Akademisi Minta Pemerintah Segera Daftarkan Keroncong ke UNESCO


Musisi keroncong dari Berau Kalimantan Timur memainkan alat musik dalam Keroncong Week di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Jumat (10/4). (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)
MerahPutih Musik - Pengamat sekaligus akademisi musik Victor Ganap menyatakan bahwa musik keroncong merupakan produk asli Indonesia. Menurutnya, masyarakat Portugis tidak mengenal musik keroncong. Portugis hanya mewariskan alat musik cuk dan cak, dan di Indonesia diolah oleh warga setempat menjadi musik keroncong.
"Para pedagang Portugis membawa kavakinyo, nenek moyang dari gitar ukulele atau cuk dan cak. Ketika sampai di Indonesia, para pedagang tersebut ada yang menetap dan berkeluarga di sini, sehingga memperkenalkan gitar kavakinyo kepada penduduk setempat. Perkenalan tersebut direspon penduduk dalam bentuk musik yang kita kenal sekarang sebagai musik keroncong. Kepada kita, Portugis hanya mewariskan kavakinyo dan keroncong," jelas Victor saat jumpa pers Pasar Keroncong Kotagede 2015, di Omah Dhuwur Resto, Kotagede, DI Yogyakarta, Kamis (10/12).
Profesor yang mengajar di Institut Seni Indonesia (ISI) ini menyatakan bahwa musik keroncong banyak dikembangkan di Jawa. Pengembangan tersebut dilakukan dengan cara memasukkan unsur-unsur tradisional ke dalam balutan nuansa keroncong.
"Sebagai contoh, Kusbini menciptakan irama-irama keroncongnya berdasarkan gending-gending Jawa. Selain itu, Gesang yang berasal dari Solo menciptakan iramanya dengan nada dasar langgam-langgam mocopatan. Di sini, saya melihat musik keroncong selalu berhasil berkomunikasi dengan masyarakatnya sehingga bisa mengikuti perubahan zaman," ungkapnya.
Victor berharap, pemerintah bisa bertindak cepat untuk segera mendaftarkan musik keroncong sebagai warisan dunia. Hal ini lantaran generasi muda saat ini kurang meminati musik keroncong.
"Untuk bisa mendaftarkan produk lokal ke UNESCO, harus ada bentuk kegiatannya. Misalnya bagaimana masyarakat menghidupinya. Di Johor, salah satu negara bagian Malaysia, musik keroncong mulai diajarkan sejak SD. Maka bisa dibayangkan bagaimana 10 tahun ke depan generasi muda Malaysia sudah lebih mengenal keroncong. Padahal kan keroncong musik asli Indonesia dan berkembang di Jawa," pungkasnya. (fre)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Kearifan Lokal Jaga Warga Bikin Yogyakarta Cepat Pulih Dari Demo Berujung Rusuh

Kartu Kuning 2 Tahun Berakhir, Geopark Kaldera Toba Kembali Raih Status Kartu Hijau UNESCO

KAI Daop 6 Yogyakarta Layani 219.400 Penumpang Selama Long Weekend Maulid Nabi

Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa

Viral! Surat-Surat R.A. Kartini Masuk Daftar Memory of the World, Bukti Perempuan Indonesia Punya Kontribusi Penting untuk Peradaban Dunia

Pesisir Medan Berpotensi Banjir 22-28 Agustus, Hujan Lebat Akan Guyur DIY

Saat Libur Peringatan HUT ke-80 RI, Daop 6 Yogyakarta Alami Kenaikan Penumpang 5,5 Persen

85.792 Wisatawan Mancanegara Naik Kereta Api Selama Juli 2025, Yogyakarta Jadi Tujuan Tertinggi

Rencana Pembangunan 600 Vila di Pulau Padar Komodo, Menhut Tunggu Aprisal UNESCO

Viral, Driver Ojol Dikeroyok karena Telat Antar Kopi, Ratusan Rekan Geruduk Rumah Customer
