya, kemungkinan besar pelaku tersebut terpengaruh atau berafiliasi dengan ISIS. Karena tindakan hukum yang dilakukan oleh Polri membuat kelompok radikal yang berafiliasi dengan ISIS menjadi terdesak,” kata Stanislaus kepada wartawan, Selasa (2/6)
Baca Juga
Belajar dari Kerusuhan di AS, Polri Harus Hentikan dan Usut Tuntas Penyiksaan Warga
Selain aksi oleh kelompok yang berafiliasi dengan ISIS di Indonesia seperti JAD dan MIT yang kerap menyerang polisi, Stanislaus juga mengingatkan agar aparat sangat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap aksi model lone wolf yang sulit dideteksi ruang geraknya.
“Aksi model lone wolf sulit dideteksi, karena bergerak seorang diri sehingga tidak ada komunikasi atau transaksi yang bisa dipantau,” tuturnya.
Kepala Bidang Humas Polda Kalimantan Selatan, Kombes M. Rifai mengatakan, bahwa Brigadir Leonardo Latupapua mendapat kenaikan pangkat dari Kapolri menjadi bripka atau brigadir polisi kepala karena meninggal dunia dalam tugasnya.
“Atas kejadian tersebut Kapolri Jenderal Polisi Idam Azis turut berbela sungkawa dan memberikan Santunan kepada keluarga korban Brigadir LL dan menaikkan pangkat setingkat lebih tinggi kepada korban,” kata Rifai.
Rifai menuturkan, bantuan tersebut disalurkan langsung Kapolda Kalimantan Selatan Irjen Pol Nico Afinta. Saat ini korban akan diberangkatkan dari rumah sakit ke rumah duka.
“Di samping itu Kapolda Kalsel juga mengunjungi rumah sakit dan mengunjungi rumah almarhum Brigadir LL dan memberikan santunan kepada keluarga Brigadir LL,” ujar Rifai.
Perlu diketahui, bahwa Leonardo Latupapua pada Senin (1/6) tengah menjalankan piket di SPKT Polsek Daha Selatan. Sekitar pukul 02.15 WITA, tiba-tiba ada seorang pria melakukan serangan teror di sana.
Baca Juga
Masih Legalkan Hukuman Mati, Harlah Pancasila Dianggap Hanya Pepesan Kosong
Setelah melakukan pembakaran mobil patroli, pria yang dikabarkan bernama Abdul Rahman itu masuk ke ruang SPKT dan melakukan serangan ke anggota kepolisian dengan pedang samurai yang dibawanya.
Akibat insiden itu, Brigadir Leonardo Latupapua terkena tikaman dan akhirnya meninggal dunia. Saat dilakukan penggeledahan terhadap pelaku, polisi menemukan beberapa barang salah satunya adalah atribut berlogo ISIS. Polisi menyelidiki kasus ini dan mengembangkan jaringannya. (Knu)
Bagikan
Berita Terkait
Polisi dan Tim Kemenhut Baku Tembak Dengan Pemburu Liar Rusa Timor TN Komodo
6 Polisi Pengeroyok 'Mata Elang' Jalani Sidang Etik
Amankan Nataru 2025/2026, Operasi Lilin 2025 Kerahkan 146.701 Personel Gabungan
Habiburokhman tak Masalah Anggota Polri Bertugas di Instansi Lain, Selama Sesuai Fungsi Kepolisian
Masih Aman, Pakar Hukum Tata Negara Sebut Anggota Polisi yang Duduki Jabatan Sipil tak Perlu Ditarik
Reformasi Polri Harus Menyasar Isu Pengangkatan Kapolri dan Jabatan Sipil Polisi Aktif
6 Orang Polisi Jadi Tersangka Pengeroyokan Diduga 'Mata Elang' di Kalibata Jakarta
22 Orang Tewas dalam Kebakaran, Polisi Tetapkan Dirut Terra Drone sebagai Tersangka
Polisi Pastikan Pengurusan Surat Kendaraan Korban Bencana di Sumatra tak Dipersulit
Pemprov DKI Tanggung Biaya Pemakaman Korban Kebakaran Toko Drone