Adu Kaya 10 Capim KPK, Wakil Polri Paling Tajir

Wisnu CiptoWisnu Cipto - Rabu, 04 September 2019
Adu Kaya 10 Capim KPK, Wakil Polri Paling Tajir

Dosen Luthfi Jayadi Kurniawan menjadi satu-satunya Capim KPK yang belum menyerahkan LHKPN dengan alasan dirinya berstatus bukan penyelenggara negara. (Ist/Net)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Panita Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Pansel Capim KPK) telah menyerahkan sepuluh nama kandidat hasil proses seleksi kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), Senin (2/9). Sepuluh nama kandidat yang lolos seleksi tahap akhir itu akan diserahkan Presiden Jokowi ke Komisi III DPR untuk mengikuti uji kelayakan dan kepatutan.

Sepuluh calon pendekar antikorupsi itu Alexander Marwata (KPK), Firli Bahuri (Polri)‎, I Nyoman Wara (Jaksa), Johanis Tanak (Jaksa), Lili Pintauli Siregar (Advokat), Luthfi Jayadi Kurniawan (Dosen)‎, Nawawi Pomolangi (Hakim), Nurul Ghufron (Dosen), Roby Arya Brata (PNS Sekretariat Kabinet)‎, dan Sigit Danang Joyo (PNS Kemenkeu).

Baca Juga: Riwayat Sepak Terjang 10 Calon Bos KPK Tersisa

Berdasarkan data dari elhkpn.kpk.go.id yang dilihat MerahPutih.com, ada sembilan capim yang melaporkan kekayaan dengan nilai beragam. Sedangkan, Luthfi Jayadi Kurniawan tidak menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) karena bukan penyelenggara negara. Dia tercatat sebagai aktivis antikorupsi di Kota Malang dan menjadi pendiri Malang Corruption Watch (MCW) sekaligus Dosen Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Muhammadiyah Malang.

Berikut Harta Kekayaan Capim KPK Jilid V:


1. Alexander Marwata

Alexander Marwata
Capim KPK Alexander Marwata menjalani uji publik di hadapan pansel dan panelis di gedung Sekretariat Negara Jakarta, Selasa (27/8). (ANTARA/Desca Lidya Natalia)

Wakil Ketua KPK periode 2015-2019 ini tercatat memiliki harta sebesar Rp3.968.145.287. Alex melaporkan harta kekayaannya terakhir pada Februari 2019 saat akan mencalonkan kembali menjadi Komisioner KPK. Kekayaan Alex terdiri dari harta bergerak dan tidak bergerak.

Harta bergerak mantan hakim ad-hoc di Pengadilan Tipikor Jakarta pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat itu mencapai Rp414.500.000. Sedangkan harta tak bergerak Alex berupa dua tanah dan bangunan di kawasan Tangerang dengan total nilai Rp3.044.036.000.

Alex juga tercatat memiliki harta bergerak lain sebanyak Rp172.550.000, surat berharga senilai Rp540.397.576, kas dan setara kas senilai Rp796.661.711. Pria yang lama berkarir di Badan Pengawas Pembangunan Keuangan (BPKP) ini memiliki hutang sebanyak Rp1.000.000.000.

2. Irjen Firli Bahuri

Irjen Firli Bahuri
Inspektur Jenderal Polisi Firli Bahuri menjadi peserta kelima yang mengikuti tes wawancara dan uji publik Capim KPK di Gedung Sekretariat Negara (Foto/Antaranews)

Kapolda Sumatera Selatan ini tercatat memiliki harta kekayaan mencapai Rp18.226.424.386. Dengan total kekayaan miliaran rupiah itu, Firli menjadi Capim KPK terkaya. Ia terakhir melaporkan harta keayaannya pada Maret 2019. Kekayaan Firli terdiri dari harta bergerak dan tidak bergerak.

Total harta bergerak mantan Deputi Penindakan KPK itu sebanyak Rp632.500.000. Firli tercatat memiliki harta tidak bergerak berupa tanah dan bangunan mencapai total Rp10.443.500.000. Ia juga tercatat memiliki harta lain berupa kas dan setara kas seharga Rp7.150.424.386.

3. I Nyoman Wara

I Nyoman Wara
Capim KPK I Nyoman Wara menjalani uji publik di hadapan pansel dan panelis di gedung Sekretariat Negara Jakarta, Selasa (27/8). (Foto: Desca Lidya Natalia)

Auditor Utama Investigasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) ini tercatat memiliki harta kekayaan sebesar Rp1.674.916.713. Kekayaan yang dilaporkan Nyoman pada Maret 2019 itu terdiri dari harta bergerak dan tidak bergerak.

Harta bergerak Nyoman senilai Rp277.000.000. Sementara untuk harta tak bergerak yang dimiliki Nyoman mencapai total Rp884.700.000. Dia juga memiliki kekayaan lain berupa harta bergerak lain seharga Rp72.000.000 serta kas dan setara kas Rp751.216.713. Nyoman juga tercatat memiliki hutang sebanyak Rp310.000.000.

4. Johanis Tanak

Johanis Tanak
Capim KPK Johanis Tanak menjalani uji publik di hadapan pansel dan panelis di gedung Sekretariat Negara Jakarta, Rabu (28/8/2019). ANTARA/Desca Lidya Natalia/aa.

Direktur Tata Usaha Negara Kejaksaan Agung (Kejagung) ini tercatat memiliki harta senilai Rp8.340.407.121. Kekayaan yang dilaporkan Direktur Tata Usaha Negara Kejagung pada Juni 2019 itu meliputi harta bergerak dan tidak bergerak.

Harta bergerak Johanis bernilai Rp297.000.000. Sementara untuk harta tidak bergerak berupa tanah dan bangunannya senilai Rp4.574.648.000. Johanis memiliki harta bergerak lain senilai Rp32.300.000 serta kas dan setara kas bernilai Rp3.436.459.121.

Baca Juga : Terima 10 Nama Capim KPK, Jokowi: Akan saya Koreksi

#KPK #Capim KPK #Ketua KPK #Seleksi Pimpinan KPK
Bagikan
Ditulis Oleh

Ponco Sulaksono

Berita Terkait

Indonesia
Mantan Wamenkaer Immanuel Ebenezer Segera Disidang
Juru Bicara KPK Budi Prasetyo mengatakan KPK hingga saat ini atau Rabu (17/12) masih merampungkan berkas perkara kasus tersebut.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 17 Desember 2025
Mantan Wamenkaer Immanuel Ebenezer Segera Disidang
Indonesia
Setelah Mantan Menag, KPK Lanjutkan Pemeriksaan Pengusaha dan Staf Khusus di Kasus Kuota Haji
Pemanggilan tersebut dilakukan untuk melengkapi penyidikan kasus dugaan korupsi penentuan kuota dan penyelenggaraan ibadah haji di Kementerian Agama tahun 2023–2024.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 17 Desember 2025
Setelah Mantan Menag, KPK Lanjutkan Pemeriksaan Pengusaha dan Staf Khusus di Kasus Kuota Haji
Indonesia
KPK Bongkar Diskresi Kuota Haji 2024 saat Periksa Eks Menag Yaqut
Kebijakan diskresi pembagian kuota haji tambahan yang dinilai menyimpang dari ketentuan undang-undang dan berdampak luas terhadap calon jemaah.
Dwi Astarini - Rabu, 17 Desember 2025
KPK Bongkar Diskresi Kuota Haji 2024 saat Periksa Eks Menag Yaqut
Indonesia
KPK Kembali Periksa Gus Yaqut, Dalami Kerugian Negara Kasus Kuota Haji 2024
KPK kembali memeriksa mantan Menag Yaqut Cholil Qoumas terkait dugaan korupsi kuota haji 2024. Kerugian negara ditaksir mencapai Rp 1 triliun lebih.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 17 Desember 2025
KPK Kembali Periksa Gus Yaqut, Dalami Kerugian Negara Kasus Kuota Haji 2024
Indonesia
Diperiksa 8 Jam oleh KPK, Eks Menag Yaqut Irit Bicara soal Kasus Kuota Haji
Eks Menag, Yaqut Cholil Qoumas, irit bicara usai diperiksa KPK, Selasa (16/12). Ia diperiksa sebagai saksi kasus dugaan korupsi kuota haji.
Soffi Amira - Selasa, 16 Desember 2025
Diperiksa 8 Jam oleh KPK, Eks Menag Yaqut Irit Bicara soal Kasus Kuota Haji
Indonesia
Mantan Menag Gus Yaqut Kembali Diperiksa KPK
KPK memulai penyidikan kasus kuota haji pada 9 Agustus 2025. Pada 11 Agustus 2025, KPK mengumumkan penghitungan awal kerugian negara dalam kasus tersebut mencapai Rp 1 triliun
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 16 Desember 2025
Mantan Menag Gus Yaqut Kembali Diperiksa KPK
Indonesia
Ada Dugaan Gratifikasi, KPK Geledah Rumah Dinas Plt Gubernur Riau SF Hariyanto
KPK menggeledah rumah dinas Plt Gubernur Riau, SF Hariyanto. Hal itu terkait adanya dugaan pemerasan dan penerimaan gratifikasi.
Soffi Amira - Senin, 15 Desember 2025
Ada Dugaan Gratifikasi, KPK Geledah Rumah Dinas Plt Gubernur Riau SF Hariyanto
Indonesia
Temuan Awal Duit Korupsi Bupati Lampung Tengah Rp 5 Miliar, Diduga Buat Bayar Utang Pilkada
Tidak akuntabel dan tidak transparannya laporan keuangan partai politik turut memperbesar risiko masuknya aliran dana tidak sah ke dalam sistem kepartaian.
Alwan Ridha Ramdani - Sabtu, 13 Desember 2025
Temuan Awal Duit Korupsi Bupati Lampung Tengah Rp 5 Miliar, Diduga Buat Bayar Utang Pilkada
Indonesia
KPK: Bupati Lampung Tengah Gunakan Uang Korupsi untuk Operasional dan Bayar Utang Kampanye
KPK mengungkap total aliran dana Rp 5,75 miliar yang diduga diterima Bupati Lampung Tengah Ardito Wijaya dari fee proyek dan gratifikasi.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 11 Desember 2025
KPK: Bupati Lampung Tengah Gunakan Uang Korupsi untuk Operasional dan Bayar Utang Kampanye
Indonesia
KPK Tetapkan Bupati Lampung Tengah dan Anggota DPRD Riki Hendra Saputra sebagai Tersangka Kasus Korupsi
KPK menetapkan Bupati Lampung Tengah Ardito Wijaya dan empat orang lainnya sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan barang/jasa dan gratifikasi.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 11 Desember 2025
KPK Tetapkan Bupati Lampung Tengah dan Anggota DPRD Riki Hendra Saputra sebagai Tersangka Kasus Korupsi
Bagikan