Motif Istri TNI Sindir Penusukan Wiranto di Mata Ahli Intelijen


Menko Polhukam Wiranto dibawa ke rumah sakit usai ditusuk simpatisan ISIS di Pandeglang. Foto: ANTARA
MerahPutih.com - Pengamat intelijen Stanislaus Riyanta menilai adanya tudingan miring terhadap penusukan Menkopolhukam Wiranto tak lepas dari adanya fenomena 'politik kebenaran' pasca-Pilpres 2019 di lapisan masyarakat.
Bahkan, ada sejumlah istri TNI yang menyatakan kelegaan, menyindir atau menuding ada rekayasa dalam insiden yang dialami Menkopolhukam itu.
Menurut Stanilaus, mereka yang menganggap rekayasa dan senang dengan penusukan Wiranto didasari karena adanya rasa ketidaksukaan terhadap Pemerintahan Presiden Jokowi.
"Seperti hoaks, kalau dia suka dia anggap benar. Lalu, Jokowi menang kan benar, tapi kalau dia nggak suka dia anggap benar seperti curang," kata Stanislaus kepada Merahputih.com di Jakarta, Rabu (16/10).
Baca Juga

Stanislaus mencontohkan status sejumlah istri tentara di media sosial yang akhirnya berujung sanksi terhadap karier suami mereka.
"Ini bagian dari residu Pilpres. Pak Wiranto kan bagian dari pak Jokowi. Mungkin mereka bukan pendukung pak Jokowi," tutur pakar Intelijen itu.
Tak hanya itu, Stanislaus mengakui adapula pembela kelompok radikal yang bersuara penusukan Wiranto merupakan rekayasa. Namun, kata dia, alasan itu tidak berlaku dalam kasus para istri tentara.
"Ini karena residu Pilpres. Harusnya ini diantisipasi karena TNI dan Polri beserta keluarga harus bersih dari politik. Apalagi pak Wiranto merupakan bagian dari TNI dan Menkopolhukam. Harusnya jiwa korsanya muncul. Ini menyedihkan, kan ini musibah harunsya orang bersimpati," papar Stanislaus.
Baca Juga
Istri Sindir Wiranto di Medsos, Tujuh Anggota TNI Dicopot Jabatannya
Lebih jauh, Stanislaus juga melihat suami harus bertanggungjawab dengan apa yang dilakukan istrinya. Ia menyebut, mereka harus dikembalikan lagi ke nilai Pancasila dan kesetiaan kepada negara.
"Istri dan suami harus setiap kepads negara. Harus ada yang dibenerin kalau terjadi seperti ini. Perlu ada deradikalisasi dan komunikasi yang intens. Kalau ada yang melanggar hukum ya harusnya diproses hukum," tutup Stanislaus.

Seperti diketahui, bukan hanya Kolonel Hendi Suhendi (HS) saja yang dihukum karena istrinya tidak bijak dalam bermedia sosial. Total ada tujuh prajurit TNI AD yang dihukum serupa dengan eks Dandim Kendari itu.
Baca Juga
Guyonan Eks Kepala BIN dan Wiranto: Kenang Masa Akmil Hingga Kopassus
Dua dari tujuh orang itu adalah Kolonel HS dan Serda J, yang dicopot dari jabatannya serta ditahan 14 hari lantaran masing-masing istrinya membuat posting-an nyinyir soal penusukan Wiranto. Kemudian ada juga prajurit dari Korem Padang, Kodim Wonosobo, Korem Palangka Raya, Kodim Banyumas, dan Kodim Mukomuko, Jambi. Salah satu di antaranya dihukum karena yang bersangkutan sendiri yang melakukan kesalahan di media sosial, bukan istrinya.
Hukuman yang diterima 7 prajurit itu pun berbeda-beda. Kasusnya pun umum, bukan hanya postingan soal penusukan terhadap Menko Polhukam Wiranto. (Knu)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Sepak Terjang Wiranto, Pernah Diisukan Berseberangan kini Jadi Penasihat Khusus Prabowo

Swasta Bersedia Bantu Impor Sapi Perah Program Makan Bergizi Gratis

Wiranto Beberkan Alasan Dukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024

OSO Doakan Wiranto Diterima di PAN

Hanura Sebut Wiranto Dipecat Setelah Dapat Jabatan Wantimpres Jokowi

Wiranto Dukung Prabowo, Pengamat: Masa Lalu Keduanya Sudah Tutup Buku

Langkah Politik Wiranto Sebar Kader Bekas Hanura ke Partai Politik

Wiranto Bawa Kader Potensial Eks Hanura ke PPP

Prabowo Adakan Pertemuan dengan Wiranto Hari Ini

Sekjen PAN tidak Menyangkal Kabar Bergabungnya Wiranto
